Hadits Bathil Gubahan Misionaris Kristen - Bagian 2

1. ALLAH SWT MENUDUH PERUT BERBOHONG
Sahih Bukhari 7.71.614
Diriwayatkan oleh Abu Said: seseorang datang pada sang nabi dan berkata, ‘Saudaraku perutnya sedang sakit.” Sang Nabi berkata, “Suruh dia minum madu.”Orang itu datang lagi dan berkata, “Sudah kusuruh minum madu tapi malah tambah parah.” Sang nabi lalu berkata, “Allah telah mengatakan yang sesungguhnya, perut saudaramu yang berbohong.”

Hadits aslinya
Dari Abu Said Al-Khudri ra, ia berkata. Ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah, lalu berkata: Saudaraku merasa mual-mual perutnya. Rasulullah bersabda, minumkanlah madu! Setelah orang itu memberi madu kepada saudaranya, dia datang lagi kepada Rasulullah dan melapor: aku telah meminumkannya madu tetapi dia malah bertambah mulas. Kejadian itu berulang sampai tiga kali. Pada kali keempat Rasulullah, tetap bersabda: Minumkanlah Madu! Orang itupun masih saja melapor. Aku benar-benar telah meminumkannya madu tetapi dia malah bertambah mulas, maka Rsulullah bersabda, Maha Benar Allah (dalam firman-Nya, surah An-Nahl 69) dan ada yang tidak beres dengan perut saudaramu itu. Akhirnya Rasulullah sendiri yg meminumkannya madu dan saudara orang itupun sembuh.”

2. MONYET PUN MEMPRAKTEKKAN HUKUM SYARIAH
Sahih Bukhari 5.58.188
Diriwayatkan ‘Amr bin Maimun: Ketika perioda pra-islam, jaman jahilliyah, aku melihat monyet betina dikelilingi oleh sejumlah monyet-monyet lain. mereka semuanya sedang merajam monyet betina itu, karena monyet itu telah melakukan zinah. Akupun ikut merajamnya.

Hadits aslinya:
Telah diceritakan kepada kami Nu’aim bin Hamad, Dari Amru ibn Maimun, telah menceritakan kepada kami Husyaim dari Hushain, dari dari Amru bin Maimun berkata, ”Aku pernah melihat di zaman jahiliyyah, seekor monyet sedang dikerumini oleh monyet-monyet lainnya. Monyet itu telah berzinah lalu monyet-monyet lainnya merajamnya (melempari dengan batu), dan aku ikut merajamnya bersama mereka”. [HR Bukhari: 3560]

Makna Hadits:
Sesungguhnya Monyet itu ada yang bersumber dari manusia, yaitu manusia-Manusia yang dikutuk oleh Allah karena melanggar perintah untuk sembahyang hari sabtu (Kisah Zaman Nabi Musa), sebagaimana Firman Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat 65 : “Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar di antaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka: “Jadilah kamu kera yang hina”.

3. JANGAN-JANGAN MUHAMMAD ITU VAMPIR?
Sahih Bukhari 1.12.815
Diriwayatkan oleh Abdul Aziz. Seseorang bertanya pada Anas, “Apa yang kau dengar dari sang Nabi tentang bawang putih?” Dia berkata, “Sang Nabi bersabda, ‘Siapapun yang memakan tumbuhan ini (bawang atau garlic) jangan dekat-dekat kami atau sholat bersama kami.”

Hadist aslinya:

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللّهِ، عَنِ النّبيّ صلى الله عليه وسلم، قَالَ: “مَنْ أَكَلَ مِنْ هَذِهِ, الْبَقْلَةِ، الثّومِ (وَقَالَ مَرّةً: مَنْ أَكَلَ الْبَصَلَ وَالثّومَ …وَالْكُرّاثَ) فَلاَ يَقْرَبَنّ مَسْجِدَنَا، فَإِنّ الْمَلاَئِكَةَ تَتَأَذّى مِمّا يَتَأَذّى مِنْهُ بَنُو آدَمَ”. (رواه مسلم)
Dari Jabir bin Abdullah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Barangsiapa yang memakan biji-bijian ini, yakni bawang putih (suatu kali beliau mengatakan, “Barangsiapa yang memakan bawang merah, bawang putih dan kurrats [sejenis mentimun]), maka janganlah ia mendekati masjid kami, sebab malaikat merasa terganggu dengan hal yang membuat Bani Adam (manusia) terganggu.” [HR.Muslim]

Hadist Lainnya:

عَنْ جَابِر بْنِ عَبْدِ اللّهِ قَالَ (وَفِي رِوَايَةِ حَرْمَلَةَ وَزَعَمَ) أَنّ رَسُولَ اللّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ “مَنْ أَكَلَ ثُوماً أَوْ بَصَلاً فَلْيَعْتَزِلْنَا أَوْ لِيَعْتَزِلْ مَسْجِدَنَا، وَلْيَقْعُدْ فِي بَيْتِه”. وَأَنّهُ أُتِيَ بِقِدْرٍ فِيهِ خَضِرَاتٌ مِنْ بُقُولٍ، فَوَجَدَ لَهَا رِيحاً، فَسَأَلَ فَأُخْبِرَ بِمَا فِيهَا مِنَ الْبُقُولِ. فَقَالَ: “قَرّبُوهَا” إِلَىَ بَعْضِ أَصْحَابِهِ. فَلَمّا رَآهُ كَرِهَ أَكْلَهَا، قَالَ: “كُلْ، فَإِنّي أُنَاجِي مَنْ لاَ تُنَاجِي”. (رواه مسلم)
Dari Jabir bin Abdullah, ia berkata (Di dalam riwayat yang disampaikan Harmalah, ‘Dan ia mengklaim’) bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang memakan bawang putih atau bawang merah, maka hendaklah ia meninggalkan kami, atau hendaklah ia meninggalkan masjid kami dan hendaklah ia duduk di rumahnya.”

Sesungguhnya beliau disuguhi panci berisi biji-bijian hijau lantas mencium bau darinya, lalu beliau diberitahu mengenai biji-bijian apa itu. Lantas beliau bersabda, “Dekatkanlah kemari” -beliau mengatakannya kepada sebagian para shahabat yang bersamanya-, tatkala melihatnya, beliau tidak suka untuk memakannya seraya bersabda, “Makan saja, sesungguhnya aku sedang bermunajat kepada Yang tidak kalian munajati.” [HR.Muslim]

Pelajaran dari  Hadist:
Seorang yang melaksanakan shalat hendaknya memakai sebaik-baik wewangian dan aroma, apalagi bila ingin melaksanakan shalat di masjid-masjid Jami’. Oleh karena itu, Nabi SAW melarang siapa saja yang memakan bawang merah atau bawang putih untuk melaksanakan shalat di masjid, tetapi sebaiknya di rumah saja. Hal ini dimaksudkan agar bau tidak sedap bawang yang dimakannya tidak menjadi penyebab shalat para jema’ah lain terganggu.

4. MUHAMMAD JOROK, NGAJARIN JILAT-JILAT
Sahih Bukhari 7.65.366
Diriwayatkan oleh Ibn Abbas: Sang nabi berkata, “jika kamu makan, jangan membersihkan tanganmu sebelum kau jilati lebih dulu, atau dijilati oleh orang lain.”

Hadits aslinya:

عن ابن عبّاس قال: قال رسول الله صلّى الله عليه وسلّم ” إذا أكل أحدكم طعاما فلا يمسح يده حتّى يلعقها أو يلعقها ” متّفق عليه
Dari Ibnu Abbas ia berkata: Rasulullah SAW bersabda. “Jika kalian makan makanan maka jangan mencuci tangan sampai (selesai) menjilatinya atau menjilatkannya. [HR. Bukhari Muslim].

Pelajaran dari Hadist:
Sesungguhnya dalam makanan itu terdapat Rahmat Allah, tetapi yang manakah dari makanan itu yang diberikan rahmat, hanya Allah yang mengetahuinya. Untuk itulah Rasulullah memerintahkan umatnya untuk menjilat tangannya setelah selesai makan, karena dikwatirkan bahwa makanan yang menempel ditangan inilah yang mengandung Rahmat itu.

5. PERALATAN MAKAN MINUM DARI PERAK BERBAHAYA
Sahih Bukhari 7.69.538
Diriwayatkan oleh Um Salama (istri sang nabi): Rasulallah berkata, “Dia yang minum dalam peralatan perak hanya memenuhi perutnya dengan api neraka.”

Hadits aslinya:
Dari Ummu Salamah Radhiallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الَّذِي يَشْرَبُ فِي آنِيَةِ الْفِضَّةِ إِنَّمَا يُجَرْجِرُ فِي بَطْنِهِ نَارَ جَهَنَّمَ
“Orang yang minum dari bejana perak, maka sesungguhnya dia telah memasukkan api neraka ke dalam perutnya.” [HR. Bukhari dan Muslim]

Hadits ini menjelaskan Surah At-Takaatsur:
(1) Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, (2) sampai kamu masuk ke dalam kubur. (3) Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), (4) dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. (5) Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, (6) niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, (7) dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainulyaqin, (8) kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).

Pelajaran dari Hadits:
Islam mengajarkan kesederhanaan, tidak berlebihan dalam segala hal, termasuk tentu saja penggunaan bejana emas tau perak yang menyiratkan rasa sombong, angkuh dan takabur dalam jiwa orang-orang yang menggunakannya.

Dalam ajaran Islam, bukan hanya makan minum beralaskan bejana emas dan perak saja yang dilarang, masih banyak hal lain yang juga dilarang seperti misalnya: laki-laki dilarang memakai cincin emas, dilarang mengenakan pakaian dari bahan sutra, dll. Larangan ini semata-mata supaya umat Islam tidak berlaku sombong dan berlebih-lebihan dalam menggunakan hartanya, sebab di akhirat kelak setiap harta bendanya akan dimintai pertanggungjawaban.

6. ALLAH MENGAJARKAN NAMA-NAMA KENTUT KEPADA ADAM
HR. Tabari I.267
Dan Allah mengajarkan Adam semua nama-nama segala sesuatu seperti: Dia mengajarkan nama dari segala sesuatu, hingga kentut besar dan kentut kecil.

Hadits aslinya:
Dalam riwayat At-Tabari tercatat Ibnu Abbas RA bertutur: “Allah mengajarkan kepada Nabi Adam AS seluruh nama, yaitu nama-nama yang dikenal orang, seperti manusia, hewan, bumi, tanah yang datar, laut, gunung, keledai dan sebagainya.” Dalam riwayat lain dia bertutur: “Allah mengajarkan kepada Adam AS nama semua perkara hingga kentut yang tak bersuara.” Dalam riwayat lainnya dia bertutur: “Allah mengajarinya nama segala sesuatu hingga kemaluan, kentut kecil dan kentut besar.” Mujahid bertutur: “Nama yang diajarkan Allah kepada Adam AS adalah nama semua yang diciptakan oleh-Nya.” Dalam riwayat lainnya ia bertutur: “Allah mengajarkan kepadanya nama segala sesuatu.” Said bin Jubair bertutur: “Allah mengajarkan kepadanya nama segala sesuatu hingga unta, sapi dan kambing.”

Semua itu untuk menegaskan kepada kita bahwa Allah mengajari Adam tentang segala sesuatu - hingga hal-hal terkecil  - yang di kemudian hari menjadi ilmu pengetahuan manusia.   

Hadits tsb merujuk pada riwaat Adam dalam surah Al-Baqarah 30-33 sebagai berikut :
(30) “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?” Tuhan berfirman: ”Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (31) “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!” (32) “Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (33) “Allah berfirman: “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini”. Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: “Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?”

7. ALLAH SUKA YANG GANJIL
Sahih Bukhari 8.75.419
Diriwayatkan oleh Abu Huraira: Allah punya 99 nama, yakni seratus kurang satu, dan siapapun yang percaya arti-artinya dan bertindak  sesuai itu, akan masuk surga; dan Allah itu satu dan suka angka ganjil.

Hadist aslinya:
Telah bercerita kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarkan kepada kami syuaib telah bercerita kepada kami Abu Az zanad dari Al-A’raj dari Abu Hurairah Ra, bahwa Rasulullah bersabda “Sesungguhnya Allah memiliki sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu, siapa yang menghitungnya (menjaganya), maka dia akan masuk syurga. [HR. BUKHARI : 2531]

Dalam Hadits ini tidak ada penyebutan bahwa Allah suka yang ganjil.

8. TIDAK BOLEH MINUM SAMBIL BERDIRI
Sahih Muslim B23 #5022:
Abu Huraira melaporkan: Rasulallah berkata: tak seorangpun kalian boleh minum sambil berdiri; dan jika terlupa, dia harus muntahkan.

Beberapa Hadits yang meriwayatkan tentang minum:
Telah menceritakan kepada kami Adam, telah menceritakan kepada kami syu'bah, telah menceritakan kepada kami Abdul Malik bin Maisarah, saya mendengar An Nazzal bin Sabrah bercerita dari Ali Ra, bahwa setelah melaksanakan Sholat Zhuhur dia duduk untuk memenuhi kebutuhan orang-orang di Rahbah sampai tiba Shalat Ashar, kemudian ia dberi air dan meminumnya, selebihnya menggunakan untuk membasuh mukanya, wajahnya, kedua tangannya, perawi juga menyebutkan kedua kepalanya dan kedua kakinya lalu ia berdiri dan meminum air (air sisa wudlu’nya) sambil berdiri, kemudian ia berkata “sesungguhnya orang-orang merasa tidak suka minum sambil berdiri, padahal Nabi pernah melakukan sebagaimana yang aku lakukan ini. [HR. BUKHARI: 5185] 

Telah menceritakan pada kami Abu Kamil Al Jahdari, telah menceritakan kepada kami Abu’Awanah dari Ashim dari Asy Sya’bi dari Ibnu Abbas: ia berkata “aku memberi minum dari air Zam-Zam kepada Rasulullah, lalu kemudian beliau minum sambil berdiri [HR. MUSLIM  3776]

9. JUS LALAT ALA MUHAMMAD
Sahih Bukhari V5 B54 #537
Nabi berkata “Jika ada lalat masuk minumanmu, dia harus benamkan lagi kedalam minuman itu, karena sebelah sayapnya mengandung penyakit dan sayap sebelah lagi mengandung obat utk penyakit itu.”

Hadits aslinya:

حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ مَخْلَدٍ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ بِلَالٍ قَالَ حَدَّثَنِي عُتْبَةُ بْنُ مُسْلِمٍ قَالَ أَخْبَرَنِي عُبَيْدُ بْنُ حُنَيْنٍ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ: قَالَ النَّبِي…ُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا وَقَعَ الذُّبَابُ فِي شَرَابِ أَحَدِكُمْ فَلْيَغْمِسْهُ ثُمَّ لِيَنْزِعْهُ فَإِنَّ فِي إِحْدَى جَنَاحَيْهِ دَاءً وَالْأُخْرَى شِفَاءً
”Khâlid bin Makhlid menceritakan kepada kami, Sulaimân bin Bilâl menceritakan kepada kami, beliau berkata: ’Utsbah bin Muslim bercerita kepadaku bahwa beliau berkata: ’Ubaid bin Hunain mengabarkan kepadaku bahwa beliau berkata: Aku mendengar Abū Hurairah Radhiyallâhu ’anhu berkata: Rasūlullâh Shallâllâhu ’alaihi wa Sallam bersabda: ”Apabila seekor lalat jatuh ke dalam gelas salah seorang dari kalian, maka celupkanlah lalat itu lalu angkatlah (buanglah) karena pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap satunya terdapat obat.”.” [Shahîh al-Bukhârî, bâb Idzâ Waqo’a adz-Dzubâb fî Syarôbi Ahadikum, XI:99, hadîts no. 3073]

Pembuktian kebenaran hadits:
Hikmah dibalik hadis lalat menurut ilmuan modern: Seiring berjalannya waktu, penelitian tentang lalat telah banyak dilakukan. Sebuah penemuan baru dalam bidang kedokteran terkait hadits ini pernah dipublikasikan melalui majalah at-Tauhid edisi 5 tahun 1397 H/1977M (di Mesir) yakni hasil penelitian Prof. Dr. Amin Ridha (dosen bedah tulang di universitas Iskandariyah), yang menjelaskan bahwa dalam satu waktu yang bersamaan lalat membawa kuman-kuman yang menyebabkan penyakit, dan juga membawa bakteri “Faaj” yang melawan kuman-kuman tersebut. Bakteri “Faaj” adalah bakteri pemangsa atau penerkam kuman-kuman. Selain itu Prof. Dr. Amin Rodha juga menjelaskan bahwa dunia kedokteran pernah menggunakan lalat sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit borok menahun dan paru (frambosia tropica). Ini terjadi pada tahun 1930-an sebelum ditemukan struktur kimia sulfa2.

Dalam penelitian lainnya yang telah dilakukan oleh team Departemen Mikrobiologi Medis Fakultas Sains, Universitas Qoshim, Arab Saudi menunjukkan bahwa di dalam lalat terdapat Actinomycetes yang berpotensi sebagai antibiotik terhadap bekteri yang juga terdapat pada lalat tersebut.

Penelitian ini menggunakan dua sampel. Sampel pertama lalat dicelupkan seluruh tubuhnya dan sampel kedua lalat hanya dicelupkan sebagian saja. Hasilnya pada sampel pertama terdapat pertumbuhan bakteri Escherichia coli yang dihambat oleh bakteri lainnya yaitu Actinomyces. Pada sampel kedua bakteri Escherichia coli dapat tumbuh bebas tanpa penghambat.

Selain itu sebuah studi yang dilakukan oleh Universitas Colorado di Amerika menunjukkan bahwa lalat tidak hanya berperan sebagai karier patogen (penyebab penyakit) saja, tetapi juga membawa mikrobiota yang dapat bermanfaat.

10. SETAN NGINAP DI LUBANG HIDUNG
Sahih Muslim B2 #462
Abu Huraira melaporkan: Rasulallah berkata. Jika kalian bangun tidur dan melakukan wudhu, dia harus membersihkan hidungnya tiga kali, karena setan telah menginap dilubang hidungnya.

Hadits aslinya:
Nabi berkata, “bila seseorang terbangun dan berwudu, ia harus mencuci hidungnya dengan memasukkan air ke dalam hidung dan menghembuskannya tiga kali, karena setan berada di bagian atas hidungnya sepanjang malam.” [Al-Bukhari Volume 4 Number 516]

11. ALLAH SUKA BERSIN, BENCI NGANTUK. ORANG MENGUAP DIKETAWAIN SETAN
Sahih Bukhari V8 B73 #242
Nabi berkata, “Allah suka dengan bersin dan tidak suka dengan menguap, jadi jika ada orang bersin lalu memuji Allah, maka menjadi kewajiban setiap muslim yang mendengarnya untuk berkata: Yarhamukallah (Semoga Allah mengampunimu). Tapi mengenai menguap, itu dari setan, jadi setiap orang harus berusaha menghentikannya jika ada yang menguap, jika orang cuma berkata ‘Ha’ ketika ada yang menguap, Setan akan mentertawakannya.

Hadits aslinya:
Dari abu Hurairah, Rasulullah bersabda, ”Jika seseorang dari kalian menguap, maka tutuplah mulut dengan tangannya karena sesungguhnya syaitan masuk (ke dalam tubuh melalui mulut yang terbuka)." [HR. Muslim kitab Az-Zuhud no 7129]. 

Masih dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, ”Menguap adalah dari syaitan. Maka apabila seseorang dari kalian menguap, tahanlah (dari menguap) dengan sedaya upaya karena sesungguhnya apabila seseorang itu menguap sambil berbunyi ”HAAA” maka syaitan akan mentertawakannya”. [HR. Bukhari, Kitab Penciptaan No. 509]

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,
“Sesungguhnya Allah menyukai bersin, dan membenci tindakan menguap. Maka apabila seseorang itu bersin, maka pujilah Allah (dengan mengucapkan “الْحَمْدُ لِلَّهِ”) Manakala bagi setiap Muslim yang mendengar saudaranya bersin adalah menjadi tanggungjawabnya untuk mendoakannya (mendoakan saudaranya yang bersin) iaitu dengan menyebut “يَرْحَمُكَ اللهُ” (semoga Allah memberi rahmat kepadanya). Manakala menguap, ia adalah dari Syaitan. Maka apabila seseorang dari kalian menguap, tahanlah ia dengan sedaya upaya karena sesungguhnya apabila seseorang itu menguap sambil berbunyi “Haaa” maka Syaitan akan mentertawakannya.” [Hadis Riwayat al-Bukhari, Kitab al-Adab, hadis no. 242]

Di dalam riwayat yang lain, juga dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda; “Jika seseorang itu bersin, maka hendaklah ia memanjatkan pujian kepada Allah (dengan mengucapkan “الْحَمْدُ لِلَّهِ”). Manakala bagi setiap Muslim yang mendengar saudaranya bersin adalah menjadi tanggungjawabnya untuk mendoakannya (mendoakan saudaranya yang bersin) iaitu dengan menyebut “يَرْحَمُكَ اللهُ” (semoga Allah memberi rahmat kepadanya). Dan jika orang yang bersin mendengar saudaranya menyebutkan “يَرْحَمُكَ اللهُ”, maka hendaklah dia mengucapkan “يَهْدِيْكُمُ اللهُ وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ” (Semoga Allah memberi petunjuk kepadamu dan memperbaiki keadaanmu)” [HR Bukhari, Kitab al-Adab, hadis no. 243]

Juga adalah suatu sunnah, apabila seseorang itu bersin, hendaklah dia menutup atau meletakkan tangannya atau bajunya (atau kain yang seumpamanya) kepada mukanya sambil merendahkan mukanya dan memperlahankan suaranya.

Daripada Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; “Apabila Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersin, beliau meletakkan tangannya atau kain bajunya ke mulutnya (untuk menutupnya) sambil memperlahankan suaranya (bunyi bersin)” [HR Abu Daud, Kitab al-Adab, hadis no. 5011. Lihat juga di dalam Shahih Sunan Abi Daud oleh Syaikh al-Albani]

12. NGAPAIN NIH NABI JILATIN MAYAT??
Sahih Bukhari V2 B23 #360
Nabi mendatangi kuburan Abdullah bin Ubai setelah mayatnya dikubur. Mayat itu dikeluarkan lalu sang Nabi melumurkan ludahnya diseluruh tubuh mayat itu dan memakaikan bajunya sendiri.

Hadits aslinya:
Telah mengabarkan kepada kami Abdul Jabbar bin Al ‘Ala bin Abdul Jabbar dari sofyan dari Amru dia berkata; Aku mendengar Jabir berkata, “Rasulullah pernah mendatangi kuburan Abdullah bin Ubai sementara ia telah diletakan dekat lahatnya lalu beliau berdiri disampingnya Rasulullah kemudian menyuruh mengeluarkannya lalu diletakan diatas lututnya beliau kemudian memakaikan bajunya dan meniup sedikit air liurnya [HR. Imam Nasa'i]

Pelajaran dari hadits:
Abdullah bin Ubai adalah seorang yang pernah menfitnah Aisyah telah berbuat Zinah, Allah menerangkan kepada Rasulullah tentang kesucian Aisyah dan Rasulullah meminta kepada Abdullah bin Ubaid untuk meminta ma’af, lebih lanjut dikabarkan bahwa sebelum Abdullah Ubaid ini melaksanakan niatnya untuk meminta ma’af, dikabarkan lebih lanjut bahwa Abdullah bin Ubaid mati dibunuh.

Tentang Rasulullah memakaikan baju dan meniupkan air liurnya adalah sebagaimana kita ketahui bahwa apapun barang yang dikenakan ataupun bagian dari tubuhnya Rasulullah adalah di Haramkan Allah bagi Api neraka untuk menyentuhnya, tujuan dipakaikan baju dan air liurnya adalah untuk melindungi tubuh Abdullah bin Ubai dari siksa Api Neraka.

Wallahu A’lam

13. BALAS DENDAM PADA KADAL YANG MENYEMBURKAN API
Sahih Bukhari V4 B55 #579
Rasulallah memerintahkan bahwa kadal harus dibunuh dan berkata “Karena Kadal pernah menyemburkan api pada Abraham.”

Hadits aslinya:
Dalam Shahih Bukhari terdapat keterangan mengenai cicak (bukan kadal), bahwa makhluk ini pernah meniup-niup api yang sedang membakar Nabi Ibrahim AS atas perintah Raja Namrud . Diriwayatkan oleh Ummu Syuraik RA:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى… اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِقَتْلِ الْوَزَغِ وَقَالَ كَانَ يَنْفُخُ عَلَى إِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِ السَّلَام
“Rasulullah SAW telah memerintahkan membunuh cicak dan beliau bersabda, dulu cicak pernah meniup-niup [api] kepada Ibrahim AS.” [Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fathul Bari, hadis no 3109] -- Lihat juga penjelasan Gus Mendem di sini

Wallahu A’lam bisyawwab.

14. MELIHAT ULAR BISA BIKIN BUTA DAN MENYEBABKAN ABORSI
Sahih Bukhari V4 B54 #527
Nabi berkata, “Bunuh ular bergaris putih dipunggungnya, karena akan membuat buta yang melihat dan menyebabkan aborsi.”

Hadits aslinya:
Telah menceritakan kepadaku ‘Amru bin Muhammad An Naqid; Telah menceritakan dari Salim dari Bapaknya, dari Rasulullah, beliau bersabda; ”Bunuhlah semua ular, terutama ular bergaris putih dipunggungnya dan yang putus ekornya, karena keduanya dapat menggugurkan kandungan perempuan hamil dan membutakan mata”. Kata Salim, ”karena itu Ibnu Umar membunuh setiap ular yang ditemuinya.” [HR. Muslim No. 4140]

Dari Abu Lubabah, Rasulullah bersabda: ”Janganlah kalian membunuh ular kecuali ular yang berekor pendek dan ular belang karena ular jenis ini dapat menggugurkan kandungan dan merabunkan penglihatan, untuk itu bunuhlah”. [HR bukhari No. 3065].

Pelajaran dari hadits:
Yang dimaksud dapat menggugurkan kandungan dan membuat mata buta di sini adalah apabila ular tersebut menggigit dan menyemprotkan racunnya. Apabila racunnya (bisa ular) mengenai mata maka akan menimbulkan kebutaan, apabila menggigit bagian tubuh dapat berakibat pada kematian, dan apabila korban dapat diselamatkan dari racun ular tersebut, maka jika ia adalah seorang wanita yang sedang hamil akan mengalami keguguran.

Wallahu A’lam

15. NABI TAKUT GERHANA, DIKIRA DUNIA KIAMAT!
Sahih Bukhari Volume 002, Buku 018, No. 167.
Diriwayatkan oleh Abu Musa: Gerhana Matahari dan Nabi bangun, takut bahwa itu saatnya kiamat. Dia masuk mesjid dan shalat dengan Qiyam dan sujud terlama yang pernah aku lihat dia lakukan. Lalu dia berkata, “Pertanda ini dikirim Allah bukan karena ada yang hidup (lahir) atau matinya seseorang, tapi Allah membuat pengikut-Nya takut dengan itu. Jadi jika kalian melihat yang seperti itu, langsunglah ingat Allah, Serulah Dia dan minta ampunan-Nya.”

Hadits aslinya:
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al ‘Ala yang berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Buraid bin ‘Abdullah dari Abu Burdah dari Abu Musa berkata, “Ketika terjadi gerhana matahari, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berdiri dengan tergesa-gesa seolah-olah akan terjadi hari kiamat. Beliau lantas mendatangi masjid dan shalat dengan berdiri, rukuk dan sujud yang paling panjang yang pernah aku lihat dari yang beliau pernah lakukan. Kemudian beliau bersabda: “Inilah dua tanda-tanda yang Allah kirimkan, ia tidak terjadi karena hidup atau matinya seseorang, tetapi ‘(Dia, Allah mempertakuti hamba-hamba-Nya dengannya -- QS. Az-ZUmar: 16). Maka jika kalian melihat sesuatu padanya (gerhana), maka segeralah mengingat Allah, berdoa dan mohon ampunan.” [HR. Bukhari]

Dari Ibnu Abbas, Ketika terjadi gerhana matahari Rasulullah saw, shalat gerhana dengan delapan kali ruku’ dan empat kali sujud (dalam 2 rakaat) [HR. Muslim No. 1513 | HR. Bukhari No. 1003 | HR. Imam Ahmad No. 6230, 12182 | Sunan Darimi No.1485]



Posting Komentar