Di antara sekian mukjizat Isa Almasih


Setiap nabi pasti membawa mukjizat. Mukjizat sendiri adalah perkara luar biasa sebagai bukti kenabian. Umumnya mukjizat seorang nabi sesuai dengan keadaan penduduk zaman nabi tersebut diutus. Demikian halnya mukjizat Nabi Isa ‘alaihissalam yang antara lain dapat menyembuhkan penyakit kusta yang dialami masyarakat ketika itu. Selain itu, masih banyak mukjizat lain yang dibawanya, sebagaimana dikisahkan dalam Al-Quran berikut:

“Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, sesungguhnya aku membuatkan bagimu (sesuatu) dari tanah yang berbentuk seperti burung. Lalu, aku meniupnya sehingga menjadi seekor burung dengan izin Allah. Aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahir dan orang yang berpenyakit buras (belang). Aku menghidupkan orang-orang mati dengan izin Allah. Aku beri tahukan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kerasulanku) bagimu jika kamu orang-orang mukmin,” (QS. Ali Imran: 49) 

Selain yang disebutkan ayat di atas, mukjizat Nabi Isa ‘alaihisalam juga disebutkan dalam ayat-ayat Al-Quran lainnya. Syekh Ali bin Sa‘id al-Qahthani mencatat tidak kurang dari tujuh mukjizat Nabi Isa ‘alaihis salam yang disebutkan di dalam Al-Quran, yaitu:

1. Kelahiran tanpa Ayah
Mengutup Abu Zahrah, Syekh Ali bin Sa‘id menyebutkan, kelahiran Nabi Isa ‘alaihis salam sendiri adalah mukjizat. Hal itu disebutkan dalam Al-Quran saat malaikat Jibril datang menemuinya dan mengabari akan memberikan anugerah seorang anak laki-laki. Maryam pun heran, bagaimana bisa seorang perempuan yang tidak tersentuh laki-laki bisa hamil. Namun, demikianlah ketetapan Allah. Ketika menghendaki sesuatu, maka apa pun dapat terjadi. Informasi tentang mukjizat tersebut terungkap dalam percakapan antara Malaikat Jibril dan Sayyidah Maryam, ibunda nabi Isa Alaihisalam;

“Sesungguhnya aku hanyalah utusan Tuhanmu untuk memberikan anugerah seorang anak laki-laki yang suci kepadamu.” Dalam kondisi terheran, Maryam bertanya, “Bagaimana (mungkin) aku mempunyai anak laki-laki, padahal tidak pernah ada seorang (laki-laki) pun yang menyentuhku dan aku bukan seorang pezina” (QS. Maryam: 19-20).

2. Dapat berbicara ketika mash dalam buaian
Setelah melahirkan, Maryam keluar menemui kaumnya sambil menggendong sang bayi. Sontak hal itu mengundang keheranan mereka. Tak sedikit di antara mereka yang menuduh Sayidah Maryam telah berbuat keji. Meski demikian beliau tidak menjawab. Sebagai gantinya, beliau memberi isyarat agar orang-orang bertanya kepada bayinya.

“Bagaimana mungkin kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?” tanya mereka. Namun Allah menunjukkan kuasa-Nya. Bayi yang masih dalam buaian itu angkat bicara seraya membantah semua tuduhan yang dialamatkan pada ibunya sekaligus menyatakan bahwa dirinya adalah hamba Allah yang kelak akan menjadi seorang nabi, 

“Sesungguhnya aku hamba Allah. Dia (akan) memberiku Kitab (Injil) dan menjadikan aku seorang nabi,” (QS. Maryam: 30). -- Mukjizat ini kembali ditegaskan dalam ayat yang lain,

“Engkau dapat berbicara dengan manusia pada waktu masih dalam buaian dan setelah dewasa,” (QS. al-Maidah: 110).

3. Menghidupkan burung yang terbuat dari tanah
Muhammad ibn Ishaq meriwayatkan, Allah menciptakan sejumlah perkara melalui tangan Isa ‘alaihis salam. Hal itu dilakukan untuk menunjukkan kuasa-Nya kepada Bani Israel dalam hal membangkitkan makhluk setelah kematian, serta menciptakan makhluk sesuai dengan kehendak-Nya dari sesuatu yang terlihat maupun yang tidak. Maka melalui tiupan Isa alaihisalam, tanah yang dibentuk menyerupai burung yang ada di tangannya berobah menjadi burung hidup atas izin Allah. Setelah hidup burung itu terbang hingga tidak terlihat lagi. Namun setelah tidak terlihat, burung tersebut mati dan kembali menjadi tanah. Hikmahnya untuk membedakan mana ciptaan Allah dan mana ciptaan makhluk. Mukjizat tsb dikisahkan dalam firman Allah:

“(Ingatlah) ketika engkau membentuk dari tanah (sesuatu) seperti bentuk burung dengan seizin-Ku, kemudian engkau meniupnya, lalu menjadi seekor burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku,” (QS. Al-Maidah [5]: 110).

4. Menyembuhkan penderita kusta dan orang buta atas izin Allah
Nabi Isa ‘alaihisalam juga memiliki mukjizat menyembuhkan orang buta sejak lahir dan menyembuhkan penyakit kusta yang banyak dialami masyarakat di zamannya.

“(Ingatlah) ketika engkau menyembuhkan orang yang buta sejak lahir dan orang yang berpenyakit kusta dengan seizin-Ku, (QS. Al-Maidah: 110).

Semua itu dilakukan Nabi Isa ‘alaihisalam di hadapan kaumnya sebagai bukti kebenaran yang atang dari Allah, bahwa ia adalah nabi dan rasul-Nya yang diutus kepada Bani Israil.

5. Menghidupkan orang mati dan mengeluarkannya dari kubur
Mukjizat Nabi Isa ‘alaiahisalam berikutnya adalah menghidupkan orang mati dan mengeluarkannya dari kubur sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran:

“(Ingatlah) ketika engkau mengeluarkan orang mati (dari kubur menjadi hidup) dengan seizin-Ku.” (QS. Al-Maidah: 110).

Ibnu ‘Abbas meriayatkan, pada suatu ketika orang-orang Hawari berkata kepada Nabi Isa bin Maryam, “Seandainya engkau mampu membangkitkan seorang laki-laki yang pernah menyaksikan bahtera Nabi Nuh, tentu ia bisa bercerita kepada kami tentangnya.” Kemudian Nabi Isa ‘alaihis salam pun pergi bersama mereka hingga sampailah di sebuah gundukan tanah. Kemudian Nabi ‘alaihis salam mengambil segenggam tanah darinya, seraya berkata, “Apakah kalian tahu segenggam tanah ini?” Mereka menjawab, “Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui.” Beliau menerangkan, “Ini adalah Ka‘ab Ham bin Nuh. Sang Nabi lantas memukul gundukan tanah tadi dengan tongkatnya, sambil berkata, “Bangunlah atas izin Allah!” Tiba-tiba Ham bin Nuh bangkit sambil menggoyang-goyangkan tanah yang ada di kepalanya yang sudah beruban. Kemudian Nabi Isa ‘alaihis salam bertanya kepadanya, “Apakah seperti itu keadaanmu saat meninggal?” Ia menjawab, “namun aku mengira sudah tiba saatnya Hari Kiamat yang membuatku ketakutan hingga rambutku sampai beruban” Setelah dihidupkan, Ka’ab Ham bin Nuh bercerita tentang bahtera Nabi Nuh alaihisalam, mulai dari panjang, lebar, tinggi, dan penumpungnya, tak terkecuali tentang kejadian-kejadian yang dialami selama perjalanan dalam bahtera tersebut. Seledai bercerita, Isa Alaihisalam memintanya untuk kembali menjadi tanah. [Lihat: Tafsir ath-Thabari, juz XV, halaman 312].

6. Mendatangkan Makanan dari Sorga
Pada suatu ketika, Nabi Isa ‘alaihis salam pernah didesak oleh para pengikutnya untuk menurunkan hidangan dari langit. Demikian permohonan mereka sebagaimana yang dikisahkan dalam Al-Quran,

“(Ingatlah) ketika para pengikut setia Isa berkata, “Wahai Isa putra Maryam, sanggupkah (bersediakah) Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?” Isa menjawab, “Bertakwalah kepada Allah jika kamu orang-orang beriman,” (QS. Al-Maidah: 112).

Mereka mengaku ingin hidangan itu agar hati mereka tenteram serta lebih yakin akan kebenaran sang nabi. Kemudian Nabi ‘alaihissalam pun berdoa, seraya memohon sebuah hidangan yang turun langsung dari langit.

“Ya Allah Tuhan kami, turunkanlah kepada kami hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi orang-orang yang sekarang bersama kami maupun yang datang setelah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan-Mu. Berilah kami rezeki. Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki.” (QS. Al-Maidah:114)

Allah mengabulkan permohonan itu tapi disertai peringatan sangat keras sebagaimana firman-Nya;

“Sesungguhnya Aku akan menurunkannya (hidangan itu) kepadamu. Siapa yang kufur di antaramu setelah (turun hidangan) itu, sesungguhnya Aku akan mengazabnya dengan azab yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorang pun di antara (manusia) seluruh alam.” (QS. Al-Maidah:115)

7. Mengetahui perkara ghaib
Mukjizat Nabi Isa ‘alaihisalam berikutnya adalah mengetahui makanan para pengikutnya, serta mengetahui makanan apa saja yang tersimpan di rumah-rumah mereka.

“Aku beritahukan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu,” (QS. Ali Imran: 49).

Dengan mukjizat ini, Nabi Isa ‘alaihis salam tahu si fulan makan makanan ini dan minum minuman ini. Ia juga tahu si fulan menyimpan makanan apa saja di rumahnya. Meski demikian, masih banyak saja yang kufur dan tidak mengimani kenabiannya. -- 

[Sumber: Sa’id bin Ali al-Qahthani, Al-Hikmah fid-Da‘wah Ilallah, [al-Mamlakah al-‘Arabiyah: Wizaratus-Syu’un al-Islamiyah], 1423 H, jilid 2, halaman 423; lihat pula: Tafsir Muqatil bin Sulaiman, jilid I, halaman 277].

Wallahu a’lam.

Posting Komentar