Aplologetika Kristen


Secara teori, Apologetika Kristen adalah ilmu sistematis yang mempertahankan dan menjelaskan iman dan kepercayaan Kristen. Orang yang ahli dalam bidang ini disebut Apologis Kristen. Apologetika adalah suatu ilmu dalam kaitannya dengan pembelaan.

Di kalangan Kristen, Apologetika dimengerti sebagai ilmu mengenai pembelaan iman Kristen. Ilmu ini berusaha menjawab pernyataan sikap kaum skeptisisme yang meragukan keberadaan Allah atau menyerang kepercayaan kepada Allah yang terdapat dalam Alkitab. Pembelaan ini dapat ditunjukkan kepada pemeluk agama yang lain, aliran Kristen yang lain, warga komunitas sendiri yang ragu-ragu atau kepada orang beriman biasa yang ingin mengerti bahwa iman mereka dapat dipertanggungjawabkan.

Apologetika Kristen mempunyai banyak bentuk selama berabad-abad, dimulai dari Rasul Paulus pada gereja mula-mula dan para penulis Patristik seperti Origen, Augustinus dari Hippo, Yustinus Martir dan Tertullian, kemudian diikuti oleh para penulis seperti Thomas Aquinas dan Anselmus dari Canterbury pada zaman Skolastisisme. Blaise Pascal adalah seorang apologet Kristen yang aktif sebelum Abad Pencerahan, dan pada zaman modern, Kekristenan dibela melalui upaya banyak penulis seperti G. K. Chesterton dan C. S. Lewis. Pada zaman sekarang Kekristenan dibela melalui karya-karya Richard Swinburne, J. P. Moreland, Ravi Zacharias, Robert Hutchinson, John Lennox, Doug Wilson, Lee Strobel, Francis Collins, Hugh Ross, Henry M. Morris, Alister McGrath, Ken Ham, Alvin Plantinga, Frank Turek dan William Lane Craig. Di luar Eropa dan Amerika Utara, apologetika Kristen kurang populer dan lebih jarang dipublikasikan.

Etimologi


Kata apologetika sendiri berasal dari bahasa Yunani kuno apologia (ἀπολογία) yang secara umum berarti "pembelaan" Bentuk kata kerjanya yaitu apologoumai (ἀπολογέομαι) memiliki arti "melakukan suatu pembelaan; berbicara untuk membantah", baik untuk merespon tuduhan maupun tuntutan dalam sidang pengadilan.

Penggunaan 'apologia' mengambil bentuk sastra pada tulisan Kristen mula-mula sebagai contoh integrasi orang Kristen berpendidikan ke dalam kehidupan budaya Kekaisaran Romawi, terutama selama "masa tenang sesaat" pada abad ke-3, dan partisipasi mereka pada gerakan intelektual Yunani yang dikenal luas sebagai Sofistik Kedua. Apologet Kristen pada Gereja mula-mula tidak menolak filsafat Yunani, tetapi berupaya untuk menunjukkan nilai positif Kekristenan dalam kaitan dinamis dengan tradisi rationalis Yunani. Selain Origenes dan Tertullian, apologet Kristen mula-mula termasuk Yustinus Martir, Klemens dari Alexandria, dan pengarang Surat kepada Diognetus. Augustinus dari Hippo adalah seorang apologet penting pada zaman Patristik.

Sejumlah sarjana menganggap apologetika adalah suatu genre sastra tersendiri yang mempunyai keunikan gaya dan bentuk, isi, dan strategi argumentasi. Yang lain memandangnya sebagai suatu bentuk pengajaran dengan ciri khas nada dan guna.

Lalu, bagaimana dengan "apologist Kristen" Indonesia, khususnya di forum-forum debat lintas iman Kristen Islam online?

Intip sebagian rekaman "unjuk kebolehan" mereka dari catatan om Gus Mendem dan para cantrik Sekolah Minggu GMDKK di bawah ini.

Posting Komentar