Up-Date/Terbaru

Tampilkan postingan dengan label Polemik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Polemik. Tampilkan semua postingan

Silsilah Yesus, Siapa Yang berdusta, Tuhan, Penulis Injil, Atau Editor Alkitab?

Menurut saya, Matius 1:1 dan Roma 1:3 adalah dua ayat dalam alkitab yang merupakan 'kesalahan paling memalukan' sepanjang abad Masehi. Sungguh kasihan Matius, yang namanya dicatut sebagai penulis Injil yang tidak pernah ditulisnya itu.

Bagaimana mungkin umat Kristen dapat menerima begitu saja Yesus yang mereka percaya sebagai 'Anak Allah' (terlahir dari roh Allah) dan sangat dibanggakan karena bukan hasil pembuahan dari hubungan pasutri ayah bundanya, tapi sekali lagi, dari roh Allah, dibuatkan silsilahnya dari garis keturunan ayah asuhnya, Yusuf?

Semua literatur di seluruh dunia berkaitan dengan Yesus (Isa Ibn Maryam) nampaknya sudah sepakat bahwa Yesus terlahir dari seorang perawan suci bernama Maria. Akan tetapi demi memenuhi 'gagasan cemerlang' gereja, maka mereka pun tidak malu-malu untuk menarik garis keturunan Yesus melalui Yusuf, suami Maria.

Ini, tentu saja, adalah sebuah kebodohan yang luar biasa. Sebab bagaimana kita dapat menerima 'akte kelahiran' Yesus yang bukan darah daging Yusuf tapi "dipaksa" mengikuti garis keturunannya demi menyambung tali keturunannya dari Daud hingga Abraham? Ada apa sebenarnya di balik silsilah 'rudapaksa' Yesus ini?

Benarkah karena kebodohan, atau justru karena kelicikan, tapi tetap saja bodoh?
Mengapa mereka menggunakan standar ganda untuk menjelaskan silsilah Yesus yang di satu sisi mati-matian dipertahankan sebagai 'anak Allah' tapi di sisi lain memaksakan pula agar Yesus disebut sebagai anak Daud anak Abaraham?    

Yang paling dekat urusannya dengan silsilah Yesus ini adalah kandungan Kitab Ulangan 18:18 yang juga sudah 'diubah-suai' oleh gereja dari bunyi aslinya yang ada menyebut kata “Saudara Bangsa Mereka” disulap menjadi “Bangsa Mereka Sendiri”

Tidak percaya? Silahkan cross-check di sini:
 (KJV) I will raise them up a Prophet from among their brethren, like unto thee, and will put my words in his mouth; and he shall speak unto them all that I shall command him.

Bandingkanlah dengan berikut ini:
(GNB) I will send them a prophet like you from among their own people; I will tell him what to say, and he will tell the people everything I command.

(BIS) Dari bangsa mereka sendiri Aku akan mengutus kepada mereka seorang nabi seperti engkau. Aku akan mengatakan kepadanya apa yang harus dikatakannya, lalu ia akan menyampaikan kepada bangsa itu segala yang Kuperintahkan.

Ternyata ayat Kitab Ulangan 18:18 Ini ada hubungannya dengan nubuat akan datangnya seorang Nabi yang seperti Musa (as), sebagaimana disebutkan dalam ayat ke-18 s.d ayat ke-20:

[18:18] seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.

[18:19] Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban.

[18:20] Tetapi seorang nabi, yang terlalu berani untuk mengucapkan demi nama-Ku perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama allah lain, nabi itu harus dibunuh. (al. Douay Rheims & New Century Version).

Untuk memenuhi ramalan tersebut dan 'gagasan cemerlang' tadi, maka gereja yang mencatut nama Matius, dengan menjadikan Septuaginta Perjanjian Lama berbahasa Yunani sebagai salah satu sumber inspirasi penulisan kitab Matius, berusaha meyakinkan pembaca dengan melakukan manipulasi dalam kitab Matius yang dimulai dengan kata kunci ini:

[Matius 1:1] Inilah silsilah Yesus anak Daud anak Abraham.

Sekarang coba kita buka Kitab Matius 1 dan perhatikanlah ayat ke-17:
"Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus."

Sang penulis berulang-ulang menekankan 3 rangkaian yang masing-masing terdiri dari 14 keturunan. Jika nama-nama tersebut dijumlahkan, maka jumlahnya adalah 41 keturunan. Padahal jika mengacu pada Matius 1:17 (salah satu rangkaian tersebut berjumlah 13 keturunan), jumlah seharusnya adalah 42 keturunan. Dari sini saja si penulis Matius sudah keliru menuangkan gagasan cemerlang gereja itu.

Mengapa mereka membuat 3 rangkaian kalimat yang masing-masing berjumlah 14 keturunan? Jawabannya mudah saja, yaitu untuk menyesuaikan sandi numerologi huruf-huruf bahasa Ibrani pada abad pertama Masehi. Sandi numerologinya terletak pada kata "DAWUD" atau "DAVID".

Mengingat huruf Ibrani tidak mengenal vokal, tetapi hanya konsonan, maka kata "DAVID" dalam teks Ibraninya adalah "DVD". Dari sini diperoleh rangkaian huruf DVD dan dapat dipecah berdasarkan numerologi mereka. Huruf "D" adalah huruf ke-4 dalam urutan abjad Ibrani, sedangkan huruf "V" adalah huruf ke-6, sehingga kata "DVD" berarti 4 + 6 + 4 = 14. Jadi, angka 14 inilah yang menjadi inspirasi 'gagasan cemerlang' mereka untuk penyebutan '14 keturunan' dalam Matius 1:17.

Padahal, seperti dapat dibaca sendiri, Kitab Perjanjian Lama menyebutkan bahwa keturunan Daud yang menjadi raja adalah: (1) Salomo, (2) Rehabeam, (3) Abia, (4) Asa, (5) Yosafat, (6) Yoram, (7) Ahazia, (8) Yoas, (9) Amazia, (10) Azarya (Uzia), (11) Yotam, (12) Ahas, (13) Hizkia, (14) Manasye, (15) Amon, (16) Yosia, (17) Yoyakim, dan (18) Yekhonya.
Jadi, ada 18 keturunan sebelum pembuangan orang-orang Yehuda ke Babel. Bukan 14 keturunan. Namun demikian, demi memenuhi gagasannya sebagaimana dijelaskan di atas, pengarang Matius menghilangkan 4 nama: (7) Ahazia, (8) Yoas, (9) Amazia, dan (17) Yoyakim agar berjumlah "14 keturunan", sehingga sesuai dengan gagasan si penulis Matius.
Dan inilah yang disebut kelicikan tapi tetap bodoh tadi. Sebab jelas sekali si penulis Matius ingin menanamkan pemahaman di benak pembaca -- bahwa oleh karena keyakinan umat Yahudi tentang "mesias" yang diidam-idamkan itu akan datang dari keturunan Daud -- maka si penulis pun  membuat daftar "silsilah Yesus" dengan "memaksakan" garis keturunan Yesus melalui ayah asuhnya, Yusuf, guna menyambung tali keturunan hingga Daud!

Oleh karena itu, secara vulgar dan tanpa malu-malu mereka pun membuat "Injil Matius" dengan permulaan ayat yang menyatakan bahwa Yesus adalah anak Daud!

Sangat boleh jadi tidak semua umat Kristen sempat atau berani 'mengorek-ngorek' isi alkitabnya sampai sejauh ini. Tapi umat Muslim belajar dari Al-Qur'an bahwa orang-orang Yahudi dan Kristen yang melakukan 'ubah-suai' terhadap ayat-ayat wahyu Allah dalam alkitab ini sesungguhnya mengetahui dengan terang benderang bahwa nubuat dalam Kitab Ulangan 18:18-20 itu dimaksudakan untuk 'saudara mereka' dari tanah Arab yang semua rinciannya mengarah pada sosok Nabi Muhammad (saw). Tapi mereka tidak sudi menerimanya dan berusaha untuk mengalihkan ciri-ciri itu kepada Yesus. Padahal ciri-ciri seperti yang digambarkan dalam nubuat itu sama sekali tidak cocok dengan Yesus. Dengan demikian, kemudian timbullah pertanyaan yang sangat mengganggu umat Kristen: Siapakah Nabi yang mirip dengan Nabi Musa? Jawabnya adalah seperti yang diterangkan di sini.



Baca juga:

Siapa Sebenarnya Juruselamat Dunia?

Siapa Sebetulnya Juru Selamat Dunia? 
Bangsa Yahudi/Israel mempunyai keyakinan bahwa Juru Selamat Dunia adalah keturunan Ibrahim dan juga keturunan Daud, hal ini berarti Juru Selamat Dunia adalah keturunan Ibrahim dari garis Ishak bukan dari garis Ismail. Tetapi ternyata keyakinan itu sendiri disangkal oleh Yesus sendiri.

Ketika orang-orang Farisi sedang berkumpul, Yesus bertanya kepada mereka, kata-Nya: "Apakah pendapatmu tentang Mesias (Juru Selamat)?" "Anak siapakah Dia?" Kata mereka kepada-Nya: "Anak Daud." Kata Yesus kepada mereka: "Jika demikian, bagaimanakah Daud oleh pimpinan Roh dapat menyebut Dia Tuhan-nya, ketika ia berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuhan-ku: duduklah di sebelah kanan-Ku sampai musuh-musuh-Mu kutaruh dibawah kaki-Mu. Jadi jika Daud menyebut Dia Tuhannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?" Tidak ada seorangpun yang berani menanyakan sesuatu kepada-Nya" (Mateus 22: 41-46).

Untuk mengklaim bahwa Juru Selamat Dunia adalah Bangsa Yahudi/Israel maka Mateus tidak segan-segan untuk memaksakan silsilah Yesus menjadi sedemikian rupa, sehingga Yesus menjadi "Anak Ibrahim, Anak Daud." Tetapi jika ada bukti bahwa Yesus memang benar Anak Daud, namun kenyataan ini tidak bisa membuktikan bahwa Dia adalah Mesias, karena terhadap itu Yesus bahkan telah membantahnya.

Lalu siapakah sebenarnya juruselamat dunia?
Simak paparan Pater Yohannes Baptista Sariyanto Siswosoebroto berikut ini. 

Siapa Sebenarnya Juruselamat Dunia?

Siapakah sebenarnya Isa Al-Masih dalam Al-Quran dan Yesus Kristus dalam Bibel?


Dalam forum debat lintas agama soal apakah Yesus adalah oknum yang sama dengan Isa Almasih selalu menjadi topik yang berulang. Saya tidak mempersoalkan adanya pernyataan dari pihak Kristen yang ngotot mengatakannya sebagai orang yang berbeda, 
 .......... itu menjadi hak mereka sendiri dengan segala konsekuensi internalnya, salah satunya seperti apa yang disampaikan dalam tulisan ini: "Dalam terjemahan Alkitab kuno/lawas, kata yang dipakai bukan Yesus, melainkan Isa Almasih. Sebaliknya dalam terjemahan Al-Qur'an bahasa Inggris, kata yang dipakai adalah "Jesus Christ.", jadi silahkan diselesaikan sendiri.
Yang perlu diluruskan di sini adalah adanya beberapa pernyataan dari kalangan Muslim yang menyebutkan bahwa Yesus dan Isa Almasih adalah oknum yang berbeda, lalu diikuti dengan kebebasan untuk memakai kata-kata kasar dan kotor menghujat Yesus, mungkin karena terpancing perbuatan yang sama oleh para debaters Kristen terhadap Allah dan Nabi Muhammad SAW.

Soal perbedaan nama sangat mudah untuk dijelaskan. Sebutan Yesus Kristus dalam bahasa Indonesia merupakan bunyi yang muncul dari perubahan berdasarkan terjemahan, mulai dari penyebutan nama tersebut dalam bahasa asal yang dipakai oleh masyarakat Yahudi ketika nabi Isa Almasih masih hidup yaitu bahasa Aramaik, lalu dilogatkan dalam bahasa Yunani, Eropah, Belanda, lalu sampai diserap kedalam bahasa Indonesia menjadi Yesus Kristus. 

Kalau mau tahu bagaimana melafadzkan nama nabi Allah ini dalam bahasa aslinya, maka bunyi yang mirip memang sebagaimana yang dilafadzkan oleh Al-Qur'an, silahkan didengarkan penyebutan nama Isa Almasih dalam bahasa Aramaik ini (Silahkan periksa sendiri di sini)  dan bandingkan dengan lafadz yang dibunyikan ketika orang membaca Al-Qur'an menyebut nama tersebut, mirip bukan?

Pemahaman sementara kalangan Islam yang menyatakan Yesus dan Isa Almasih adalah dua oknum yang berbeda justru menunjukkan sikap tidak percaya kepada Al-Qur'an sendiri sebagai kitab yang meluruskan kisah nabi tersebut yang sudah dimelencengkan sejarah. Bagaimana bisa dikatakan meluruskan kalau oknumnya berbeda? 

Ini bisa dianalogikan secara sederhana, ketika si Fulan yang sebenarnya orang Jawa dengan ibu Maimunah dan ayah bernama Sakirun, lalu muncul berita bahwa si Fulan adalah orang Manado dengan ibu si anu dan ayah si anu. Maka ketika kita mau meluruskan kesalahan tersebut tentu saja ini hanya bisa terjadi jika kita merujuk kepada oknum yang sama, dengan informasi yang berbeda. Lihat di sini.

Artinya, jika Isa Al Masih dan Yesus Kristus adalah dua orang yang berbeda, lantas buat apa Al-Quran harus meluruskan alkitab?

Semoga berguna.
Salam bagi umat yangmengikuti petunjuk!

[Dari catatan ust. Arda chandra - October 4, 2015] ·