Benarkah Nabi Muhammad SAW Lahir 4 Tahun Setelah Ayahnya Wafat?

Dari Mana Datangnya Cerita Aneh Ini?
Salahsatu kitab tafsir Islam yang kurang terpercaya adalah karya Sa'ad. Pada masanya dulu, guru biasa menyampaikan pesan langsung kepada muridnya. Guru Sa'ad adalah Waqidi. Seorang yang sangat dipertanyakan integritasnya. Sedangkan di sisi lain, dalam banyak perkara menyangkut akidah, mayoritas Islam Sunni umumnya merujuk pada penjelasan-penjelasan teruji dari 4 imam besar, yakni Imam Hanafi, Imam Hambali, Imam Syafi'i dan Imam Malik. Adapun tentang Waqidi, Imam Syafii menyatakan; "semua kitab al-Waqidi adalah dusta!"

Lalu, bersumber dari mana sebetulnya kebohongan cerita aneh ini?

Sumber Pertama: Dalam bukunya, Sa'ad menulis bahwa gurunya, Waqidi, mengabarkan kepadanya bahwa kakek Nabi Muhammad SAW, Abdul Muthalib, menikah dengan Hala (ibu dari Hamzah, paman Nabi Muhammad SAW) pada hari yang sama ketika putranya Abdullah menikah dengan Aminah (ibu Nabi Muhammad SAW). Beberapa hari setelah permikahannya, Abdullah meninggalkan istrinya untuk sebuah perjalanan niaga ke negeri Syam. Tapi kemudian wafat dalam perjalanan dan tidak pernah kembali.

Sumber kedua: Dalam tulisan lain, disebutkan bahwa usia Hamzah 2 s.d 4 tahun lebih tua dari usia Nabi Muhammad SAW.

Jadi, dengan menggabungkan catatan dari dua sumber di atas, para pengarang cerita aneh ini pun kemudian menyimpulkan;
Jika Abdul Muthalib dan Abdullah menikah pada hari yang sama, dan Hamzah 4 tahun lebih tua dari Muhammad, sedangkan ayah Muhammad, Abdullah, meninggal beberapa hari setelah menikah, maka Muhammad lahir 4 tahun setelah kematian ayahnya.

Sumber Terpercaya
Abdul Muthalib dan Abdullah tidak menikah pada hari yang sama. Apa yang dikabarkan oleh Waqidi kepada Sa'ad sebenarnya merupakan hasil imajinasinya sendiri.  Dan jika ada yang bertanya, kenapa kita tidak dapat menerima keterangannya? 

Jawabnya adalah, Karena dalam literatur Islam, setiap informasi tentang Nabi Muhammad SAW dan para sahabat harus disampaikan secara bersanad di mana nama semua perawi yang berasal dari zaman Nabi harus diketahui. Sedangkan Waqidi yang lahir 200 tahun setelah Nabi Muhammad SAW mengabarkan cerita tsb secara independen tanpa menyebutkan satu nama pun yang menjadi sumber informasinya.

Bagaimana cerita yang sebenarnya? Riwayat dengan sanad (rantai narasi) lengkap dari Ibn Abbas dicatat oleh Ibn Katheer dalam bukunya, “Al Bidaya Wan Nihaya (Awal dan Akhir)” volume 2. Bab “Kehidupan Para Nabi Dan Rasul”

Ebook harga Terjangkau (tautan non-streaming)
Teks lengkap "Al Sira Al Nabawiyya Vol 4 Ibn Katheer" (tautan streaming. Cari kata kunci “hala” untuk menemukan ceritanya).

Suatu ketika Abdul Mutralib pergi ke Yaman. Seorang imam dari golongan ahlikitab menemukan tanda di dalam dirinya. Dia mengatakan kepadanya, seorang nabi akan datang dari garis keturunannya dengan suku Bani Zuhra. Imam tsb bertanya apakah Abdul Muthalib tinggal bersama istrinya? Dia menjawab "Tidak." (istri sebelumnya sudah wafat). Sang Imam kemudian berkata, "Pergi dan menikahlah dengan wanita dari suku Bani Zuhra". Abdul Muthalib kemudian kembali dan menikahi Hala dari Banu Zuhra. Kemudian anak mereka lahir, yaitu Safiya dan Hamzah (2–4 tahun sebelum Nabi Muhammad SAW lahir). Beberapa waktu kemudian Abdullah (ayah nabi Muhammad) menikah pula dengan Aminah dari suku Bani Zuhra yang sama. Dari pernikahan ini Nabi Muhammad SAW lahir, sekitar 2 s.d 4 tahun setelah kelahiran Hamzah. Demikianlah ramalan imam Ahlikitab tentang Bani Zuhra menjadi kenyataan.

Kisah ini juga terekam dalam kitab Imam Nuaim “Dalaliyun Nabuyyat”. Jadi, tidak ada keraguan tentangnya. Hal itu juga dibenarkan oleh anggota keluarga.

Mengapa Waqidi berdusta tentang waktu pernikahan Abdul Muthalib dan Abdullah yang disebutnya pada hari yang sama? 

Waqidi mendengar cerita bahwa Aminah lebih cantik dari Hala sedangkan keduanya berasal dari suku yang sama. Setelah pernikahan Abdullah dengan Aminah, orang-orang mulai berkomentar, Abdullah lebih beruntung dibandingkan dengan ayahnya, sehingga Waqidi pun berasumsi, jika kedua istri dari ayah dan anak tsb dibandingkan-bandingkan orang, pasti mereka menikah pada hari yang sama.
Dari sejarah kehidupan Nabi Muhammad SAW, kita tahu Abdul Muthalib yang sangat bersukacita menyembelih belasan hewan dan mengadakan pesta untuk merayakan kelahiran cucunya, Muhammad ibn Abdullah Ibn Abdul Muthalib. 

Sejak saat itu dan sepanjang hidupnya, sejarah mencatat Abdul Muthalib adalah kakek yang sangat menyayangi dan melindungi Nabi Muhammad SAW di tengah-tengah kaumnya. 

Apakah menurut anda hal itu normal dilakukan oleh seorang bangsawan terhormat suku Quraiys jika kelahiran cucunya dipertanyakan?

Lalu, bagaimana kita dapat memastikan bahwa cerita aneh di atas tidak benar?
Salah satu bukti otentik adalah hadits shahih yang menyatakan Nabi Muhammad SAW dan Hamza, pamannya, adalah "saudara sesusuan". Artinya, keduanya disusui oleh ibu yang sama.

Sayidina Ali bertanya, "Akankah anda menikahi putri Hamza?" Nabi Muhammad SAW menjawab, "dia adalah putri dari saudara sesusuanku." [Shahih Bukhari 4251]

Ini menjelaskan dengan sendirinya bahwa usia Nabi Muhammad SAW dan Hamza hanya terpaut beberapa bulan saja, atau paling banyak, kurang dari satu tahun.


[Gus Mendem | Menjawab Fitnah]


Posting Komentar