Agenda Penghancuran Islam




Perkembangan jaringan internet di dunia sangatlah pesat. Saking pesatnya kemajuan dan pemanfaatan ini, internet menjadi salah satu sarana sebagian orang-orang jahat untuk menunjukkan secara nyata kebencian dan rasa permusuhan terhadap Islam dan mereka tidak segan untuk melakukan pembodohan terhadap kaum muslimin. Tujuan mereka hanya satu, yaitu menghancurkan Islam.

Saat ini mereka tidak menggunakan cara-cara untuk mengeluarkan orang Islam dari Islam, tetapi yang mereka lakukan adalah menjauhkan orang dari Islamnya. Tulisan-tulisan sesat dan menyesatkan yang mereka buat tidak sedikit terpampang di grup-grup diskusi dunia maya. Brainwashing yang mereka lakukan tak ayal menyebabkan sebagain pemuda-pemudi kaum muslimin terpengaruh dan akhirnya mereka tak segan lagi menjadi orang yang meragukan Islam. 

Sebagian besar dari mereka tidak segan melakukan penipuan-penipuan dan pengakuan-pengakuan palsu untuk meyakinkan kita para pembaca untuk melakukan pembenaran apa yang jelas-jelas salah. Perkembangan yang muncul dikarenakan sifat Islamophobia yang dirasakan oleh orang-orang yang membenci Islam. 

Robert Moorey dalam bukunya Islamic Invasion yang secara global berisi kebohongan-kebohongan dan secara nyata menunjukkan Islamophobia menyatakan bahwa:

“Islam is the world's second largest and fastest growing religion. Across America, mosques are shooting up in record numbers. To reach Muslims with the gospel, you must first shake their faith in their religion, Islam”

Moorey secara sadar mengakui Islam, sebagai agama yang Rahmatan lil Alamin dan satu-satunya yang diridhai Allah seperti yang tercantum dalam Al-Qur'an, adalah agama yang paling cepat berkembang semenjak keruntuhan Ottoman ditahun 1924. 

Ini semua disadari oleh musuh-musuh Islam, dan semuanya berawal dari rasa kebencian, dan munculnya keragu-raguan dari mereka sendiri terhadap apa yang selama ini mereka imani. Di Amerika Serikat; sebagai negara dimana orang secara bebas bisa membeli senjata, kekerasan, pemerkosaan, homosexual, Rasisme, penyimpangan sexual, pembunuhan di sekolah-sekolah (seperti kasus Virginia tech), dan turis-turis yang di perlakukan sebagai kriminal; muncul suatu propaganda yang bertujuan untuk membuat suatu opini publik tentang negatif dari Islam, yang disebut Neo-Conservative.

Neo-con adalah sebutan bagi jelmaan partai konservatif gaya baru yang didirikan oleh George H. Bush. Di dalam mewujudkan agenda politik dan tendensi zionisme di Amerika Serikat. Semenjak didirikannya partai ini, ideologi neo-con ini menyebar ke penjuru Eropa dan menjadi suatu ideologi tersendiri yang membawa misi sikap skeptis terhadap Islam dan memusuhi Islam. Agenda memerangi Islam telah mulai dicanangkan dengan berbagai bentuk propaganda, diantaranya adalah jargon “War against terrorism” dan melabelkan Islam sebagai teroris.

Mantan kepala biro “Jerussalem Post” dan asisten ilmuwan di “Cato Institute”, Leon T. Hadar, telah mendokumentasikan indikasi kebijakan luar negeri AS yang dikuasai Neo Con dalam bukunya yang ditulis awal 90-an tentang kebijakan pemerintah AS sebagai berikut:

“Now that the Cold War is becoming a memory, America’s foreign policy establishment has begun searching for new enemies. Possible new villains include ‘instabilty’ in Europe – ranging from German resurgence to new Russian imperialism – the ‘vanishing’ ozone layer, nuclear proliferation and narcoterrorism. Toping the list of potential new global bogeymen, however are the Yellow Perril, the alleged threat to America economic security emanating from East Asia, and the so-called Green Peril (green is the color of Islam). The peril is symbolized by the Middle Eastern Moslem fundamentalist”  [Leon T. Hadar, The ‘Green Peril” : Creating the Islamic Fundamentalist Threat, Policy Analysis, Cato Institute, no. 177, 27 Agustus 1992]

Untuk memenuhi ambisi dan agenda politik neo-con, upaya pembentukan opini dan pemburukan citra Islam dilakukan dengan berbagai cara. Di antaranya adalah dengan bombardir opini publik via media-media baik cetak maupun elektronik. Artikel dan esai yang tersebar di majalah, surat kabar maupun jurnal ramai memperbincangkan tentang isu Islam dan terorisme. 

Di Indonesia sendiri, seorang muslim yang secara kaafah memahami Islam berdasarkan Al-Qur'an dan tuntunan Nabi-Nya, akan mudah mengenali model perusakan citra Islam melalui opini publik. Mereka-mereka yang sudah tinggal lama dan "dimanjakan" di negara-negara yang menganut Neo-konservatif ini, akan berusaha membantu untuk memuluskan jalan dalam penghancuran Islam.

Untuk mengelabui tindak-tanduk mereka, tidak sedikit dari mereka melakukan pembohongan dengan cara mengaku sebagai muslim yang taat, memahami Al-Qur'an, dan Al Hadist, faham bahasa arab dan banyak di antara mereka dengan pongah mengsejajarkan diri dengan Nabi Muhammad -Alahi Sholatu Wassalam-, dan para sahabatnya serta ulama kau muslimin. Opini-opini mereka tidak akan jauh dari Islam, Arab Saudi, dan Wahabi. 

Sayangnya, banyak pemuda muslimin yang lemah iman menerima mentah-mentah opini-opini menyesatkan ini. Itulah yang terjadi. Sangat mudah ditebak, pemuda-pemuda yang mulai dihinggapi rasa jijik kepada Al-Qur'an dan Hadist, adalah pemuda-pemuda yang sangat mudah dipengaruhi. Pemuda-pemuda yang masih dalam taraf mencari jati diri, yang konon mereka mengakui mengalami pergulatan bathin dalam menemukan kebenaran versi mereka. Mereka-mereka adalah pemuda-pemuda yang merasa paling komunis setelah membaca buku-buka Karl Marx atau D.N Aidit, atau paling liberal setelah buku-buku liberal dan mereka tidak segan menginjak-injak Al-Qur'an dan Hadist Nabi. 

Apabila kita menelaah ulasan para jurnalis neo-con yang islamfobia, mereka banyak mengambil sumber informasi dari sumber-sumber yang secara nyata memusuhi Islam. Opini-opini itu kini tersebar di berbagai media. Sebagai contoh adalah yang bersumber dari nama-nama sebagai berikut:

1. Nina Shea, seorang direktur ”Center for Religious Freedom”. Ia menulis sebuah essay berjudul ”Saudi Publication on Hate Ideology Fill American Mosques” setelah melakukan studi yang inadequate (tidak memadai) dan absurd ridiculous (tidak masuk akal dan menggelikan). Ia hanya melakukan observasi pada 15 masjid di AS (yang tidak sampai 1 % dari jumlah keseluruhan Masjid di AS) lalu mengambil kesimpulan yang bias dan tidak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Selain itu, Nina Shea banyak melakukan penukilan-penukilan dengan memotongnya sehingga keluar dari konteks dan membawa alur studi kepada pemahamannya yang anti Islam.

2. Daniel Pipes. Seorang kolumnis Amerika Zionis dan Islamfobia. Ia adalah direktur sebuah forum yang disebut dengan ”Middle East Forum”. Operasinya didukung oleh beberapa grup seperti ”Christian Coalition”, ”The America Israel Public Affair Commitee”, ”The American Jewish Congress” dan ”Zionist Organization of America”. Dia juga orang yang berada di belakang website “Campus Watch”. Ayahnya, Richard Pipes, adalah salah satu arsitek kebijaksanaan metodologi neo-con mantan seorang dosen di Harvard University selama lebih dari 46 tahun yang pensiun pada tahun 1996. Richard sendiri adalah seorang kelahiran Polandia yang lahir dari keluarga Yahudi kaya raya. Richard Pipes pernah menjabat sebagai “Tim B” CIA pada tahun 1976 dan mengklaim bahwa Soviet memiliki senjata pemusnah massal, yang memicu perang dingin berkepanjangan.

3. Robert Spencer, seorang katolik yang berideologi neo-con yang namanya melambung pasca peristiwa 11 September dan memproklamasikan dirinya sebagai ‘spesialis Islam’. Dia adalah editor buku The Myth of Islamic Tolerance: How Islamic Law Treat Non Muslims (Mitos tentang toleransi Islam: Bagaimana hukum Islam memperlakukan non muslim) [New York: Promotheus Books, 2005]. Ia berada di belakang website “Jihad Watch” dan “Dhimmi Watch” bersama dengan rekannya, Hugh Fitzgerald.

4. Bat Ye’or, seorang konseptor utama pencipta istilah Dhimmitude yang ia formulasikan dalam bukunya yang berjudul “Islam and Dhimmitude : Where Civilisations Collide” [Cranbury, Ney Jersey : Associated University Presses, 2002]. Bat Ye’or sendiri sebenarnya bukanlah nama aslinya, ini adalah nama samaran pseudonim dengan bahasa Ibrani. Nama aslinya adalah Giselle Littman, seorang kelahiran Mesir namun beragama Yahudi. Ia mengklaim sebagai ahli spesialis Timur Tengah. Ia juga pernah menulis buku yang berjudul “The Jews in Egypt” pada tahun 1971 dengan nama samaran Yahudiyya Masriya. Dia menuduh bahwa bangsa muslim merampas hak kaum Yahudi dan mengkhianati perjanjian-perjanjian mereka dengan Yahudi. Dia memiliki dendam pribadi terhadap Islam setelah dirinya diusir oleh pemerintahan Mesir dan tinggal di Inggris. 

5. Stephen Schwarts, Ia mengklaim dirinya sebagai ahli dalam masalah keislaman, Schwarts sangat anti dengan Wahhabi dan Saudi Arabia. Di dalam bukunya yang berjudul “The Two Faces of Islam: The House of Saud from Tradition in Terror”, Schwarts tidak pernah menyokong satupun pendapatnya tentang Islam dengan Al-Qur’an maupun Sunnah. Sangat menggelikan ketikan orang yang mengaku ahli masalah Islam tidak pernah menyokong pernyataannya dari sumber Islam. Bahkan lebih parah lagi, sebagaimana diutarakan oleh Amir Butler, bahwa Schwarts bersikap kelewat batas dengan membandingkan antara Wahhabisme dengan Fasisme di Italia, Komunisme di Soviet atau Militerisme Jepang. Schwarts, yang berpindah dari agama Yahudi ke agama Islam ala sufi Naqshabandiyah, tetap menunjukkan sikap antipati terhadap dakwah.

6. Oriana Falacci, seorang penulis Italia yang dikenal dengan buku best-sellernya Anger and Pride (Kemarahaan dan Kebanggan) ini menyamakan antara ayat suci Al-Qur’an dengan Mein Kampf-nya Hittler [Mein-Kampf = perjuanganku adalah catatan harian Hittler yang dianggap kitab suci-nya kaum NAZI]. 



7. Melanie Philips, penulis Londonistan: How Britain is Creating a Terror State within [London: Gibson Square, 2006]. Di dalam bukunya, Melanie banyak melakukan klaim-klaim tanpa bukti, seperti ia menyatakan bahwa toko-toko buku Islam turut menjual buku Mein Kampf-nya Hittler. Ia juga menyandarkan beberapa ucapan kepada Abdurrahman as-Sudays (Imam besar Masjidil Haram, Makkah Al Mukarromah) yang sangat aneh dan tidak menunjukkan di mana perujukan ucapan tersebut ia dapatkan. Banyak sekali sumber-sumber penukilan di buku ini yang tidak diketahui asal muasalnya. Dan ini jelas merupakan kebohongan untuk memuluskan propagandanya.

8. Patrick Sookhdeo, mantan muslim asal Guyana yang murtad menjadi Kristen Anglikan Kanon. Ia menjadi direktur lembaga tidak jelas bernama “Institute for The Study of Islam and Christianity”. Dia memiliki beberapa tulisan, diantaranya “The Chalenge of The Church” (2006), “Understanding Islamic Terrorist: The Islamic Doctrin of War” (2004) dan lainnya. Sookhdeo menulis artikel berjudul “The Myth of a Moderate Islam” yang menyatakan bahwa kaum teroris dan ekstrimis Islam melakukan tindakan teror adalah berangkat dari ajaran islam itu sendiri, sehingga aktivitas itu sendiri merupakan representasi dari Islam.

9. Ayaan Hirsi Ali, seorang wanita zindiq asal Somalia yang mengaku sebagai muslimah, namun tindak-tanduk dan karya tulisnya menunjukkan akan kebenciannya terhadap Islam. Dan ini dapat dengan mudah kita dapatkan di grup-grup diskusi yang secara nyata menyokong ini. Ia hijrah ke Belanda dengan cara keimigrasian gelap, dan pernah menjadi mantan anggota partai sayap kanan Belanda. Hirsi Ali menyeru pemerintahan kafir untuk lebih waspada menghadapi kaum muslimin dan mendukung kebijakan-kebijakan pemerintah yang menyudutkan kaum muslimin. Sikap anti islammnya inilah menyebabkan dirinya menjadi “one of the most influential people of 2005” versi majalah “Times”. Di dalam bukunya, “The Caged Virgin: An Emancipation for Women and Islam” menunjukkan sikap kebencian kepada syari'at Islam dan kecenderungannya di dalam atheis dan menentang syariat-syariat Islam. Di bukunya ini ia lebih banyak mengejek dan menghina syariat islam terhadap perlindungan wanita, ia juga mengejek wanita-wanita muslimah yang secara komitmen menjalani syari'at Islam secara kaffah. Tidak aneh pula kalau kebenciannya terhadap Islam sangat tinggi karena ia juga pernah menghadiri pertemuan tahunan Komite Yahudi Amerika. 

Dan masih banyak lagi dari para jurnalis dan penulis neo-con yang islamfobia, yang mendiskreditkan dan menfitnah Islam, termasuk di Indonesia ini. Ada suatu agenda tersembunyi dan propaganda terang-terangan di dalam menyudutkan kebangkita Islam di dunia. Barat khawatir akan kebangkitan Islam, dalam hal ini Amerika memiliki kepentingan besar di dalam menjaga eksistensinya. Mereka menjadi paranoid dan ketakutan besar terhadap gerakan puritan dan kebangkitan kaum muslim. Mereka khawatir bangkitnya kembali Daulah Khilafah Islamiyyah sebagaimana pada masa-masa kegelapan Eropa. Untuk itulah, mereka berupaya mempersiapkan diri melawan suatu ’peperangan’ dan mencuri start dengan memerangi Islam dengan mengatasnakaman anti terorisme. 

Madeline Albright, mantan dubes AS bagi PBB menyatakan ketika dirinya masih menjabat sekretaris negara: ”The Islamic terrorism threat will lead to a war of the future” [London: The Observer, 23 Oktober 1998, hal. 14]

Dan inilah yang mereka takutkan. Oleh karena itu mereka akan senantiasa menjaga ko-eksistensi mereka, mereka melakukan peperangan dan kekerasan terorganisir atas nama humanity (kemanusiaan) padahal merekalah yang pertama kali menginjak-injak humanity. Sikap arogan seperti inilah yang akan membenamkan Amerika ke dalam jurang kehancuran –dengan izin Allah Subhana wa Ta'ala- ke dalam jurang kehinaan.

Samuel Huntington dalam bukunya Clash of Civilitation and the Remakingh of World Order [New York: Touchstone books: 1996] berkata (hal. 51) : 

“The West won the world not by the superiority of its ideas or values or religion (to which few members of other civilization were converted) but rather by its superiority in applying organized violence. Westerners often forget this fact; non westerner never do.”

Dari pernyataan ini jelas bahwa orang barat tidak pernah menyadari kesalahan mereka ini, sedangkan lawan mereka tidak pernah melupakannya. Dan inilah yang akan menjadi bumerang bagi mereka, di saat itulah civilitation (peradaban) Amerika akan hancur dan kepemimpinan Islam akan bangkit dan menggantikan posisi mereka, dengan izin Allah -Subhana wa Ta'ala.

Dan sebagai kaum muslimin, mari kita jadikan Al-Qur'an dan As Sunnah sebagai tuntunan kita. Cintailah Allah dan Rasul-Nya. Letakkanlah keduanya di kepala-kepala kita. Dan yakinlah akan semua janji-janji Allah -Subhana wa Ta'ala-. Jangan takut untuk memperkenalkan Islam kepada istri-istri kita, dan lingkungan keluarga kita. Ajarilah anak-anak kita seperti Lukman Al Hakim mengajari anaknya.

Ajarilah anak-anak kita berbahasa arab sehingga mereka mampu membaca dam memahami Al-Qur'an, Janganlah kita meninggalkan sholat 5 waktu sekali pun, karena ketika kita mulai berani meninggalkan, maka Allah akan mencabut kecintaan kita kepada Islam dan akan menghinakan kita di hari kiamat. Ajari mereka Islam yang benar, jauhilah dari perbuatan-perbuatan syirik, dan menyimpang dari tuntunan Islam. Jauhkan keluarga kita dari makanan-makanan haram yang akan meracuni darah-darah mereka. Cintailah Makkah dan Madinah, karena Rosulullah telah menyatakan keutamaan kedua kota tersebut di Hadistnya yang mulia. 

Rosulullah tidaklah menyebutkan Washington D.C, New York, California, Amsterdam, Delft, Groningen, atau Jakarta sekalipun sebagai negeri yang rahmatan lil alamin. Tapi Rosulullah menyebut Makkah dan Madinah. Negeri-negeri yang Rahmatan lil Alamin bukanlah negeri-negeri di mana orang secara bebas bisa membeli senjata lalu menembakkannya kepada masyarakat sipil, bukanlah negeri di mana kekerasan, pemerkosaan, homosexual, Rasisme, penyimpangan sexual, anak-anak lahir di luar nikah, pembunuhan di sekolah-sekolah (seperti kasus Virginia tech), dan turis-turis yang di perlakukan sebagai kriminal, poltik standar ganda berlaku di sana.

Namun negeri yang Rahmatan lil Alamin adalah negeri di mana Penduduknya menyembah hanya kepada Allah -Subhana wa Ta'ala-,  Yaitu Allah -Subhana wa Ta'ala- yang disembah Nabi Adam Alaihi Salam hingga Nabi Ibrahim, Ismail, Ishaq Yakub Yusuf Ayub, Musa, Harun dan Daud -Alaihi Sallam-, yaitu Allah -Subhana wa Ta'ala- yang disembah oleh Nabi Isa dan Nabi Muhammad -Alaihi Sholatu Wassalam-, dan tidak melakukan kesyirikan, negeri di mana hukum-hukum Allah -Subhana wa Ta'ala ditegakkan, negeri di mana penduduknya saling mencintai atas dasar ketakwaan hanya kepada Allah -Subhana wa Ta'ala. Negeri yang dulunya gersang dan hanya suatu lembah yang tandus, dan kemudian di do'akan Nabi Ibrahim -alaihi Salam- hingga seperti sekarang. Negeri di mana Nabi Ismail dan ibundanya, Hajar, akhirnya menetap di sana. 

Jangan pernah terpengaruh oleh manisnya kalimat-kalimat orang yang secara jelas menunjukkan Islamophobia, yang hanya bisa mengandalkan otak-otak mereka. Tanyailah setiap pernyataan mereka dengan dalil dari Al-Qur'an dan Al Hadist, maka niscaya kita akan temui mereka tak berdaya, yang hanya berteriak  tanpa dalil yang jelas kecuali berdasarkan otak-otak ayam mereka, dan ingatan mereka pada masa kecil yang kita dapat pertanggungjawabkan. Merekalah dajjal-dajjal para pendusta agama ini.

Mereka adalah orang-orang yang meletakkan Al-Qur'an dan Al Hadist di tumpukan paling bawah. Mereka adalah musuh-musuh yang nyata. Slogan mereka tak lebih dari muntahan barang haram yang telah mereka makan dan kenakan. Mereka adalah orang-orang pengecut yang berlindung di balik ketiak-ketiak tuan mereka. Mereka yang terlena dengan keindahan dunia, dan menggadaikan iman-iman mereka. Mereka bekerja untuk kepentingan orang-orang yang membenci Islam. Sesungguhnya mereka tidak sadar siapa yang mereka hadapi. Mereka itu sombong, dan mereka menantang Allah -Subhana wa Ta'ala. 

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا
“Dan Allah Telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shaleh bahwa dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana dia Telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang Telah diridhai-Nya untuk mereka, dan dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku.” (QS. An-Nuur[24]:55) 

وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ
“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa” (QS. Al-Hajj[22]:40)

إِنْ يَنْصُرْكُمُ اللَّهُ فَلَا غَالِبَ لَكُمْ وَإِنْ يَخْذُلْكُمْ فَمَنْ ذَا الَّذِي يَنْصُرُكُمْ مِنْ بَعْدِهِ
“Jika Allah menolong kamu, Maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (Tidak memberi pertolongan), Maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu?” (QS. Ali-Imran[3]:160)

وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ
“Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.” (QS. Ali-Imran[3]:120)

Semoga rangkuman ini bermanfaat buat kita, dan semakin meningkatkan ukhuwah Islamiyah di antara kaum Muslimin. Seluruh kebenaran datangnya hanya dari Allah -Subhana wa Ta'ala- dan kesalahan datang dari kekhilafan pribadi. Dan sesungguhnya seluruh urusan kaum muslimin adalah selalu baik, baik disaat diberikan kenikmatan oleh Allah -Subhana wa Ta'ala- dan kita bersyukur, dan disaat diberikan cobaan maka kita senantiasa bersabar. 

Semoga Allah memberikan kita keteguhan di atas Islam yang Haq.
Amin.

[Sumber: Sallysety | Dari berbagai sumber]

Posting Komentar