Peristiwa ini terjadi tahun 1970, tepatnya pada pertengahan bulan Maret, di kediaman Pak Marzuki; seorang santri di kota Sumenep, Pulau Madura.
Bagi sebagian orang, kisah yang terjadi setengah abad silam ini boleh jadi sudah dianggap basi, atau bahkan terlalu basi untuk disajikan kepada publik jaman ini. Namun mengingat substansi dan pesan-pesan moral yang terkandung di dalamnya, saya pikir kisah yang sudah berkali-kali diterbitkan dalam bentuk buku, diunggah ke beberapa situs internet, dan sudah pula diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa ini tetap saja sangat menarik untuk disimak.
Mengapa demikian?
Saat peristiwa ini terjadi, sebagian dari kita mungkin saja belum lahir. Sedangkan bagi yang sudah, tentu dapat membayangkan kembali betapa sangat sederhananya teknologi audio-visual pada 40 tahun silam. Media publikasi bukan sesuatu yang mudah, apalagi murah, dan fasilitas internet masih merupakan hal yang amat langka di negeri ini. Sementara itu, seluruh rangkaian peristiwa yang dengan jelas mendiskripsikan pelajaran sangat berharga bagi para pencari kebenaran atas perdebatan tiada akhir menyangkut Ketuhanan Yesus - apalagi ditelaah dari kitab Injil sendiri ini - penting untuk disampaikan kepada siapa pun yang memerlukannya.
Artinya, upaya mendokumentasikan peristiwa ini hingga akhirnya dapat sama-sama kita simak lagi - dan mudah-mudahan dapat pula sama-sama kita petik pelajaran darinya - di sini pada hakekatnya adalah sebuah "hadiah keilmuan" yang betul-betul patut disyukuri.
Diangkat dari transkrip asli dialog antara Kyai Haji Bahaudin Mudhary dengan Misionaris Antonius Widuri berjudul Dialog Masalah Ketuhanan Yesus, naskah ini seutuhnya saya dokumentasikan kembali di sini berdasarkan urut-urutan sebagai berikut:
Semoga anda pun akan mendapati kisah ini sama menarik dan bermanfaatnya seperti kisah-kisah dan pelajaran serupa yang terus berkembang dari jaman ke jaman di atas permukaan bumi ini.
Selamat menyimak!
Bagi sebagian orang, kisah yang terjadi setengah abad silam ini boleh jadi sudah dianggap basi, atau bahkan terlalu basi untuk disajikan kepada publik jaman ini. Namun mengingat substansi dan pesan-pesan moral yang terkandung di dalamnya, saya pikir kisah yang sudah berkali-kali diterbitkan dalam bentuk buku, diunggah ke beberapa situs internet, dan sudah pula diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa ini tetap saja sangat menarik untuk disimak.
Mengapa demikian?
Saat peristiwa ini terjadi, sebagian dari kita mungkin saja belum lahir. Sedangkan bagi yang sudah, tentu dapat membayangkan kembali betapa sangat sederhananya teknologi audio-visual pada 40 tahun silam. Media publikasi bukan sesuatu yang mudah, apalagi murah, dan fasilitas internet masih merupakan hal yang amat langka di negeri ini. Sementara itu, seluruh rangkaian peristiwa yang dengan jelas mendiskripsikan pelajaran sangat berharga bagi para pencari kebenaran atas perdebatan tiada akhir menyangkut Ketuhanan Yesus - apalagi ditelaah dari kitab Injil sendiri ini - penting untuk disampaikan kepada siapa pun yang memerlukannya.
Artinya, upaya mendokumentasikan peristiwa ini hingga akhirnya dapat sama-sama kita simak lagi - dan mudah-mudahan dapat pula sama-sama kita petik pelajaran darinya - di sini pada hakekatnya adalah sebuah "hadiah keilmuan" yang betul-betul patut disyukuri.
Diangkat dari transkrip asli dialog antara Kyai Haji Bahaudin Mudhary dengan Misionaris Antonius Widuri berjudul Dialog Masalah Ketuhanan Yesus, naskah ini seutuhnya saya dokumentasikan kembali di sini berdasarkan urut-urutan sebagai berikut:
- Mukadimah
- Latar Belakang
- Kitab Suci Bibel
- Masalah Ketuhanan Yesus
- Yesus Penebus Dosa
- Dosa Waris
- Kitab Al Qur'an Dan Bibel
- Muhammad SAW Adalah Utusan Allah
- Perselisihan Ayat-Ayat Dalam Bibel
- Masuk Islam
- Penutup
- KH. Bahaudin Mudhary
- Transkrip
Semoga anda pun akan mendapati kisah ini sama menarik dan bermanfaatnya seperti kisah-kisah dan pelajaran serupa yang terus berkembang dari jaman ke jaman di atas permukaan bumi ini.
Selamat menyimak!
[Anda sedang membaca pengantar transkrip 1 s.d 14]
LANJUT KE TRANSKRIP BERIKUT
Debat Sumenep
Posting Komentar