Lalat, Seperti Diceritakan Dalam Al-Quran

"Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (QS. Al-Hajj [22]: 73-74)

Hikmah Pertama
Pernahkah kita berfikir sejenak tentang hikmah penciptaan seekor lalat yang dianggap menjijikkan oleh manusia? Cerita tentang lalat bukanlah hikayat baru. Lalat pernah mewarnai kisah sejarah yang tercatat dalam lembaran Al-Quran yang mulia. Buktinya? Perhatikan lagi kalam Agung ini:

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ۬ فَٱسۡتَمِعُواْ لَهُ ۥۤ‌ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ تَدۡعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ لَن يَخۡلُقُواْ ذُبَابً۬ا وَلَوِ ٱجۡتَمَعُواْ لَهُ ۥ‌ۖ وَإِن يَسۡلُبۡہُمُ ٱلذُّبَابُ شَيۡـًٔ۬ا لَّا يَسۡتَنقِذُوهُ مِنۡهُ‌ۚ ضَعُفَ ٱلطَّالِبُ وَٱلۡمَطۡلُوبُ

"Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah." (QS. Al-Hajj [22]: Ayat 73)

Gambaran yang dilukis dalam ayat Al-Quran ini menunjukkan pengajaran yang berguna untuk difikirkan secara teliti. Ini karena Allah SWT telah mendatangkan perbandingan yang ringkas tetapi pengaruhnya cukup besar kepada manusia khususnya kepada golongan kafir. Pengaruh besar yang dimaksudkan ialah karena ia melibatkan soal Aqidah. Dakwaan golongan kafir yang mengatakan patung-patung ukiran tangan mereka adalah Tuhan harus disembah telah dijawab oleh Allah SWT dengan sindiran tajam yang menusuk jiwa-jiwa mereka. Allah SWT telah menghina golongan yang menyembah patung dengan suatu penghinaan yang melumpuhkan daya fikir mereka secara logika.

Dalam membicarakan konsep ketuhanan, siapapun tidak dapat lari dari penjelasan tentang konsep penciptaan. Oleh yang demikian itu, Allah SWT telah menyuruh golongan ini menciptakan seekor lalat seandainya mereka mengaku mempunyai kekuatan dan kekuasaan yang diberikan patung sesembahan mereka. Lalu, kehinaan ini terus menerus menusuk ke ulu hati mereka memandangkan patung keras tidak bernyawa itu yang mana mungkin mampu menciptakan serangga sekecil lalat, bahkan tidak memberikan sedikit manfaat pun kepada mereka yang menyembahnya.

Tidak cukup dengan itu, Allah SWT menurunkan lagi perintah dengan gaya bahasa dan uslub yang cukup berbekas yaitu seandainya patung itu berkuasa, maka halaulah lalat yang hinggap dihidung ukiran itu tanpa bantuan siapa pun. Ternyata patung itu tidak mampu. Karena jelas tidak memiliki kemampuan untuk langsung memberikan reaksi tindak balas seperti manusia, misalnya.

Begitu juga Allah SWT turut menyuruh agar golongan kafir memohon kepada patung mereka menghapuskan segala macam penyakit berbahaya yang dibawa oleh lalat, yang tentu saja, tidak mampu mereka buktikan!

Uslub Balaghah
Di dalam ayat di atas, Allah SWT menyeru kepada manusia dengan seruan يا أيها الناس atau, “Wahai sekalian manusia!” Ini adalah seruan yang bersifat universal. Menurut terminologi bahasa arab, seruan itu seolah-olah sebagai suatu panggilan yang jauh. Lalu, apa pula yang dimaksudkan dengan suatu panggilan jauh? Maksud firman Allah SWT dalam ayat ini adalah suatu seruan kepada seluruh umat manusia sejak dahulu hingga datangnya hari kiamat.

Mengapa Allah SWT menyebut Lalat, bukan Gajah atau Onta?
Sebab ayat ini seolah-seolah menampar orang kafir yang berkata Tuhan mereka mampu melakukan segala-galanya. Oleh itu, diturunkanlah perintah untuk mencipta lalat yang menjijikkan itu agar mereka berfikir dan terus berfikir. Hatta, mencipta makhluk sekecil lalat - yang jorok - saja sesembahan mereka tidak mampu, konon pula hewan sebesar gajah dan unta?

Apa pula hikmah Allah SWT memilih Lalat untuk dijadikan contoh?
Seperti sudah dimaklumi oleh setiap manusia,  lalat merupakan serangga yang kecil, lemah dan hina bahkan kerjanya cuma memberi kemudharatan kepada manusia dengan mendatangkan bermacam penyakit yang berbahaya, bahkan  hingga membawa kematian pada manusia. Menurut Kitab Jaulah fi Dauhah Al-Adab, di antara penyakit berbahaya yang dibawa oleh lalat ialah jangkitan Tuberculosis (Jarsumah As-sel), Salmonella typhi (At-Taifud), Amebiasis (Ad-Dusnataria) dan Pink Eye (Ar-Ramd).

Hikmah Kedua

"Apabila lalat terjatuh ke dalam bekas minuman salah seorang di antara kamu, celuplah dan kemudian buanglah ia kerana pada sebelah sayapnya mengandung penawar dan di sebelah sayapnya yang lain mempunyai penyakit.”  [HR Bukhari, Imam Ahmad, Abu Daud dan Ibn Majah]

Betapa hebat mukjizat karunia Allah SWT kepada Rasulullah SAW yang mengetahui perkara-perkara ghaib. Sedangkan jika menurut logika akal, sungguh tidak relevan untuk mencelupkan lalat yang kotor untuk kedua kalinya ke dalam cawan minuman yang dicemari oleh lalat. Namun kajian sains modern membuktikan kebenaran kata-kata baginda Rasulullah SAW itu. Menurut Dr. Danial Zainal Abidin dari petikan buku Pengobatan Islam dan Bukti Sains Modern:
Pada hakikatnya, hadis ini memperkenalkan konsep vektor dalam penyebaran penyakit. Vektor ialah hewan dan serangga tertentu, contohnya lalat yang membawa kuman-kuman keapda makhluk lain, seperti manusia. Dalam konteks lalat, konsep vektor ini baru mulai difahami pada abad kesembilanbelas sedangkan Nabi Muhammmad sudah mengajarkan tentang hal itu pada abad ketujuh.
Hikmah Ketiga
Tidakkah anda tertarik saat membaca artikel di sebuah media online misalnya, yang mengatakan bahwa di negara-negara Eropah serangga-serangga kecil seperti lalat jarang ditemui. Ini berbeda jika dibandingkan dengan negara-negara timur tengah dan beriklim khatulistiwa. Seperti disebutkan di atas, apabila iklim bertukar ke musim panas maka kehadiran lalat yang beribu-ribu itu akan memenuhi ruang udara negara Mesir. Umumnya masyarakat mengetahui lalat ialah sejenis serangga yang hidup di lingkungan yang kotor dan menjijikkan. Malah lalat terus aktif berkembang biak jika kawasan tersebut dibiarkan tanpa pengawasan manusia.

Justru, kita harus melihat ini sebagai hikmah mengapa Allah SWT mendatangkan serangga lalat kepada manusia. Bukankah Islam mengajarkan bahwa menjaga kebersihan adalah sebagian dari iman?
Nah, lihat dan fikirkanlah sendiri hikmahnya.

Apakah menurut anda lalat lebih memilih hidup di tempat bersih yang tidak ada pencemaran yang menjijikkan?

SubhanALLAH!

[Sumber: Rahsia Di Sebalik Kejadian Lalat | Faridrashidi.com]

Posting Komentar