1. Telah berabad-abad lamanya umat Islam menduduki posisi
yang lemah. Hal ini terutama karena penjajahan bangsa barat
dan disebabkan oleh kebekuannya dalam cara berfikir. Bangsa
penjajah berhasil mengadu domba sesama bangsa dan
negara-negara Islam sehingga amat sukar mempersatukan mereka
dalam satu kerja sama dan satu tujuan. Barulah pada akhir
abad ke 19 lahir kebangkitan umat Islam untuk memperbaiki
posisinya kembali. Kebangkitan ini bermula pada penggalian
ajaran-ajaran Islam yang murni yang sekian lama tertutup
oleh bid'ah khurafat dan tahayyul, oleh pengkramatan
terhadap sesama manusia. Kemudian diikuti oleh terbukanya
semangat dan kesadaran dakwah Islam serta amar makruf nahi
munkar, lalu menjelmalah semangat mencapai kemerdekaan bebas
dari penjajah bangsa asing dan penjajahan feodalisme. Maka
terbukalah pula hikmah untuk meningkatkan ilmu pengetahuan
serta hasrat untuk sejajar dengan lain-lain bangsa.
2. Kemerdekaan berfikir yang dianjurkan Islam mulai nampak
bentuknya, antara lain dengan penangkapan yang logis dan
ilmiyah tentang ajaran-ajaran aqidah serta hikmah ibadah dan
seluruh aspek kemasyarakatan dari semua ajaran Islam itu.
Maka terbukalah pintu-pintu diskusi dan pertukaran pikiran
mengenai ajaran-ajaran agama Islam sehingga dapat
diselaraskan tengan kemajuan jaman dan kemajuan perkembangan
pikiran manusia. Segala syariat agama dapat dipahami dengan
jelas, juga mengenai kepercayaan dan i'tiqad. Berdasarkan
kesemuanya itu berkembang majulah usaha-usaha tabligh dan
dakwah dengan cara dan uraian yang praktis, sesuai dengan
kemajuan zaman lagi mudah diterima oleh akal, tidak berisi
dengan dogma atau kepercayaan yang dipaksakan. Dari ajaran
Islam yang telah diungkapkan ternyata memancar kesadaran
dakwah dan tabligh itu sebagai suatu kewajiban yang mutlak
bagi setiap orang Mukmin sesuai menurut kemampuan
masing-masing, demikian pula anjuran untuk berdakwah dengan
kerja sama dan aturan yang rapih. Ini telah mendorong
bangkitnya para muballighin dalam segala tingkatan, pria dan
wanita, tanpa kecuali. Mereka untuk mendapat pelajaran,
tetapi mereka sengaja mendatangi sasaran dan tujuan dakwah
yang diperlukan. Dan inilah yang memang dituntunkan oleh
Rasulullah.
3. Hal-hal khusus yang perlu dikemukakan tentang kekuatan
dakwah yang terkandung dalam ajaran Islam ialah antara lain:
a. Jika dalam agama Masehi hanya orang-orang tertentu yang
diperkenankan menyebarluaskan agama, maka dalam agama Islam
setiap orang berkewajiban menyiarkan agamanya walaupun dia
baru mengetahui satu ayat Al-Quran saja. Ini ternyata jelas
dalam sabda Nabi: "Sampaikanlah dari padaku walaupun hanya
satu ayat."
b. Berpuluh-puluh ayat dari firman Allah dalam Al-Quran yang
memerintahkan berdakwah amar ma'ruf nahi munkar, antara lain
Surat Ali Imran ayat 104 yang memerintahkan kaum Muslimin
untuk bertindak dengan membentuk umat terorganisir guna
melaksanakan kewajiban tersebut.
c. Jika dalam agama Masehi kehidupan keagamaan dan
kesosialan pemeluknya diatur seluruhnya oleh gereja, maka
dalam agama Islam hal semacam itu tidak ada. Masjid
merupakan tempat beribadah dan dapat juga digunakan untuk
memusyawarahkan kepentingan agama dan ummatnya, tetapi
masjid dan imamnya tidak menguasai kehidupan keagamaan serta
kesosialan umat. Umat Islam bebas untuk bergerak dalam
lapangan keagamaan dan kesosialan diluar pengaruh masjid dan
imamnya. Dengan demikian agama Islam dapat lebih jauh
meresap dalam masyarakat.
d. Jika dalam agama Masehi yang dapat menjadi pemimpin atau
imam serta khatib hanyalah pastor atau pendeta, maka dalam
agama Islam setiap orang dapat bertindak sebagai imam atau
khatib asalkan mampu. Bahkan wanita diperkenankan bertindak
sebagai imam dalam shalat jamaah khusus wanita.
e. Jika dalam agama Masehi terutama agama Katolik,
mempersoalkan masalah kepercayaan adalah setengah tertutup
atau tertutup, maka dalam agama Islam selalu terbuka pintu
seluas-luasnya untuk bertukar pikiran atau mendiskusikan
segala ajaran agama termasuk soal-soal kepercayaan dan
hukum-hukum agama. Dengan demikian ilmu-ilmu agama menjadi
meningkat dan berkembang. Ini lebih menarik perhatian orang
kepada Islam.
f. Ajaran Tauhid Islam yang jelas dan tegas tentang keesaan
Allah dengan dalil-dalil naqli dan aqli, serta ajaran ibadah
yang praktis dan rasionil, demikian pula hukum keluarga dan
kemasyarakatan yang lengkap.
4. Apa yang diuraikan diatas adalah kekuatan yang mampu
mendorong perkembangan tersiarnya agama Isiam melalui
kegiatan para muballigh dan guru-guru dan bahkan setiap
orang mukmin. Jadi apabila kekuatan itu digunakan dengan
sepertiganya dan kewajiban berdakwah itu dapat diresapkan
kepada seluruh umat Islam, sesungguhnya usaha dakwah Islam
akan mampu menutupi kekurangan atau kelemahan tentang
pembeayaan, tenaga ahli dan sebagainya. Organisasi dakwah
sebagai yang ada sekarang ini kalauperlu dapat ditambah
menurut bidangnya masing-masing. Koordinasi antara
organisasi-organisasi itu diatur dengan lebih rapi,
pendidikan kader muballigb ditingkatkan mutunya, kesediaan
dan tekad berdakwah lebih disemangatkan, pengumpulan dana
dakwah diaktifir serta dikampanyekan. Kelompok-kelompok
diskusi dalam kalangan generasi muda dan cendekiawan lebih
sering diadakan yang acaranya penganalisaan tentang
perbandingan agama. Juga dialog antar agama tidak boleh
diabaikan.
5. Adapun yang terpenting langkah dakwah sebagaimana
tersebut di atas adalah ditujukan untuk memberikan kesadaran
dan pengetahuan tentang agama Islam kepada pemeluknya, agar
supaya mereka tidak akan sampai dapat dialihkan agamanya.
Di samping itu menyebarluaskan kebenaran i'tikad Islam dan
kemanfaatan ajaran Islam bagi kebangunan dan pembangunan
masyarakat. Kemudian membuktikan kebaikan ajaran Islam itu
dengan langkah dan usaha perbaikan sosial yang nyata. Dengan
perbentengan semacam itu dapatlah semaksimal mungkin umat
Islam diselamatkan dari langkah kristenisasi atau dari
hal-hal lain yang akan mengalihkan agama mereka atau
mengaburkan keislaman mereka. (Bersambung)
Posting Komentar