V. Islam Yang Kuat Dan Pemeluknya Yang Lemah


1. Telah berabad-abad lamanya umat Islam menduduki posisi yang lemah. Hal ini terutama karena penjajahan bangsa barat dan disebabkan oleh kebekuannya dalam cara berfikir. Bangsa penjajah berhasil mengadu domba sesama bangsa dan negara-negara Islam sehingga amat sukar mempersatukan mereka dalam satu kerja sama dan satu tujuan. Barulah pada akhir abad ke 19 lahir kebangkitan umat Islam untuk memperbaiki posisinya kembali. Kebangkitan ini bermula pada penggalian ajaran-ajaran Islam yang murni yang sekian lama tertutup oleh bid'ah khurafat dan tahayyul, oleh pengkramatan terhadap sesama manusia. Kemudian diikuti oleh terbukanya semangat dan kesadaran dakwah Islam serta amar makruf nahi munkar, lalu menjelmalah semangat mencapai kemerdekaan bebas dari penjajah bangsa asing dan penjajahan feodalisme. Maka terbukalah pula hikmah untuk meningkatkan ilmu pengetahuan serta hasrat untuk sejajar dengan lain-lain bangsa. 

2. Kemerdekaan berfikir yang dianjurkan Islam mulai nampak bentuknya, antara lain dengan penangkapan yang logis dan ilmiyah tentang ajaran-ajaran aqidah serta hikmah ibadah dan seluruh aspek kemasyarakatan dari semua ajaran Islam itu. Maka terbukalah pintu-pintu diskusi dan pertukaran pikiran mengenai ajaran-ajaran agama Islam sehingga dapat diselaraskan tengan kemajuan jaman dan kemajuan perkembangan pikiran manusia. Segala syariat agama dapat dipahami dengan jelas, juga mengenai kepercayaan dan i'tiqad. Berdasarkan kesemuanya itu berkembang majulah usaha-usaha tabligh dan dakwah dengan cara dan uraian yang praktis, sesuai dengan kemajuan zaman lagi mudah diterima oleh akal, tidak berisi dengan dogma atau kepercayaan yang dipaksakan. Dari ajaran Islam yang telah diungkapkan ternyata memancar kesadaran dakwah dan tabligh itu sebagai suatu kewajiban yang mutlak bagi setiap orang Mukmin sesuai menurut kemampuan masing-masing, demikian pula anjuran untuk berdakwah dengan kerja sama dan aturan yang rapih. Ini telah mendorong bangkitnya para muballighin dalam segala tingkatan, pria dan wanita, tanpa kecuali. Mereka untuk mendapat pelajaran, tetapi mereka sengaja mendatangi sasaran dan tujuan dakwah yang diperlukan. Dan inilah yang memang dituntunkan oleh Rasulullah. 

3. Hal-hal khusus yang perlu dikemukakan tentang kekuatan dakwah yang terkandung dalam ajaran Islam ialah antara lain: 

a. Jika dalam agama Masehi hanya orang-orang tertentu yang diperkenankan menyebarluaskan agama, maka dalam agama Islam setiap orang berkewajiban menyiarkan agamanya walaupun dia baru mengetahui satu ayat Al-Quran saja. Ini ternyata jelas dalam sabda Nabi: "Sampaikanlah dari padaku walaupun hanya satu ayat." 

b. Berpuluh-puluh ayat dari firman Allah dalam Al-Quran yang memerintahkan berdakwah amar ma'ruf nahi munkar, antara lain Surat Ali Imran ayat 104 yang memerintahkan kaum Muslimin untuk bertindak dengan membentuk umat terorganisir guna melaksanakan kewajiban tersebut.

c. Jika dalam agama Masehi kehidupan keagamaan dan kesosialan pemeluknya diatur seluruhnya oleh gereja, maka dalam agama Islam hal semacam itu tidak ada. Masjid merupakan tempat beribadah dan dapat juga digunakan untuk memusyawarahkan kepentingan agama dan ummatnya, tetapi masjid dan imamnya tidak menguasai kehidupan keagamaan serta kesosialan umat. Umat Islam bebas untuk bergerak dalam lapangan keagamaan dan kesosialan diluar pengaruh masjid dan imamnya. Dengan demikian agama Islam dapat lebih jauh meresap dalam masyarakat.

d. Jika dalam agama Masehi yang dapat menjadi pemimpin atau imam serta khatib hanyalah pastor atau pendeta, maka dalam agama Islam setiap orang dapat bertindak sebagai imam atau khatib asalkan mampu. Bahkan wanita diperkenankan bertindak sebagai imam dalam shalat jamaah khusus wanita.

e. Jika dalam agama Masehi terutama agama Katolik, mempersoalkan masalah kepercayaan adalah setengah tertutup atau tertutup, maka dalam agama Islam selalu terbuka pintu seluas-luasnya untuk bertukar pikiran atau mendiskusikan segala ajaran agama termasuk soal-soal kepercayaan dan hukum-hukum agama. Dengan demikian ilmu-ilmu agama menjadi meningkat dan berkembang. Ini lebih menarik perhatian orang kepada Islam.

f. Ajaran Tauhid Islam yang jelas dan tegas tentang keesaan Allah dengan dalil-dalil naqli dan aqli, serta ajaran ibadah yang praktis dan rasionil, demikian pula hukum keluarga dan kemasyarakatan yang lengkap.

4. Apa yang diuraikan diatas adalah kekuatan yang mampu mendorong perkembangan tersiarnya agama Isiam melalui kegiatan para muballigh dan guru-guru dan bahkan setiap orang mukmin. Jadi apabila kekuatan itu digunakan dengan sepertiganya dan kewajiban berdakwah itu dapat diresapkan kepada seluruh umat Islam, sesungguhnya usaha dakwah Islam akan mampu menutupi kekurangan atau kelemahan tentang pembeayaan, tenaga ahli dan sebagainya. Organisasi dakwah sebagai yang ada sekarang ini kalauperlu dapat ditambah menurut bidangnya masing-masing. Koordinasi antara organisasi-organisasi itu diatur dengan lebih rapi, pendidikan kader muballigb ditingkatkan mutunya, kesediaan dan tekad berdakwah lebih disemangatkan, pengumpulan dana dakwah diaktifir serta dikampanyekan. Kelompok-kelompok diskusi dalam kalangan generasi muda dan cendekiawan lebih sering diadakan yang acaranya penganalisaan tentang perbandingan agama. Juga dialog antar agama tidak boleh diabaikan. 

5. Adapun yang terpenting langkah dakwah sebagaimana tersebut di atas adalah ditujukan untuk memberikan kesadaran dan pengetahuan tentang agama Islam kepada pemeluknya, agar supaya mereka tidak akan sampai dapat dialihkan agamanya. Di samping itu menyebarluaskan kebenaran i'tikad Islam dan kemanfaatan ajaran Islam bagi kebangunan dan pembangunan masyarakat. Kemudian membuktikan kebaikan ajaran Islam itu dengan langkah dan usaha perbaikan sosial yang nyata. Dengan perbentengan semacam itu dapatlah semaksimal mungkin umat Islam diselamatkan dari langkah kristenisasi atau dari hal-hal lain yang akan mengalihkan agama mereka atau mengaburkan keislaman mereka. (Bersambung)

Posting Komentar