3.1 TRINITAS
Dogma yang terbesar dalam Agama Kristen, baik Protestan
maupun Katolik adalah tentang: TRINITAS. Kepadanya semua
ajaran dan dogma yang ditetapkan kemudian tergantung. Yang
dimaksud dengan Trinitas ialah suatu kepercayaan bahwa Tuhan
adalah satu dalam tiga pribadi, yakni Allah Bapa, Allah
Putera (anak) yaitu Yesus Kristus dan Roh Kudus.
Dogma tentang Trinitas baru dirumuskan dalam abad ke IV
dalam suatu Konsili di Nicea. Konsili itu diikuti oleh para
Uskup, Theolog kenamaan dan banyak Sarjana Gereja. Keputusan
Konsili itu dirumuskan dalam 12 Sahadat para Rasul, di mana
dirumuskan bahwa ketiga pribadi dalam Allah yang satu itu
adalah sejajar, walaupun digunakan istilah Bapa dan Anak;
Dalam doa litani Umat Katolik sebutan Trinitas dirumuskan
dengan kata-kata: "Allah Tritunggal Kudus Tuhan Yang Maha
Esa."
Rumusan Konsili Nicea abad ke IV tentang TRINITAS itu
mendasarkan pada ucapan Yesus Kristus sendiri dalam Injil
Mateus 28: 19 "Karena itu pergilah, jadikan semua bangsa
murid-KU dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan
Roh Kudus."
Tetapi apakah benar bahwa ucapan Yesus itu dimaksudkan oleh
Yesus sendiri untuk mengajar bahwa dalam Allah yang Esa itu
terdapat tiga pribadi, sebab Yesus sendiri secara explicit
tidak pernah mengatakan hal itu.
Apakah pengakuan orang Kristen tentang Allah tidak
bertentangan dengan Ke-ESA-an Allah itu sendiri? Umat
Eristen sendiri sulit untuk menjelaskannya; karena itu
mereka selalu melarikan diri pada jawaban: misteri Tuhan
yang sulit diungkapkan." Bahkan untuk memperkuat jawaban
itu, mereka selalu menceriterakan kisah Agustinus, Uskup
Hipo yang juga pernah mengalami kebimbangan tentang
TRINITAS. Untuk memecahkan hal itu Uskup Agustinus
berjalan-jalan di tepi laut. Di situ Agustinus bertemu
dengan seorang anak kecil yang sedang membuat sumur-sumuran
dengan menggali pasir di tepi laut itu. Uskup Hipo itu
bertanya: "Untuk apakah sumur-sumur itu, nak?" Anak itu
menjawab, "Saya akan memasukkan semua air laut ke dalam
sumur ini." Akhirnya, Agustinus mengambil kesimpulan,
misteri Tuhan adalah begitu luas seperti luasnya samudera
yang tak kelihatan tepinya; sedang otak manusia hanya
terbatas seperti sumur-sumuran yang dibuat oleh anak kecil
itu. Jadi tidak mungkin kita dapat mengerti dengan jelas
misteri Allah; oleh karena itu walaupun Trinitas merupakan
hal yang sulit, terimalah saja seperti itu!
Marilah kita membuka halaman pertama dari Al-Kitab, pada
Kitab Kejadian (Genesis = Purwaning Dumadi) pada pasal yang
pertama. Pada Kejadian 1:26, kita baca: Berfirmanlah Allah:
"Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa
Kita " Dalam anak ayat yang sependek itu kita menjumpai 2
kata "kita," sebagai kataganti untuk Allah. Bukankah dengan
kata "kita" terkandung pengertian ada lebih dari satu Allah?
Mungkinkah kataganti untuk Allah memang dipakai kata "kita"?
Tetapi kalau kita membuka lebih lanjut pada Kejadian 1:29
kita baca : Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, AKU memberikan
kepadamu." Mengapa di sini dipakai kata AKU untuk ganti
Allah? Bukankah dengan melihat kenyataan ini kita bisa
menarik kesimpulan bahwa memang sungguh ada lebih dari satu
Allah?
Sekarang yang hendak kita persoalkan ialah Sabda Yesus pada
Injil Mateus 28: 19; siapakah sebetulnya Bapa, Anak dan Roh
Kudus seperti sabda Yesus dalam Mateus 28: 19? Sering orang
Kristen mengatakan bahwa pengertian Umat Islam tentang Allah
masih kurang lengkap, sebab orang Islam hanya mengenal Allah
Bapa saja. Baiklah, kita setuju saja dengan mereka bahwa
yang kita imani sebagai Allah adalah Allah Bapa seperti yang
diimani oleh orang Kristen, tetapi siapakah anak dan
siapakah Roh Kudus?
Kalau kita membaca seluruh isi Perjanjian Lama, maka semua
Nabi dan orang Kudus pada waktu itu disebut sebagai Anak
Allah. Bahkan oleh Yesus sebutan "Anak Allah" itu diperluas
bagi mereka yang membawa damai. Dalam kotbah di bukit yang
kemudian terkenal dengan Delapan Sabda Bahagia Yesus
bersabda: "Berbahagialah orang yang membawa damai, karena
mereka akan disebut anak-anak Allah" (Mateus 5: 9).
Jadi jelas bahwa sebutan Anak Allah bukan monopoli pribadi
Yesus sendiri, tetapi untuk semua Nabi dan mereka yang
membawa damai, Yesus sendiri dalam Mateus 6:9 mengajar
murid-murid-NYA sebuah doa yang kemudian menjadi terkenal
dengan sebutan: "DOA BAPA KAMI." Dalam doa itu Yesus
mengajar kepada kita agar menyebut "Bapa" kepada Allah yang
ada di Surga. Hal ini nyata juga kalau kita perhatikan sabda
Yesus pada Mateus 15: 13. Jawab Yesus: "Setiap tanaman yang
ditanam Bapa-Ku" Dalam ayat itu Yesus menyebut Allah dengan
perkataan Bapa-KU, sedang di ayat lain Yesus menyebut Allah
dengan perkataan Bapa-mu (Mateus 10:20). Yesus sendiri
rupanya lebih senang dengan predikat "Anak manusia."
(Periksalah Injil Mateus pasal 16 keseluruhan).
Sekarang siapakah Roh Kudus itu? Untuk itu Yesus menjelaskan
sebagai berikut: "AKU (Yesus) akan minta kepada Bapa, dan IA
akan memberikan kepadamu seorang Ponolong yang lain, supaya
IA menyertai kamu, yaitu Roh Kebenaran (Injil Yohanes 14:
16). Jadi Penolong yang akan datang adalah seorang (tentunya
seorang manusia). Sedang sesuatu disebut Roh ialah jika ia
sudah mati atau belum lahir. Jadi jelaslah bahwa Penolong
yang dijanjikan Yesus adalah seorang yang belum lahir.
Siapakah dia? Mungkinkah Paulus? Baiklah, hal ini akan kita
tinjau lebih lanjut.
Bila kembali kepada ucapan Yesus pada Mateus 28: 19: ", dan
baptislah mereka dengan nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, "
Apakah artinya baptis? Orang Yahudi mempunyai kepercayaan
bahwa Allah akan menyelamatkan setiap manusia. Tetapi dari
fihak manusia ada yang menerima penyelamatan dari Allah dan
ada yang tidak mau. Mereka yang mau menerima penyelamatan
itu diharuskan bertobat, dan sebagai tanda tobat mereka
dibaptis. Upacara baptis biasanya dilakukan di sungai dengan
mencelupkan kepala mereka ke dalam air. Upacara baptis
sekarang diteruskan oleh semua Gereja Kristen dan Katolik
sebagai lambang penerimaan mereka akan iman Kristen, hanya
caranya yang berbeda. Ada Gereja yang membaptis dengan
betul-betul mencelupkan kepala calon baptis di sebuah
sungai, ada yang hanya mencucurkan air pada salah satu
bagian tubuh yang biasanya adalah kepala.
Upacara baptis itu kemudian diakui sebagai Sakramen.
(Sakramen = setiap ucapan dan perbuatan Yesus yang
mendatangkan Rahmat). Jadi dapatlah disimpulkan bahwa baptis
ialah tanda bahwa manusia itu telah diselamatkan, karena
menurut kepercayaan umat Kristen pada waktu sekarang
dibaptis (= dipermandikan) semua dosanya dihapus.
Jadi ucapan Yesus dalam Mateus 28: 19: " dan baptislah
mereka dengan nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dapatlah
diartikan, " selamatkanlah mereka dengan nama (ajaran) Allah
dan seorang nabi dan lebih-lebih ajaran seorang penolong
yang datang sesudah Yesus."
Tetapi siapakah "Penolong yang datang sesudah Yesus?"
Pauluskah? Karena Paulus adalah seorang pembaharu yang
datang sesudah Yesus. Pada peninjauan lebih lanjut kita akan
membahas siapakah Penolong itu.
3.2 KETURUNAN IBRAHIM
Orang Yahudi, yang kemudian juga orang Kristen (Protestan
dan, Katolik) mempunyai kepercayaan bahwa Messias atau
penyelamat dunia, Juru Selamat; adalah berasal dari
keturunan Ibrahim, keturunan Daud. Sadar akan kepercayaan
ini, maka Mateus pada permulaan Injil-nya menulis bahwa
Yesus adalah keturunan Ibrahim, keturunan Daud. "Inilah
sisilah Yesus Kristus, maka Daud, anak Ibrahim " (Mt. 1: 1).
Sedangkan silsilah itu ternyata merupakan sesuatu yang
dipaksakan. Perhatikanlah: setelah Mateus menyuguhkan kepada
kita deretan nama-nama yang merupakan deretan keturunan
Ibrahim dalam Injilnya pada pasal 1 ayat 2 sampai dengan 15,
maka pada ayat ke 16, Mateus menulis: "Yakub memperanakan
Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut
Kristus.
Kalau kita perhatikan dengan baik, maka yang menjadi
keturunan Ibrahim adalah Yusuf bukan Maria, Padahal orang
Kristen mengimani bahwa Yesus tidak lahir dari "hubungan"
Yusuf dan Maria. Jadi jelas bahwa Yesus sendiri menurut
Mateus adalah bukan keturunan Ibrahim, keturunan Daud.
Menurut kepercayaan orang Kristen bahwa Penyelamat dunia
akan lahir dari anak Ibrahim. Ibrahim sendiri beranak 2 dari
2 orang isteri pula, yakni Sara dan Hagar. Tetapi umat
Kristen menekankan bahwa anak Ibrahim yang syah adalah
Ishak, yang lahir dari Sara: sedang Ismail bukanlah anak
Ibrahim yang syah karena lahir dari seorang budak, jadi
tidak mungkin Juru Selamat Dunia lahir dari keturunan
Ismail. Betulkah Ismail bukan anak Ibrahim yang syah?
Sebagai dasar untuk membuktikan bahwa hanya Ishak yang
merupakan anak Ibrahim yang syah, umat Kristen mempergunakan
Kitab Kejadian 22: 2, Firman-NYA: "Ambillah anakmu yang
tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak." Apakah
Ismail bukan anak Ibrahim yang syah? Hal ini nyata dibantah
sendiri oleh Kitab Kejadian pasal 21: 13: "Tetapi keturunan
dari hambamu itu (Ismail) juga akan KU-buat menjadi suatu
bangsa, karena iapun anakmu."
Bangsa Yahudi (Israel) mempercayai bahwa mereka adalah
bangsa pilihan dimana sejarah penyelamatan manusia akan
selalu bersumber kepada dan dari bangsa itu. Jadi menurut
kepercayaan mereka Juru Selamat Dunia akan datang dari
bangsa Israel. Tetapi apakah keturunan Ibrahim itu hanya
yang lahir sebagai anak- anak Ishak? Rupanya hal ini
dibantah sendiri oleh Yesus Kristus: "Dan janganlah mengira,
kamu dapat berkata dalam hatimu: Ibrahim adalah bapa kami.
Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan
anak-anak Ibrahim dari batu-batu itu." (Mateus 3: 9).
Jadi jelaslah bahwa keturunan Ibrahim bukan saja yang lahir
sebagai anak-anak Ishak tetapi juga dari batu-pun bisa jadi
keturunan Ibrahim, lebih-lebih anak-anak Ismail yang nyata
diakui dalam Kiitab Kejadian.
Kalau Juru Selamat Dunia harus lahir sebagai keturunan
Ibrahim maka tentu tidak menutup kemungkinan bahwa Juru
Selamat itu adalah lahir dari garis Ismail. Tetapi kalau
juga ditentukan bahwa Juru Selamat itu lahir dari garis
Ishak, tetapi apakah Juru Selamat itu juga harus "Anak
Daud?" Hal itupun akan ditinjau pada pasal-pasal berikut.
3.3 YESUS DAN HUKUM TAURAT
Orang Yahudi, yang kemudian juga orang Kristen (Protestan dan, Katolik) mempunyai kepercayaan bahwa Messias atau penyelamat dunia, Juru Selamat; adalah berasal dari keturunan Ibrahim, keturunan Daud. Sadar akan kepercayaan ini, maka Mateus pada permulaan Injil-nya menulis bahwa Yesus adalah keturunan Ibrahim, keturunan Daud. "Inilah sisilah Yesus Kristus, maka Daud, anak Ibrahim " (Mt. 1: 1). Sedangkan silsilah itu ternyata merupakan sesuatu yang dipaksakan. Perhatikanlah: setelah Mateus menyuguhkan kepada kita deretan nama-nama yang merupakan deretan keturunan Ibrahim dalam Injilnya pada pasal 1 ayat 2 sampai dengan 15, maka pada ayat ke 16, Mateus menulis: "Yakub memperanakan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.
Kalau kita perhatikan dengan baik, maka yang menjadi keturunan Ibrahim adalah Yusuf bukan Maria, Padahal orang Kristen mengimani bahwa Yesus tidak lahir dari "hubungan" Yusuf dan Maria. Jadi jelas bahwa Yesus sendiri menurut Mateus adalah bukan keturunan Ibrahim, keturunan Daud.
Menurut kepercayaan orang Kristen bahwa Penyelamat dunia akan lahir dari anak Ibrahim. Ibrahim sendiri beranak 2 dari 2 orang isteri pula, yakni Sara dan Hagar. Tetapi umat Kristen menekankan bahwa anak Ibrahim yang syah adalah Ishak, yang lahir dari Sara: sedang Ismail bukanlah anak Ibrahim yang syah karena lahir dari seorang budak, jadi tidak mungkin Juru Selamat Dunia lahir dari keturunan Ismail. Betulkah Ismail bukan anak Ibrahim yang syah?
Sebagai dasar untuk membuktikan bahwa hanya Ishak yang merupakan anak Ibrahim yang syah, umat Kristen mempergunakan Kitab Kejadian 22: 2, Firman-NYA: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak." Apakah Ismail bukan anak Ibrahim yang syah? Hal ini nyata dibantah sendiri oleh Kitab Kejadian pasal 21: 13: "Tetapi keturunan dari hambamu itu (Ismail) juga akan KU-buat menjadi suatu bangsa, karena iapun anakmu."
Bangsa Yahudi (Israel) mempercayai bahwa mereka adalah bangsa pilihan dimana sejarah penyelamatan manusia akan selalu bersumber kepada dan dari bangsa itu. Jadi menurut kepercayaan mereka Juru Selamat Dunia akan datang dari bangsa Israel. Tetapi apakah keturunan Ibrahim itu hanya yang lahir sebagai anak- anak Ishak? Rupanya hal ini dibantah sendiri oleh Yesus Kristus: "Dan janganlah mengira, kamu dapat berkata dalam hatimu: Ibrahim adalah bapa kami. Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak Ibrahim dari batu-batu itu." (Mateus 3: 9).
Jadi jelaslah bahwa keturunan Ibrahim bukan saja yang lahir sebagai anak-anak Ishak tetapi juga dari batu-pun bisa jadi keturunan Ibrahim, lebih-lebih anak-anak Ismail yang nyata diakui dalam Kiitab Kejadian.
Kalau Juru Selamat Dunia harus lahir sebagai keturunan Ibrahim maka tentu tidak menutup kemungkinan bahwa Juru Selamat itu adalah lahir dari garis Ismail. Tetapi kalau juga ditentukan bahwa Juru Selamat itu lahir dari garis Ishak, tetapi apakah Juru Selamat itu juga harus "Anak Daud?" Hal itupun akan ditinjau pada pasal-pasal berikut.
3.4 HAL MASUK SURGA
Setiap orang tentu menginginkan bahwa setelah kehidupan di
dunia dia akan berpindah kekehidupan di akhirat yang
membahagiakan, atau masuk surga. Kebahagiaan di surga
sebagai suatu hal yang tak dapat diceriterakan dan
dibayangkan oleh panca indera.
Tentang hal in, Yesus menandaskan bahwa: "Aku berkata
kepadamu sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk
masuk kedalam Kerajaan Surga. Sekali lagi AKU berkata
kepadamu lebih mudah seekor unta masuk melalui tubang jarum
daripada seorang kaya masuk kedalam Kerajaan Allah" (Mateus
19: 23-24).
Kita melihat bahwa lembaga yang disebut Gereja lebih-lebih
Gereja Katolik, secara nyata adalah suatu lembaga yang kaya.
Kekayaan mereka nampak pada Gedung-gedung Gereja, Rumah,
Sekolah milik mereka. Juga mobil-mobil mewah milik Gereja.
Walaupun mereka berkata bahwa itu semua dibutuhkan demi
charitatif (cinta-kasih), namun mereka toh tidak dapat
menyembunyikan kekayaan mereka.
Padahal Yesus sendiri menyuruh murid-muridnya supaya jangan
membaws emas dan perak atau tembaga dalam ikat pinggang,
jangan membawa bekal dalam perialanan, jangan membawa baju
dua helai, kasut atau tongkat (Mateus 10:9-10). Sudah
benarkah Gereja dalam menjalankan amanat Agung junjungan
mereka, Yesus Kristus? Mereka mungkin akan berkata, bahwa
setiap ayat Injil harus ditafsirkan dengan benar oleh kuasa
Gereja. Tetapi apakah tafsirannya yang tepat jika dikatakan
bahwa kita tidak boleh membawa emas, membawa perak dan
sebagainya?
Sesungguhnya semua orang di dunia ini dapat menjadi Kristen,
jika saja Gereja percaya penuh kepada Yesus tanpa reserve.
Apa yang diminta dengan penuh kepercayaan tentu akan diberi.
"AKU berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu percaya dan
tidak bimbang, kamu bukan saja dapat berbuat apa yang
Kuperbuat dengan pohon ara itu, tetapi juga jikalau kamu
berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah
kedalam laut. Hal itu akan terjadi. Dan apa saja yang kamu
minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kami menerimanya."
(Mateus 91: 21-22)
Gereja ternyata tidak mempunyai iman yang mendalam kepada
Yesus disamping dalam perjalanan sejarahnya membuat banyak
perobahan-perobahan sendiri terhadap ajaran-ajaran Yesus.
Itu pula sebabnya mengapa tidak semua orang di dunia ini
memeluk agama Kristen.
3.5 YESUS JURUSELAMAT BANGSA ISRAEL
Kepada siapakah sebetulnya Yesus diutus oleh Allah? Dalam
Injil Yohannes 20: ayat 21, Yesus bersabda: "Sama seperti
Bapa mengutus AKU, demikian juka sekarang AKU mengutus
kamu." Luas perutusan Yesus kepada murid-murid-NYA adalah
sama dengan luas perutusan yang diterima oleh Yesus dari
Bapa. Jadi tidak mungkin Yesus mengutus murid-murid-Nya
lebih luas dari perutusan-Nya sendiri yang diterima-Nya dari
Bapa. Yesus dalam salah satu sabda-Nya pernah. bersabda
bahwa Dia diutus hanya kepada domba hilang dari Bangsa
Israeli.
Rupanya Yesus-pun mengutus murid-murid-Nya hanya kepada
Bangsa Israel saja. "Janganlah kamu menyimpang ke jalan
Bangsa lain atau masuks ke dalam kota orang Samaria
melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari pada
Umat Israel" (Mateus 10: 5-6).
Bahwa Yesus adalah Utusan Allah khusus untuk Bangsa Israel,
menjadi lebih jelas lagi, ketika beliau menegaskan bahwa
para murid-Nya yang berjumlah 12 orang itu akan duduk pada
12 tahta untuk mengadili orang Yahudi. "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya pada waktu pencitaan kembali, apabila
Anak Manusia bersemayam di tahta kemuliaan-Nya, kamu, yang
telah mengikut Aku akan duduk juga di atas dua belas tahta
untuk menghakimi dua belas suku Israel" (Mateus 19:28).
Bagaimana ciri, Juru Selamat dunia yang dijanjikan oleh
Allah? Juru Selamat itu bukan hanya diutus untuk sesuatu
bangsa tertentu saja, akan tetapi haruslah dimaksudkan untuk
seluruh Bangsa. Yang kepadanya bangsa-bangsa akan berharap,
Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa (semua
bangsa), bukan hanya kepada satu bangsa tertentu saja. Untuk
ini maka Nabi Yesaya, tokoh Perjanjian Lama yang terkenal
meramalkan: "Lihatlah, itu Hamba-KU yang KU-pilih, yang
Ku-kasihi yang kepadanya jiwa-KU berkenan; Aku akan menaruh
roh-KU keatas-Nya, dan ia akan memaklumkan hukum kepada
bangsa-bangsa" (Mateus 12: 18). "Dan pada-Nyalah
bangsa-bangsa akan berharap" (Mateus 12: 21).
Sabda Yesus yang perlu juga kita perhatikan adalah yang
tercantum dalam Injil Mateus 10:41: "Barang siapa yang
menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima ubah
nabi, dan barang siapa yang menyambut seorang benar sebagai
orang benar, ia akan menerima upah sebagai orang benar."
Kita kembali kepada pertanyaan pada pasal-pasal yang lalu:
Siapakah Penolong yang dijanjikan oleh Yesus yang akan
datang sesudah Yesus? Tentu seorang nabi, karena jelas bukan
Paulus? Sekarang pertanyaan kita: "Siapakah nabi itu?" Kita
belum tahu, tetapi pasti harus seorang nabi, utusan Allah.
Yesus memang Juru Selamat, tetapi seperti apa yang pernah
ditandaskan-Nya sendiri bahwa beliau datang untuk domba
bangsa Israel yang hilang. Kalau Yesus sudah memberikan
pertanyaan tentang dirinya dan murid-murid-Nya begitu jelas,
apakah kita harus berkata bahwa Yesus dikirim Allah untuk
semua bangsa? Dengan menyatakan hal itu maka berarti bahwa
kita tidak menaruh hormat kepada beliau, baik selaku pribadi
maupun selaku Nabi Allah yang besar. Kalau Yesus sendiri
lebih senang memakai predikat: "Anak manusia," mengapa kita
harus memaksakan dengan mengatakan bahwa beliau adalah:
"Anak Allah?" Apakah Yesus sendiri tidak akan marah kalau
diri-Nya disebut dengan cara yang tidak benar, walaupun
predikat yang kita berikan kepadanya lebih tinggi?
Pernah pada suatu waktu Bapak Presiden Soeharto begitu marah
sekali ketika majalah "POP" menulis tentang silsilahnya
dimana dikatakan bahwa sesungguhnya beliau adalah keturunan
bangsawan, keturunan kraton. Artikel semacam itu kemudian
dibantah sendiri oleh beliau, bahkan dianggap sebagai
penghinaan; dalam kesempatan itu beliau menandaskan bahwa
beliau hanya seorang anak petani biasa.
Dengan menyebut Yesus sebagai Anak Allah, kita telah berbuat
kesalahan yang besar, sebab Yesus sendiri tidak pernah
menyatakan bahwa Dia adalah Anak Allah, bahkan sebutan itu
ternyata berlaku untuk semua orang yang membawa damai
seperti yang pernah kita singgung pada bab pertama tentang
TRINITAS. Dengan menyebut sesuatu yang tidak benar yang
menyimpang dari apa yang dikatakan Yesus sendiri berarti
kita tidak menyambut Yesus sebagai Nabi Allah yang benar.
Dan apakah Umat Kristen telah menyambut Utusan Allah sesudah
Yesus dengan benar? Apakah Muhammad itu utusan Allah? Apakah
ada bukti-bukti kenabian melekat pada diri beliau? Apakah
Yesus juga menyebut hal itu? Semoga pasal yang terakhir dan
uraian kami akan dapat menjawab pertanyaan di atas. Mungkin
jawaban yang akan diperoleh tidak begitu memuaskan pada saat
permulaan tetapi jika Saudara mau merenungkan, dan
lebih-lebih mempelajari dari buku-buku yang bobot ilmlyahnya
lebih tinggi dari ini; kami percaya bahwa Saudara akan
mempunyai kepuasan yang Saudara harapkan. Semoga.
3.6 SIAPAKAH SEBENARNYA JURUSELAMAT DUNIA?
Bangsa Yahudi/Israel mempunyai keyakinan bahwa Juru Selamat
Dunia adalah keturunan Ibrahim dan juga keturunan Daud, hal
ini berarti Juru Selamat Dunia adalah keturunan Ibrahim dari
garis Ishak bukan dari garis Ismail. Tetapi ternyata
keyakinan itu sendiri disangkal oleh Yesus sendiri.
Ketika orang-orang Farisi sedang berkumpul, Yesus bertanya
kepada mereka, kata-Nya: "Apakah pendapatmu tentang Mesias
(Juru Selamat)?" "Anak siapakah Dia?" Kata mereka
kepada-Nya: "Anak Daud." Kata Yesus kepada mereka: "Jika
demikian, bagaimanakah Daud oleh pimpinan Roh dapat menyebut
Dia Tuhan-nya, ketika ia berkata: Tuhan telah berfirman
kepada Tuhan-ku: duduklah di sebelah kanan-Ku sampai
musuh-musuh-Mu kutaruh dibawah kaki-Mu. Jadi jika Daud
menyebut Dia Tuhannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?"
Tidak ada seorangpun yang berani menanyakan sesuatu
kepada-Nya" (Mateus 22: 41-46).
Untuk mengklaim bahwa Juru Selamat Dunia adalah Bangsa
Yahudi/Israel maka Mateus tidak segan-segan untuk memaksakan
silsilah Yesus menjadi sedemikian rupa, sehingga Yesus
menjadi "Anak Ibrahim, Anak Daud." Tetapi jika ada bukti
bahwa Yesus memang benar Anak Daud, namun kenyataan ini
tidak bisa membuktikan bahwa Dia adalah Mesias, karena
terhadap itu Yesus bahkan telah membantahnya.
Yesus memang Mesias tetapi hanya untuk Bangsa Israel saja.
Pada suatu hari Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya:
"Menurut kamu, siapakah Aku?" Jawab Petrus: "Messias dari
Allah." Dalam sejarah umat manusia telah beberapa saja Tuhan
mengirim Nabi kepada Bangsa Israel, tetapi ternyata seperti
Yesus sering-kali ucapkan bahwa Bangsa Israel adalah bangsa
yang tegar hati; maka untuk itulah kiranya Tuhan mengirim
Nabi Bangsa Israel, Nabi yang terbesar dari nabi-nabi
sebelumnya agar bangsa Israel menjadi selamat. Jadi Yesus
memang Juru Selamat Bangsa Israel. Kita tidak boleh
menyangkal kenyataan ini, sebab setiap orang yang mengakui
Yesus di depan manusia akan diakui juga oleh Yesus di
hadapan Tuhan, dan barang siapa yang menyangkal Yesus di
hadapan manusia akan disangkal Yesus dihadapan Allah.
(Mateus 10: 32-33). Alhamdulillah, Umat Islam bukan termasuk
Umat yang menyangkal Yesus Umat Islam mengakui bahwa beliau
adalah Utusan Allah, Nabi Besar dari deretan Nabi-Nabi
sebelumnya.
Rupanya karena Bangsa lsrael memang merupakan bangsa yang
tegar hati sampai-sampai Yesus bersabda: "Aku berkata
kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan
akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan
buah Kerajaan Allah" (Mateus 21: 43)
Bangsa apa yang dimaksud oleh Yesus? Janji Tuhan akan tetap
terlaksana. Demikian juga janji Tuhan kepada Ibrahim.
Ibrahim mempunyai dua orang anak, yaitu Ishak dan Ismail.
Keduanya menurunkan bangsa yang besar, ialah Bangsa Israel
dan Bangsa Arab. Jadi jika Kerajaan diambil dari bangsa
Israel, maka akan lebih mudah masuk pada akal jika kemudian
diserahkan kepada Bangsa Arab. Jadi akan masuk diakal jikBa
Juru Selamat Dunia akan lahir dari Bangsa Arab, yakni
keturunan Ibrahim dari garis Ismail. Apakah hal ini mungkin?
Dalam Mateus 21: 42 dan juga Mazmur 118: 22-23, kita
membaca: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah
menjadi batu penjuru; hal itu terjadi dari fihak Tuhan suatu
perbuatan ajaib di mata Kita. Apakah yang dimaksud batu yang
dibuang itu? Dan apakah yang dimaksud dengan batu penjuru?
Atas anjuran dari Sarah: "Usirlah hamba perempuan itu
beserta anaknya!" (Kejadian 21 : 10) maka Ibrahim lalu
membuang Hagar dan Ismail. Bukankah hal itu jelas bagi kita,
bahwa keturunan Ibrahim dari garis Ismail telah dibuang oleh
Ibrahim sendiri sebagai tukang bangunan? Apakah batu penjuru
itu? Kita tahu bahwa semua orang Islam yang bersembahyang
menghadap kepada penjuru yang samas yakni Ka'bah.
Kita kembali kepada pertanyaan "Siapakah Penolong yang
dijanjikan oleh Yesus yang datang sesudah beliau?"
" dan baptislah mereka demi nama Bapa dan Anak dan Roh
Kudus" (Mateus 28: 19), yang dapat kita artikan: " dan
selamatkanlah mereka demi nama Tuhan, dengan ajaran para
Nabi dan lebih-lebih ajaran Nabi sesudah Yesus "
Siapakah Nabi sesudah Yesus? Ia adalah batu yang di buang
oleh tukang bangunan dan sekarang menjadi batu penjuru. Ia
tentu harus keturunan Ismail. Siapakah dia? Jawab-nya tidak
ada dua: Muhammad!
Apakah Muhammad juru selamat dunia?
"Ya,
pasti!"
Posting Komentar