Benarkah Al-Quran Mengakui Kerasulan Paulus?


Para penggiat dan pendukung penjaja anekarasa produk kadaluwarsa berlabel "ajaran kasih" Kristen kerap nekad mengklaim bahwa Al-Qur'an mengakui Paulus sebagai Nabi yang benar. Untuk klaim ngasal ini mereka mengutip terjemah tafsir dari Ibnu Katsir di bawah ini.

SURAH YASSIN [36]
[36: 13] Dan buatlah bagi mereka suatu perumpamaan, yaitu penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan datang kepada mereka;(sebuah persamaan; penghuni suatu kota dimana datang utusan-utusan itu kepada mereka) 

Dalam laporan yang disampaikan Ibn Abbas, Ka'b Al-Ahbar dan Wahb bin Munabbih - Ibn Ishaq melaporkan bahwa kota yang dimaksud adalah Antiokia, dimana ada seorang raja bernama Antiochus putra Antiochus yang dulu biasanya menyembah berhala. Allah mengirim kepada dia tiga orang Utusan (Rasul), yang bernama Sadiq, Saduq dan Shalum, dan dia tidak percaya kepada mereka.

Juga diriwayatkan oleh Buraydah bin Al-Husayb, Ikrimah, Qatadah dan Az-Zuhri bahwa kota itu adalah Antiokia. Kendati demikian, sebagian dari Imam tidak yakin bahwa itu adalah Antiokia.

[36: 14] (yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga utusan itu berkata: "Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu".(jadi Kami memperkuat mereka dengan yang Ketiga) berarti, Kami mendukung dan memperkuat mereka dengan Utusan (Rasul) yang ketiga. 

Ibn Jurayj meriwayatkan dari Wahb bin Sulayman, dari Shu'ayb Al-Jaba'i; 
"Nama kedua Utusan (Rasul) yang pertama adalah Sham'un dan Yuhana, dan nama yang ketiga adalah Bulus, dan kota yang dimaksud adalah Antiokia (Antakiyah).
(Sesungguhnya, kami telah dikirim kepada mu sebagai Utusan (Rasul).) berarti, dari Tuhan mu yang menciptakan kamu dan yang memerintahkan kamu menyembah Dia Seorang dengan tanpa pendamping dan rekan. Ini adalah pandangan Abu Al-Aliyah. Qatadah bin Di'amah mengklaim bahwa mereka adalah utusan dari Mesias, pbuh, yang dikirim kepada orang-orang Antiokia.
Shamun tampaknya adalah Simon Petrus. Yuhana tampaknya adalah Yohanes dan Bulus tampaknya adalah Paulus yang menyebarkan Injil di kota Antiokia.

Benarkah Ibnu Katsir menyatakan bahwa Al-Quran mengakui Paulus sebagai seorang nabi atau rasul utusan Yesus? Jika benar, maka semua ajarannya tentang Yesus yang menurutnya adalah tuhan tentu benar juga.

Umat Islam yang paham akan Al-Quran trentu akan tertawa terpingkal-pingkal jika membaca ada klaim konyol semacam ini!

Tafsir QS. 36:14, “Nama kedua Utusan (Rasul) yang pertama adalah Sham'un dan Yuhana, dan nama yang ketiga adalah Bulus.”
Apakah ini perkataan Ibnu Katsir? BUKAN!
Ibnu Katsir hanya mengutip berita yang disampaikan oleh Shu'ayb Al-Jaba'i. Ibnu Katsir juga mengutip dari Ibnu Ishaq bahwa ketiga utusan yang dimaksud adalah Sadiq, Saduq dan Shalum. Anda menemukan sebuah nama yang bisa ditujukan kepada Paulus seperti halnya Bulus di sini?
Agar lebih adil, mari kita periksa apa yang dikatakan oleh Tafsir Qurtubi yang diakui sebagai “tafsir nomor satu”. Tafsir Qurtubi: Tabari menyebutkan bahwa tiga utusan itu adalah: Sadiq, Saduq, Shalum. Al Naqash menyebutkan bahwa tiga utusan itu adalah: Saman, Yahya, Shamoun Al-safa. Qurtubi sama sekali tidak menyebutkan sebuah nama yang mendekati nama Paulus

Tafsir Ibnu Abbas menyebutkan tiga utusan tersebut adalah: Simon dari Kanaan, Thomas, dan Simon Petrus. Tidak ada nama Paulus di sini

Untuk diketahui dan dipahami dengan benar,  kata yang digunakan pada ayat 14 adalah “Mursaluun”, bentuk jamak dari Mursal, yang artinya seseorang yang dikirim, bukan Rasul.

Contohnya lihat Surah An-Naml ayat 35. Kata rasul bisa berarti duta, nabi, utusan, dan utusan Tuhan, Nabi Muhammad sendiri, yang sudah jelas adalah seorang nabi hanya disebut sebagai seorang utusan pada Surah Ali ‘Imran ayat 144. Namun kata yang digunakan disitu adalah “Rasulun”, sehingga artinya adalah Nabi atau Utusan Tuhan.

KESIMPULAN
Adalah sangat menggelikan jika ada Kristen yang mengatakan bahwa menurut Ibnu Katsir Al-Quran mengakui Paulus sebagai Nabi. Sebab seperti sudah dijelaskan di atas,  Ibnu Katsir hanya mengutip berita yang disampaikan oleh Shu'ayb Al-Jaba'i.

Merujuk pada Tafsir Ibnu Katsir untuk membenarkan mimpi-mimpi kristen dalam rangka mengibuli umat Islam tentang Paulus adalah perbuatan konyol yang justru menunjukkan kebodohan Kristen sendiri. Karena sesungguhnya Ibnu Katsir tidak pernah menyatakan apa yang diklaim oleh para penggiat  masturbasi rohani kristen ini melainkan hanya mengutip berita yang didengarnya saja.


Posting Komentar