Orang-orang yang sudah meninggal tidak bisa mendengar apa-apa. Allah Ta’ala berfirman:
وَمَا أَنْتَ بِمُسْمِعٍ مَنْ فِي الْقُبُورِ
"Dan kamu tidaklah mampu membuat orang di dalam kubur mendengar.”
Dan Allah berfirman:
إِنَّكَ لَا تُسْمِعُ الْمَوْتَى
“Sesungguhnya engkau tidak bisa memperdengarkan orang yang mati.”
Dikecualikan darinya tiga keadaan, dimana nash menunjukkan mereka bisa mendengar:
1. Korban perang badar (dari kaum musyrikin), mereka mendengar seruan Nabi alaihishshalatu wassalam sementara mereka sudah tertimbun dalam lubang. Beliau berkata kepada para sahabatnya:
مَا أَنْتُمْ بِأَسْمَعَ لِمَا أَقُوْلُ مِنْهُمْ، إِلاَّ أَنَّهُمْ لاَ يَسْتَطِيْعُوْنَ الْجَوَابَ
“Kalian tidaklah lebih mendengar ucapanku dibandingkan mereka, hanya saja mereka tidak mampu untuk menjawabnya.”
2. Mayit mendengar suara langkah sandal para pengantarnya (ke kuburan), sebagaimana disebutkan dalam hadits, “Sesungguhnya dia (mayit) betul-betul mendengar suara sandal-sandal mereka.”
3. Mayit mendengar pertanyaan dari kedua malaikat, karena rohnya dikembalikan kepadanya lalu mereka (kedua malaikat) bertanya: Siapa Rabbmu? Siapa nabimu? Apa agamamu?
Ada beberapa keadaan lain yang diperselisihkan, yaitu: Apakah mayit bisa mendengar ucapan salam seorang muslim (yang masih hidup)? Yang lebih tepat adalah mereka bisa mendengar. Ada hadits beberapa hadits yang menerangkan bahwa roh mayit akan dikembalikan kepadanya lalu dia menjawab salamnya seorang muslim. Di antaranya adalah sabda Nabi alaihishshalatu wassalam:
مَا مِنْ أَحَدٍ يُسَلِّمُ عَلَيَّ إِلاَّ رَدَّ اللهُ عَلَيَّ رُوْحِيْ حَتَّى أَرُدَّ عَلَيْهِ السَّلاَمَ
“Tidak ada seorangpun yang member salam kepadaku kecuali Allah mengembalikan rohku agar saya bisa menjawab salamnya.”
Dan kedua ayat di atas bisa dijawab dengan jawaban yang lain, yaitu bahwa makna ayatnya adalah: Engkau tidak bisa memperdengarkan sesuatu yang bisa memberikan manfaat kepada mereka yang telah meninggal. Dan kemampuan mereka mendengar pada ketiga keadaan di atas tidaklah memberikan manfaat apa-apa kepada mereka.
[Asy-Syaikh Abdul Aziz Ar-Rajihi. Diterjemah dari www.sh-rajhe.com kategori: Fawaid fil Aqidah 13]
Wasalam, Abu Muawiah
Posting Komentar