Tulisan serupa ini pernah saya sampaikan kepada seorang misionaris Kristen kenalan saya yang amat rajin mengutil terjemah Indonesia, saya ulangi; terjemah Indonesia ayat-ayat Al-Quran, ayat-ayat Hadits, dan kajian-kajian tafsir dari keduanya yang dia maknai sesui selera sendiri dalam upayanya untuk menunjukkan kepada pembaca bahwa doktrin ketuhanan Isa Almasih, atau yang diberi nama Yunani Yesus Kristus oleh para bapa gereja mereka, sejatinya sejalan dan diakui sebagai "ajaran yang benar" oleh Al-Quran dan hadits.
Lucu memang!
Karena terlepas seberapa keraspun usaha para misionaris kristen yang coba mendiskreditkan ajaran Islam dalam upaya mereka menjajakan dogma nyeleneh paganisme Kristen ke tengah-tengah komunitas Islam -- agar umat Islam murtad menjadi kafir; beralih iman dari penyembah Allah SWT semata menjadi menyembah utusan-Nya -- sejak "pada mulanya" sudah sangat jelas tertolak, sebab ajaran Islam tidak akan pernah dapat menerima dalih apapun yang mereka gunakan untuk menjustifikasi klaim ngawur Kristen bahwa nabi Isa Almasih adalah tuhan!
Perhatikan usaha yang sama, misalnya saja oleh situs-situs web berlabel
Isa dan Islam,
Isa dan Al-Quran,
Isa dan Al-Fatihah dan situs-situs sejenis yang demikian getol memplesetkan ayat-ayat Al-Quran dan Hadits dalam upaya mereka menjajakan "ajaran kasih" yang sebenarnya sangat patut untuk dikasihani ini.
Berikut ini adalah pesan moral saya khusus untuk para admin situs-situs dimaksud.
Adik-adik admins,
Karena nampaknya kalian masih belum sadar juga bahwa segala upaya kalian selama ini yang sibuk mengutak-atik terjemah Al-Quran sebetulnya cuma pekerjaan yang sia-sia, maka demi ilmu, ada baiknya kubocorkan sedikit rahasia pada kalian.
Ketahuilah, bahwa setidaknya ada 20 s.d 30 cabang ilmu yang harus dikuasai oleh seseorang bila ia sungguh-sunguh ingin memahami Al-Quran apalagi bila berniat pula untuk menyampaikannya kepada orang lain secara baik dan benar.
Catat yang ini dulu:
SECARA BAIK DAN BENAR!
BUKAN secara AMBURADUL DAN SUDAH PASTI SALAH!
Nah, cabang-cabang ilmu itu antara lain adalah:
1. Mawathin Al-Nuzul,
2. Tawarikh Al-Nuzul,
3. Asbab Al-Nuzul,
4. Lughat,
5. Nahwu,
6. Shorof
7. Ishtiqaq,
8. Ma'ani,
9. Bayaan,
10. Badi' Balaghah,
11. Qira'at & Tajwid
12. Aqa'id,
13. Ushul Fiqh,
14. Fiqh,
15. Gharib Al-Quran,
16. I'rabil Qur'an,
17. Wujuh wa Al-Nazhair,
18. Ma'rifat Al-Muhkam wa Al-Mutasyabih,
19. Al-Nasikh wa Al-Mansukh,
20. Bada'i Al-Quran,
21. I'daza Al-Quran,
22. Tanasub Al-Quran,
23. Aqsam Al-Quran,
24. Amtsal Al-Quran,
25. Jidal Al-Quran,
26. Adab Al-Tilawah Al-Quran.
Tanpa pemahaman yang cukup tentang cabang-cabang ilmu di atas, maka menjadi mustahil bagi siapapun untuk bicara, apalagi sampai seenak jidat sendiri mengartikan ayat-ayat suci Al-Quran dan menyampaikannya kepada orang lain sambil mengira bahwa semua ocehannya itu benar!
Artinya, jangan pernah berharap orang lain, khususnya muslim yang faham Adab Al-Tilawah Al-Quran, akan menerima, mengamini, apalagi sampai mengimani segala interpretasi ngawur kalian tentang ayat-ayat suci Al-Quran yang kalian pikir sudah kalian mengerti, sementara bisa dipastikan bahwa sesungguhnya kalian sama sekali tidak tahu apapun tentang ilmu-ilmu di atas!
Mau bukti?
Cuma sebagai indikator saja, coba kalian jawab untuk diri sendiri sajalah dulu; cabang ilmu mana dari yang 26 itu yang kalian pikir sudah kalian fahami?
Tak satupun, bukan?
Nah, itulah alasan teratas, selain tentunya masih ada sederet alasan lain yang menjadi sebab kenapa semua copasan terjemah hasil comot sana comot sini yang kalian pikir "powerful" untuk bicara lantang tentang ayat-ayat Al-Quran itu langsung kena stempel ANALISIS TELEK!
Kenapa?
Karena "KOSONG" dik!
Segala kicauan yang kalian pikir benar itu, seluruh kebenarannya cuma ada dalam angan-angan kalian sendiri saja, sedangkan kebenarannya yang hakiki hanya bisa sama-sama kita buktikan bila berpijak pada platform yang haq -- yaitu ilmu -- bukan yang bathil, seperti nafsu masturbasi rohani kalian yang terus berkobar untuk mengajak sebanyak-banyaknya manusia menuju neraka!
Kalian tahu kenapa nama-nama cabang ilmu itu dilafadzkan dalam bahasa Arab dan apa arti masing-masing sebutanya?
Tidak juga, bukan?
Nah, bertanyalah pada guru atahu ustadz yang lebih paham akan ilmu-ilmu tsb!
Walau sambil lalu, sebenarnya diam-diam aku juga memperhatikan bagaimana sibuknya kalian meributkan soal "tafsir", 'asbabun nuzul", bahkan secara sembrono berani "menjual" nama-nama muffasir kondang yang kalian kutip terjemah tulisannya seolah-olah cuma kalian saja manusia di dunia ini yang faham betul apa yang mereka tulis.
Dengan itu pula tiap kali tulisan kalian ditertawai, maka kalian akan menuding muslim manapun yang mentertawainya sedang mentertawai para muffasir yang dimuliakan oleh umumnya umat Islam itu.
Ketahuilah dik, semua muslim yang ikut baca bisa langsung tahu bahwa justru dengan begitu sebetulnya semakin memperlihatkan bukti bahwa kalian sama sekali tidak tahu apa-apa tentang tafsir, apalagi asbabun nuzul, termasuk tentu saja siapa, latar belakang, dan bagaimana metode tafsir masing-masing muffasir yang meriwayatkan berbagai tafsir Al-Quran yang kalian sebut-sebut namanya itu, selain FAKTA, bahwa gaya sotoy kalian itu tidak banyak berbeda dengan anjing yang lehernya terikat tapi ribut menggonggong setiap orang yang lalu lalang di depan rumah majikannya!
Berapa kali sudah kalian diberitahu, bahwa tidak ada yang salah dengan tafsir mereka, tapi interpretasi sinting kalian yang coba mempelesetkan tafsir-tafsir mereka sesuai selera doktrin bodoh kristenlah yang salah?!
Tahukah kalian apa sebetulnya arti "tafsir" yang kulihat sering ditanyakan oleh para pembaca muslim tapi tak pernah kalian jawab dengan benar?
Atau pernahkah kalian berfikir kira-kira serumit apa sebenarnya "ilmu tafsir" yang pada waktu-waktu tertentu biasanya dipelajari dan dikaji secara amat serius di lingkungan terbatas, semisal oleh para santri dan ustadz mereka dengan kiyai sepuh di pondok-pondok pesantren?
Tidak juga, bukan?
Jadi, ketika kalian pikir kalian sedang lebay bicara tentang terjemah ayat-ayat Al-Quran kepada umat islam, maka hal pertama yang harus kalian sadari sepenuhnya adalah bahwa terjemah Al-Quran BUKAN Al-Quran, dik!
Artinya, jika kalian pikir kalian sedang berbicara tentang Al-Quran apalagi secara maknawi, maka yang sebetulnya terjadi adalah kalian sedang mengigau!
Terjemah Al-Quran, atau disebut juga Ta'wil, tidak memerlukan ilmu dik!
Digital robotic modules bernama "google translate" pun mampu melakukannya. Apalagi kafir harbi dengan nafsu masturbasi rohani berkobar-kobar seperti kalian?
Tapi pernahkah terpikir oleh kalian bahwa jangankan menafsirkan Al-Quran, membaca tafsir Al-Quran pun sebenarnmya memerlukan ilmu. Sedangkan ilmu tafsir Al-Quran bukan hal sederhana yang dapat dikuasai oleh siapa saja cukup dengan copas sana copas sini, terutama oleh kalian yang sejak dulu sudah dikenal cuma sekumpulan salesmen produk kadaluwarsa berlabel "ajaran Kasih" yang sangat patut untuk dikasihani saking menyedihkannya.
Kita sama-sama tahu bahwa dalam Kristen tidak ada yang namanya "ilmu tafsir" seperti dan sebaik yang diajarkan dalam Islam, kecuali suka-suka saja mengartikan setiap ayat alkitab sesuai selera sendiri. Sebut saja misalnya situs rujukan utama kalian; "
SARAPAN PAGI ROTI JELAI BUNDAR".
Walau para admins atau pengasuhnya berlindung di balik istilah-istilah keren semisal eksegesse atau hermeneutika, atau entah istilah keren apa lagi yang mereka gadang-gadang, tetap saja tulisan mereka cuma berbasis pada interpretasi individual, bahkan cenderung ngarang bebas demi pembenaran untuk banyak hal yang tidak benar dalam doktrin kristen!
Tidak sedikit tulisan mereka yang bersifat tidak universal sehingga tidak selalu "gathuk" dengan pemahaman individu-individu lain, bahkan di lingkungan kristen sendiri, terutama dengan interpretasi mereka yang berposisi sebagai rohaniawan gereja dari setidaknya 300 denominasi kristen yang tersebar di seluruh Indonesia, apalagi jika disodorkan pada rohaniawan gereja lebih dari 34.000 denominasi kristen yang tersebar di seluruh dunia!
Makanya perdebatan tentang teologi kristen akan terus berulang seperti KASET RUSAK dengan topik CENDOL BASI yang itu ke itu juga -- dan tidak pernah ada habisnya -- karena untuk SATU PERTANYAAN tentang iman kristen saja misalnya, akan dijawab dengan 10 atau 20 jawaban berbeda dari 10 atau 20 jemaat kristen dari denominasi yang berbeda!
Tidak demikian halnya dengan 10 atau 20 pertanyaan tentang iman Islam. Mau berapa banyakpun yang menjawab, pada prinsipnya mereka akan memberikan SATU jawaban yang SAMA untuk setiap pertanyaan!
Nah, kalian lihat sendiri bukan, betapa jauh bedanya doktrin Kristen yang semrawut dan melawan akal dengan ajaran Islam yang logis dan sangat masuk akal sehingga kami selalu punya jawaban yang stereotype untuk semua upaya plesetan kalian terhadap berbagai isu terkait ajaran Islam?
Jadi, coba saja kalian pikirkan sendiri baik-baik deh, bagaimana mungkin ajaran tahuhid yang sejatinya berasal dari SATU orang guru bernama Isa Almasih -- setelah diobok-obok oleh manusia yang tidak jelas asal-usulnya tapi kemudian mengaku-ngaku sebagai "rasul" bernama
Paulus -- di kemudian hari bisa diinterpretasikan secara suka-suka oleh pengikutnya sampai mencapai RIBUAN cara, bahkan sampai melahirkan RIBUAN sekte yang berbeda-beda dan saling membidatkan pula?
Memangnya ada berapa ribu cara bertuhan sih yang diajarkan oleh Isa Almasih yang kalian sebut sebagai Yesus Kristus? Kitab kalian sendiri menjelaskan cuma SATU cara, dik!
SEMBAHLAH TUHAN ALLAH SAJA. TIDAK ADA TUHAN YANG LAIN KECUALI ALLAH!
Jadi, analogi sederhananya begini:
Jika seorang guru, kuulangi; SEORANG GURU, menjadi wali kelas dari 50 orang murid, lalu ketika tiba saatnya ujian akhir ternyata tak seorang muridpun yang menjawab soalan dari sang guru sesuai dengan apa yang diajarkannya, maka kalian pikir apa yang akan terjadi pada ke-50 murid itu? SUDAH PASTI SEMUANYA TIDAK LULUS!
Nah, begitulah kalian!
Sadar atau tidak, sebetulnya kalian mengimani dan mempraktekkan ajaran yang menyimpang jauh dari ajaran asli Yesus akibat bercampurnya ajaran yang haq dengan yang bathil gara-gara ulah Paulus!
Cilakanya, rata-rata kalian lebih mengimani segala yang diajarkan oleh Paulus dan seluruh kroninya ketimbang ajaran yang berasal dari langit seperti yang diajarkan oleh Yesus Kristus sendiri!
Akibatnya, tidak akan jauh berbeda dengan nasib ke-50 murid tadi; kelak saat mati, maka tidak satupun dari kalian yang akan diluluskan oleh Yesus untuk memasuki kerajaan langit! Percayalah!
Tentang ini dalam kitab kalian sendiri sudah sangat jelas ditegaskan oleh Tuhannya Yesus sejak jaman purbakala dulu!
Lihat lagi,
- [Ulangan 4:35 | 4:39 | 5:7 | 6:4 | 33:26]
- [2Samuel 7:22]
- [Keluaran 9:14 | 20:5]
- [Yesaya 43:11-13 | 46:9 | 48: 12 | 54:5 | 63:8-9]
- [Hosea 13:4].
Lalu berbekal amburadulnya konsep, atau memahami ayat-ayat Tuhan dalam bibel yang kalian beri nama alkitab -- yang sudah diobok-obok seperti di atas -- maka dengan cara mengemis, comot sana sini beberapa terjemah tafsir Al-Quran dari para muffasir sohor, kemudian seenak jidat pula mengartikan ayat-ayat tsb sesuai selera kristen, kalian coba menjustifikasi iman ngawur Kristen pada umat Islam bahwa tafsir-tafsir Al-Quran tsb mebenarkan semua doktrin pokok kristen?
Ajaran Islam tidak demikian adik-adik admins!
Islam adalah ajaran dari langit tentang KETERATURAN. Karenanya jangan heran jika segala sesuatu dalam Islam ada aturannya. Sebut saja misalnya hal yang tidak pernah kalian mengerti; kenapa sampai-sampai untuk pipispun ada aturannya?!
Apalagi untuk bicara lantang tentang kandungan kitab suci Islam yang menjadi induk dari seluruh peraturan dan hukum-hukum positif yang berlaku dalam peradaban manusia, khususnya islam, sejak jaman Nabi Muhammad saw sampai kiamat nanti?
Kalian pernah dengar kata "tafsir bil ma’tsur" dan hukum-hukumnya?
Atau "tafsir bir Ro’yi" berikut hukum-hukumnya?
Tidak, bukan?
Kalian mengerti kenapa ada banyak metode tafsir Al-Quran yang wajib dipelajari oleh para sarjana Al-Quran di lembaga-lembaga Pendidikan Tinggi lslam jaman modern ini sebelum mereka dinyatakan lulus uji, agar selanjutnya tidak diragukan lagi oleh para mentornya untuk bicara tentang hakikat maknawi ayat-ayat Al-Quran kepada orang lain secara baik dan benar? Sebut saja sebagai indikator misalnya metode Tahlili, Ijmali, Muqarran, atau Maudhui.
Tidak mengerti juga, kan?
Dengan demikian, maka ini menjadi sangat penting bagi kalian dik!
Tahukah kalian metode mana dari semua metode tafsir Al-Quran yang menurut para muffasir itu sendiri dianggap paling baik dan tinggi derajatnya dibandingkan dengan metode-metode lainnya!
Tidak tahu juga, bukan?
Jadi, belajarlah lagi pada siapapun yang selama ini kalian anggap sebagai guru tentang Islam. Tanyakan padanya; kenapa Al-Quran disebut sebagai hudan-linnas dan hudan-lilmuttaqin?
Sayangnya, kalian memilih menjadi kafir harbi, sehingga dengan sendirinya tidak termasuk dalam kelompok manusia seperti yang dimaksud oleh kalimat "hudan-linnas dan hudan-lilmuttaqin."
Karena itu aku hanya bisa geleng-geleng kepala saja melihat betapa sibuknya kalian woro-woro di situs-situs web kalian mengklaim bahwa celotehan kalian yang berbasis terjemah Al-Quran dan tafsir dari para muffasir kondang dijawab ringan-ringan saja dalam banyak note yang kuberi judul;
AL-QURAN MENJAWAB!
Kenapa?
Catat juga yang satu ini ya?
Karena kalian terlalu bodoh mengira bahwa setiap penjelasan tentang Al-Quran dari seorang muslim yang seumur hidupnya wajib mempelajari Al-Quran harus berdasarkan tafsir Jalalain, atau Al-Maududi, atau Ibn kathir, atau Katadah, atau Ath-Tabhari atau nama-nama muffasir besar lainnya!
Jika Allah sudah jelas-jelas befirman dalam Al-Quran bahwa siapapun yang mengatakan, apalagi sampai meyakini -- dan celakanya, menyembah pula -- Nabi Isa Ibn Maryam sebagai Allah adalah KAFIR, maka aku tidak perlu tafsir dari siapapun untuk menyatakan tanpa keraguan sedikitpun bahwa kalian, yang mati-matian cari pembenaran dari literatur Islam bahwa Isa Almasih yang kalian sebut sebagai Yesus dan kalian sembah itu adalah Allah, jelas adalah KAFIR! (lihat QS. 5:72)
Jika Allah sudah berfirman dalam Al-Quran bahwa kitab-kitab terdahulu terlanjur dikotori oleh tangan-tangan jahil MANUSIA CELAKA dengan cara menuliskan ayat-ayat palsu yang mereka jadikan seolah-olah adalah firman Allah, maka aku tdak perlu tafsir dari siapapun untuk mengerti bahwa bundel buku tebal yang kalian klaim sebagai kitab-kitab terdahulu, kemudian kalian beri nama "Alkitab" itu sudah tidak asli lagi, dan para pemalsu ayat-ayat Allah di dalamnya adalah MANUSIA-MANUSIA CELAKA! (lihat QS. 2: 75 ; QS. 2: 79 ; QS. 5: 41)
Jika Allah sudah berfirman dalam Al-Quran bahwa Al-Quran -- disebut juga Al-Furqan -- diturunkan-NYA antara lain mebenarkan kitab-kitab terdahulu, maka aku tidak perlu tafsir dari siapapun untuk mengerti bahwa kitab-kitab terdahulu memang pernah diturunkan oleh Allah, dan Al-Quran adalah kitab yang datang kemudian untuk mengoreksi, membenarkan -- yang artinya adalah membuat jadi benar -- segala kesalahan, kepalsuan dan berbagai penyelewengan lain yang dilakukan oleh manusia-manusia celaka tadi terhadap ayat-ayat kitab terdahulu. (lihat lagi QS. 2: 75; QS. 2: 79 ; QS. 5: 41 dan QS 2: 41 ; QS. 89, 97, 101 ; QS. 3: 3, 80 ; QS 4: 47 ; QS. 5: 48 ; QS. 10: 37 ; QS. 12: 111)
Kenapa aku tidak memerlukan tafsir dari nama-nama muffasir kondang yang selama ini kalian jadikan "tumbal" untuk membenarkan plesetan kalian terhadap ayat-ayat Al-Quran guna membenarkan kesalahan iman kristen menurut Al-Quran?
Karena Allah sendiri sudah menjelaskannya dengan terang benderang dalam firman-Nya terkait iman kristen kalian di dalam Al-Quran, dik!
Tahukah kalian ayat favoritku sejak dulu?
Silahkan lihat lagi QS. 10:100
Allah pasti akan melemparku dan semua umat Islam ke neraka jika kami tidak menggunakan seluruh kemampuan akal secara paripurna untuk belajar dari semua tanda-tanda kebesaran-NYA yang ada disekeliling kita, termasuk tentu saja dari ayat-ayat suci Al-Quran dan hadits-hadits penutup para Nabi dan Rasul-NYA!
Eloknya, Allah tidak cuma mengancam siapapun yang tidak mau menggunakan akalnya dengan baik, tapi sekaligus memberi manusia "tools" untuk mencerdaskan akalnya guna memahami kebenaran segala firman-NYA -- terutama untuk mereka yang bukan muffasir -- yaitu konsep BERPIKIR yang berpijak pada dalil Naqli dan Aqli.
Inipun, aku yakin kalian tidak tahu apa-apa tentangnya!
Nah, bagaimana mungkin kalian bisa demikian sinting menghayal sampai setinggi langit mengira pembaca tulisan-tulisan ngawur kalian akan percaya bahwa kalian lebih mengerti Al-Quran dan berbagai terjemah tafsirnya ketimbang umat Islam sendiri?
Makanya sudah lumayan lama kuberitahu bahwa sekalipun sudah bertahun-tahun ini kalian mengira diri sebagai misionaris handal -- dan buatku tidak penting-penting amat sebesar apapun nafsu masturbasi rohani kalian untuk memurtadkan umat Islam -- sebetulnya kelas kalian cuma sebatas level anak-anak asuh poro pinisepuh Sekolah Minggu GMDKK yang baru belajar teotolologi kristen dik!
Dan pada kenyataannya, terlepas apapun dalih kalian, jangankan dengan menggunakan Al-Quran, menggunakan bibel sekalipun pun sudah terbukti para cantrik ini sangat mampu untuk mematahkan setiap bualan dalam tulisan kalian!
Lalu apa yang bisa kalian lakukan?
Tidak banyak kecuali blokir atau tidak meluluskan komentar mereka.
Lagipula, dari sananya situs-situs kalian itu terbukti sangat membatasi komentar pembaca, misalnya dengan kuota hanya boleh menulis sekian kata saja, atau menetapkan syarat-syarat yang pada prinsipnya dimaksudkan sebagai usaha preventif dari serangan balik pembaca!
KUNO dik.
BASI BANGET!
Lihatlah situs ini. Ruang komentar pembaca terbuka selebar-lebarnya bagi siapapun yang ingin mengomentari arsip artikelnya, dan lazimnya, akan ditanggapi bila memang dipandang layak untuk dilayani!
Nah, beranikah kalian berdolah-dalih tentang ketuhanan Isa Almasih di sini bersama kami? Mari sama-sama kita buktikan pembenaran yang kalian yakini itu dengan kebenaran hakiki yang berasal dari langit!
Sampai di sini, karena sudah kusampaikan apa yang perlu kalian ketahui supaya selanjutnya performa kalian sedikit lebih cerdas, maka nasehatku untuk kalian adalah, PELAJARILAH ISLAM DENGAN BENAR, adik-adik admins!
BELAJARLAH seperti layaknya manusia yang punya akal dan pikiran sehat!
Tinggalkan segala kebodohan yang cuma pantas dimiliki oleh domba betulan yang tidak akan pernah mampu berpikir seperti manusia!
Okeh?
Jika masih tersisa bagian-bagian dari otak kalian yang bisa digunakan untuk berfikir tidak seperti berfikirnya domba betulan, maka kalian akan mengerti kenapa aku lebih memilih membuat blog ini daripada ikut mengomentari tulisan-tulisan di situs-situs web kalian .
Kenapa?
Sebab itu sama saja artinya seperti membuang mutiara ke tumpukan kotoran ternak bernama babi dik!
So, SELAMAT BELAJAR LAGI, adik-adik admins!
Semoga cepat pinter, lalu sadar!
[Gus Mendem]