Up-Date/Terbaru

Tampilkan postingan dengan label Nabi Isa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Nabi Isa. Tampilkan semua postingan

Hukuman Zina Menurut Islam dan Isa Al-Masih


Gus Mendem menjawab fitnah situs Isa dan Islam: Hukuman Zina Menurut Islam dan Isa Al-Masih

Dalam Bab-8 kitab injilnya, Yohanes mengisahkan bagaimana orang-orang Yahudi sengaja hendak mencobai Isa Almasih, begini:

[4] Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah.
[5] Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?"
[6] Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah.
[7] Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu."
[8] Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah.
[9] Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya
[10] Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?"
[11] Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."

Ayat ini berkisah tentang sekelompok orang Yahudi mendatangi Isa almasih dengan menyeret seorang perempuan yang mereka tuduh telah berzina di lingkungan mereka, lalu menuntut keputusan hukum dari Isa almasih menurut hukum Musa, yang menetapkan perempuan pezina harus dirajam sampai mati!

Ketika orang-orang Yahudi mengadu dan mendesak keputusan dari Isa Almasih, maka beliau bereaksi seperti di atas, dan nyatanya, tak seorang Yahudi pun yang berani melempari perempuan itu dengan batu seperti seharusnya.

Pelajaran apa yang dapat kita petik dari kisah ini?
Sangat stereotype dengan komentar mayoritas kristen yang pernah saya baca ketika menjelaskan YOH 8:1-11 ini, staff IDI menulis begini:

Respon Isa Saat Bertemu Perempuan Berzina
Pernah ada kejadian menarik yang tertulis dalam Kitab Allah. Ada banyak orang datang pada Isa Al-Masih membawa wanita yang kedapatan berzina. Mereka menuntut penghukuman atas wanita Ini.

Respon Isa sangat mengejutkan. Ia menjawab mereka: “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:7).

Semua orang yang hadir saat itu satu per satu mundur. Rupanya mereka mempunyai dosa juga. Tidak ada yang berani menghukum perempuan itu.

Selanjutnya Isa berkata: “Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:11).

Kita melihat pernyataan kasih Allah melalui Isa. Kasih membawa pada pertobatan. Kasih juga yang menuntun untuk manusia berubah. 

Isa tidak mempermalukan perempuan ini, melainkan menolongnya di tengah kesukaran. Bukankah kita juga mengharapkan pertolongan jika berada dalam keadaan terjepit? Wanita yang telah malu karena kedapatan berzina terlepas dari hukuman massa karena Isa.

Pernyataan Kasih Allah yang Menyelamatkan dari Zina
Isa Al-Masih adalah wujud pernyataan kasih Allah kepada manusia. Dari pada-Nya kita mendapatkan pertolongan dari dosa, khilaf dan hukuman zina.

Orang yang melakukan zinah pasti penuh rasa bersalah, malu dan kotor. Allah yang kaya rahmat menyediakan jalan keluar. Ia mau menghapus dosa zina manusia.

“Aku sendirilah yang menghapuskan dosa-dosamu, demi diri-Ku sendiri, dan Aku tidak akan mengingat-ingatnya lagi” (Taurat, Yesaya 43:25 FAYH).

Allah mengerti dosa dan kelemahan manusia. Ia tidak mau manusia menderita karena rasa bersalah. Ia juga tidak mau manusia terkena hukuman berat di akhirat.

Allah menolong dengan memberikan Isa sebagai jalan keluar dari zina lagi semua dosa manusia.

“Tetapi Allah kaya dengan rahmat. Ia sangat mengasihi kita, sehingga walaupun kita mati secara rohani . . . karena dosa kita, Ia mengembalikan hidup kita (melalui) . . . Kristus [Isa Al-Masih]” (Injil, Surat Efesus 2:4-5 FAYH).

Melalui Isa kita bisa hidup terbebas dari rasa bersalah dan malu. Kita bisa hidup dengan tidak takut hukuman akhirat. Dalam kasih-Nya, Isa menuntun pezinah pada pertobatan.

Mari kita datang kepada Isa. Ia berkuasa mengampuni setiap dosa kita. Lagi, karena Isa, Allah sama sekali tidak mengingat-ingat dosa Anda lagi. Jadi Anda betul akan mengalami damai hati. Mari percaya kepada Isa Al-Masih sekarang!

Dari penjelasan dan "himbauan" di atas kita bisa melihat sendiri betapa kuat stigma "Isa Almasih adalah Tuhan" yang tertanam di benak rata-rata pengikut Paulus sehingga akal sehat mereka seolah-olah berhenti berputar karena dibekukan oleh doktrin gereja, dan nalar mereka pun praktis tidak mampu lagi memahami kitabnya sendiri secara logik apalagi cerdas! Padahal yang sesungguhnya harus dipahami dari penggalan riwayat di atas adalah seperti diterangkan berikut ini:

Pelajaran Dari Isa Almasih Tentang Bagaimana Melaksanakan Hukum Taurat
Hukum Taurat Musa adalah HUKUM ALLAH Yang Maha Adil lagi Maha Penyayang, sekaligus juga Maha Tegas! Oleh karenanya TIDAK AKAN mencederai hak-hak dasar siapa pun juga, terutama orang-orang yag tidak bersalah!

Alasan kenapa Isa Almasih tidak menjatuhkan hukuman kepada perempuan itu adalah karena menurut Hukum Allah, setiap tuntutan hukum kepada siapa pun HARUS dapat dibuktikan dengan MENGHADIRKAN SAKSI-SAKSI, termasuk SAKSI PELAKU. (Lihat Ulangan 17:6, Ulangan 19:15, dan Amsal 19:9)

Dalam kasus di atas, yakni zinah, bagaimanapun juga PELAKUNYA HARUS TERDIRI DARI 2 ORANG, yakni perempuan yang dituduh berzinah dan pria pasangan zinahnya. Sedangkan seperti dapat kita lihat sendiri dari kisah Yohanes 8:4-11 di atas, orang-orang Yahudi itu hanya mengaku-ngaku saja sebagai SAKSI tapi tidak membawa serta -- atau tidak menghadirkan -- pelaku zinah pasangan perempuan tsb. 

Perlu digarisbawahi, ini diisyaratkan oleh Isa Almasih sebagai perbuatan "dosa", dan dengan itu pula kemudian dia menantang orang-orang Yahudi tsb seperti tertulis dalam Yohanes 8:7.

Karena orang-orang Yahudi itu sadar bahwa demi alasan ingin mencobai Isa Almasih mereka telah berdusta -- dan tentu saja berdosa -- maka mereka pun kemudian satu-per-satu meninggalkan "arena sidang dadakan" tsb sehingga ancaman HUKUM RAJAM terhadap perempuan itu BATAL dilaksanakan! 

VOILA!
Teryata kita sedang berbicara tentang bagaimana seharusnya Hukum Taurat Musa dilaksanakan! BUKAN tentang Isa Almasih atau Yesus yang diimani oleh umat kristen sebagai Tuhan dan diyakini berkuasa mengampuni dosa!

Tentang kasus-kasus serupa ini, sebetulnya jauh-jauh hari sebelumnya Yohanes sendiri sudah mengisyaratkan sabda Isa Almasih ini:

[Yohanes 5:30] "Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku."

Sampai di sini, coba pikirkan sendiri, apa jadinya jika kelompok Yahudi tsb menghadirkan juga saksi-saksi menguatkan, termasuk saksi pelaku, yakni pasangan zina perempuan tsb ke hadapan Isa Almasih?

Maka segala cerita manis dan ajakan murtad di atas pun hanya akan tinggal sebagai masturbasi rohani belaka, sebab Hukum Taurat Musa yang sama mengerikannya seperti diisyaratkan oleh Al-Quran dan Hadits, PASTI DILAKSANAKAN!

Jelas ya?
Salam bagi umat yang mengikuti petunjuk!

Di bawah ini adalah cuplikan kisah di atas.  
Gunakan fitur sub-title untuk mendapatkan teks dalam bahasa Indonesia.

Di sini Isa di sana Yesus: tanya kenapa?



18 Juli 2013 12:46
Diperbarui: 24 Juni 2015 10:22

APALAH ARTI SEBUAH NAMA?
Demikian Kata Mbah ‘Will I Am Shakespeare’.

Kutipan lengkapnya berbunyi; “What's in a name? That which we call a rose by any other name would smell as sweet.”

Memang benar demikian. Apalah arti sebuah nama?

Benda yang kita sebut mawar itu, kalaupun disebut dengan nama lain baunya akan tetap sama. Maksudnya si Mbah Shakespeare, kalaupun mawar itu kita sebut oncom, tidak serta-merta baunya jadi macam tauco, wanginya tetap wangi mawar yang hakiki, karena toh bendanya memang itu.

Faktanya, nama itu sangat penting. Dulu, saat menjadi mahasiswa tingkat 3, saya pernah bersitegang dengan seorang pegawai FPBS UPI yang salah menuliskan nama saya pada selembar surat. Seharusnya nama saya ditulis MAHARDHIKA (dengan H di antara D dan I), namun dituliskannya nama saya MAHARDIKA. Ini menjadi cukang-lantaran yang lantas membuat saya tidak sudi menerima surat tersebut. Dengan pongah dan congkaknya, sang pegawai (khususon, ini kasus. Sebagian besar pegawai UPI itu baik hati, kok! Berani sumpah!) berkata, “Nama kamu itu kurang satu huruf saja dibacanya sama kan?”

Lalu dengan nada tinggi saya tanya balik, “Nama Bapak siapa?!” –super nyolot sebagaimana biasa kalau saya sedang ngamuk.

“Eko!” jawabnya tak kalah nyolot.

“Bagaimana kalau saya tulis kurang satu huruf K? Jadi Eo? Mau?!”

Dan..., ujung-ujungnya, seperti biasanya, orang dewasa macam Pak Eko itu harus mengalah kepada anak muda naif macam saya ketika itu. Surat itu diambilnya kembali untuk diperbaiki (memang sudah seharusnya, kan?)

Oke, fragmen kisah masa lalu saya itu hanya sepenggal contoh bagaimana sebuah nama bisa menjadi sangat sensitif untuk pemiliknya. Sampai-sampai salah seorang dosen saya, Pak Iwa Lukmana, yang lulusan Monash University itu, merasa perlu menggelar karpet merah untuk sebuah kegiatan penelitian tentang nama.

Solot-menyolot soal nama itu juga ternyata merambah ke mana-mana, bahkan ke dalam medan internet. Yang terbaru yang saya temukan ialah di dalam sebuah situs yang (mengaku-ngaku) situs dialog antaragama.

Kenapa saya merasa perlu membubuhkan kata mengaku-ngaku dalam tanda kurung? Ya karena sebetulnya isinya ternyata bukan dialog, lebih ke arena saling hujat dan saling ejek dengan adu argumen bergaya Jaka Sembung bawa asbak, kagak nyambung gedubrak!

Ahiww! Soal agama memang sensitif, sama sensitifnya seperti banteng-banteng Spanyol yang berkeliaran di Festival Pamplona. Salah posisi, bisa membuat anda terseruduk sampai mampus di sana!

Salah satu topik dalam arena saling ejek itu adalah soal nama.
Syahdan, seorang peserta hina-menghina itu menuliskan bahwa salah satu versi nama (dari Isa dan Yesus) lebih sahih daripada yang lain, maka kitabnya pun dianggapnya lebih sahih daripada kitab lainnya. Sebuah argumen yang memang sangat ad hominem. Pada akhirnya, kepenasaranan saya ikut tergelitik. Ini bukan soal mencari benar-salah, tapi ini soal pelurusan fakta sejarah, terlepas dari soal-soal Agama.

Oke, sejarah kadang mengaburkan karena ada banyak versi. Tapi dalam tataran bahasa, kita bisa mendaurnya hingga murni, lalu tampak wujud hakiki dari suatu kata yang menjadi polemik. Syahdan, alasan itulah yang melahirkan disiplin etimologi dalam filsafat.

Soalan Yesus dan Isa ini memang perlu diluruskan agar orang-orang lebih paham cara berargumen yang benar dan saling menghormati. Terus terang, sebagai seorang Muslim, saya suka marah jika ada sesama Muslim yang mempermainkan nama Yesus. Okelah, sesama Muslim itu memang bersaudara. Tapi jika ada saudara yang memalukan, ya mau tak mau saya harus ikut menanggung malu.

Jadi begini, sodarah....
Nama itu bermakna simultan dalam bahasa lainnya. Misalnya nama Charles di Inggris, dipanggil Carlos di Spanyol, Carlo di Italia, Karl di Jerman, dan Karel di Belanda & Skandinavia. Adik tingkat saya ada yang namanya Lukman (Si Black Tea) oleh temannya yang orang Jepang dipanggil Rukuman. Teman saya yang orang Arab namanya Rahman, dipanggil Rahmanov saat dia migrasi ke Russia. Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan, jika di Arab nama depannya akan dipanggil Rojab Toyib Ardogan. Mbah ideologisnya Erdogan, Necmettin Ebarkan, akan dipanggil Najmuddin Abarkhan kalau di Arab. See? Cara pengucapan bisa beda, tapi rujukannya sama.

Langkah pertama untuk meluruskan Isa dan Yesus ini seyogyanya adalah pemahaman bahwa Isa yang disebut dalam Quran adalah sosok yang sama dengan Yesus yang disebut di dalam Perjanjian Baru. Ini penting untuk ditekankan, agar mereka yang suka memperolok-olok nama Yesus sadar siapa yang sedang mereka olok-olok.

Dalam bukunya, “Jesus Will Return”, Harun Yahya membubuhkan tanda alaihissalam di belakang nama Yesus. Begitulah seharusnya nama Yesus diperlakukan, karena dia seorang nabi. Seorang Muslim diajarkan untuk menghormati para nabi alaihimassalaam dengan cara yang santun dan bermartabat.

Markijut! Mari Kita Lanjut.
Kita lihat prequel soal ini dari prakelahiran Yesus alaihimassalaam. Menurut taksiran para sejarawan, beliau dilahirkan pada kitaran tahun 5 SM. Kala itu di tempat kelahiran beliau, Betlehem, bangsa beliau (Yahudi) sedang hidup dalam penjajahan Imperium Roma.
Bahasa apakah yang digunakan kala itu?

Sekurangnya ada 4 (empat) bahasa yang dituturkan secara bersamaan di sana. Bahasa Ibrani (kuna, bukan bahasa Ibrani modern macam di Israel dewasa ini) sebagai bahasa ritual dan liturgi. Bahasa ini digunakan dalam berdoa dan beribadah. Mirip dengan Muslimin Indonesia yang berdoa dengan bahasa Arab. Dus, hanya para rabbi dan pemuka agama terkemuka yang menguasai bahasa ini. Kitab-kitab Tanakh (Taurat dan kitab lainnya) juga ditulis dalam bahasa ini.

Bahasa Aram (bukan Arab, tapi Aram –Aramaic Language). Dengan bahasa inilah Yesus alaihimassalaam kemudian mendakwahi kaumnya, berbicara kepada ibunya, Maria, dan mengobrol dengan para tetangganya. Ini bahasa ibu Yesus alaihimassalaam, sekaligus Lingua Franca-nya tanah Kana’an. Sebagian sejarawan bahkan yakin bahasa ini dipakai di seantero Timur Tengah pada saat itu, termasuk di dunia Arab.

Bahasa Latin, digunakan oleh bangsa Romawi yang menjajah tanah Kana’an saat itu.
Bahasa Yunani yang digunakan oleh kaum pendatang dari wilayah Imperium Roma di bagian Eropa Timur.

Dus, bisa dipastikan bahwa Yesus alaihimassalaam dinamai ibundanya dengan nama berbahasa Aram.

Oke sekarang kita lanjut, teks berbahasa Aram yang paling tua yang menyebut-nyebut kisah Yesus alaihimassalaam adalah Peshitta, Kitab Perjanjian Baru yang ditulis dalam bahasa Aram dengan aksara Syro. Dalam Peshitta, nama Yesus Kristus ditulis begini:

ܕܝܫܘܥܡܫܝܚܐ Baca: /eishûa mashïkha/
Lalu bagaimana nama itu bisa jadi Isa (Arab), Yesus (Yunani), dan Yêshûa (Ibrani)?

Begini ceritanya.
Kalau kita perhatikan, di dalam Quran banyak sekali kisah nabi-nabi Israel (selain Isa). Jika kita bandingkan penulisan namanya, banyak nama yang aslinya diawali bunyi /y/ dalam bahasa Ibrani, tersulih menjadi berawalan /i/ dalam bahasa Arab, contohnya:

ישמעאל (baca: /yisy-ma'-e'l/) menjadi إسماعيل (baca: /is-ma-iil/) dalam bahasa Arab,
ישראל (baca: /yis-ra'-el/) menjadi إسرائيل (baca: /is-ra-iil/ dalam bahasa Arab,
יצחק (baca: /yits-khaq/) menjadi إِسْحَاقَ (baca: /is-haq/) dalam bahasa Arab.

Oke. Sekarang kita cermati nama Yesus as yang ditulis dalam Peshitta:
ܕܝܫܘܥܡܫܝܚܐ Baca: /eishûa mashïkha/
ܡܫܝܚܐ (eishûa) dalam bahasa Aram adalah padanan nama untuk ישוע (yêsyûa') dalam bahasa Ibrani.

Secara sederhana, dapat dijelaskan bahwa bahasa Aram, Ibrani, dan Arab sebenarnya berasal dari rumpun yang sama, yakni bahasa Semit. Karena soal konvergensi dan divergensi, bahasa Semit ini kemudian terpecah ke dalam tiga bahasa tersebut, di mana bahasa Ibrani terbebat oleh bahasa Aram yang lebih banyak dituturkan di zaman Yesus alaihimassalaam. Ini menjelaskan bahwa perbedaan antara nama عيسى (Iisa) dalam bahasa Arab dengan nama ܡܫܝܚܐ (eishûa) dalam bahasa Aram dan ישוע (yêsyûa') dalam bahasa Ibrani tak lebih dari soal perbedaan lafal –sama seperti dalam rumpun bahasa Melayu, kata ‘Kite’ (Betawi) dengan ‘Kito’ (Palembang) dan ‘Kita’ (Riau) dilafalkan.

Sip! Berarti sampai di situ kita dapat penjelasannya.
Nah, lalu bagaimana nama Yesus muncul?

Di atas, eike sudah menjelaskan bahwa pada zamannya, di tanah Kana’an ada 4 bahasa yang dituturkan secara simultan, termasuk salah satunya adalah bahasa Yunani, selain Aram, Ibrani, dan Latin.

Dalam Perjanjian Baru yang berbahasa Yunani, nama Isa ditulis ιησους (baca: /iêsous/). Perhatikan bahwa perbedaan paling mencolok ada pada bunyi /s/ di ujung kata. Nah, loh! Bagaimana penjelasannya?

Oke. Secara singkat, dapat dikatakan bahwa bahasa Yunani tidak mengenal bunyi vokal glotal di akhir kata. Buktinya adalah bukan hanya nama Yesus, nama Nabi موسى‎ (Muu-sa) dalam bahasa Ibrani disebut מֹשֶׁה‎ (Mo-she), dan dalam bahasa Yunani disebut μωυσης (Mouses).
Fenomena ini sebenarnya dapat dijelaskan dengan padanan bunyi vokal glotal dalam bahasa Indonesia: kita menulis BAPAK, tapi dibaca /bapa’/. See?

Nah, selanjutnya, sebagaimana kita ketahui, bahasa Yunani dan bahasa Latin memberikan pengaruh yang besar terhadap bahasa-bahasa Eropa. Sementara bangsa Eropa sendiri kemudian berlayar dan membuat koloni di mana-mana, bagai tawon berpindah pohon. Ini menjelaskan mengapa lafal JESUS atau YESUS lebih mengglobal daripada IISA, EISHÛA, dan YÊSYÛA'.

Terakhir, sebagai catatan, di negara-negara berbahasa Arab, nama Yesus dalam Perjanjian Baru Arab tetap ditulis dalam bentuk Arab, yakni عيسى (iisa), bukan bentuk bahasa yang lain. Kemudian, ternyata, dalam Perjanjian Baru yang berbahasa Melayu-Kuna zaman dulu, nama “Isa Almasih” ditulis sebagai terjemahan dari kata Yunani ιησους χριστος - iêsous khristos. Salah satu contohnya adalah dua versi terjemahan Matius 1:1 berikut ini.

LAI TB : “Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham.”
Klinkert 1870: “inilah sjadjarah Isa Almasih, ija-itoe anak Da'oed, anak Iberahim.”

Akhirul Kalam, itulah hikayat nama Isa/Yesus alaihimassalaam.

Sampai di sini, saya sungguh sangat benar-benar berharap agar saudara-saudara sesama Muslim jangan pernah menghina atau memperolok nama dan figur Yesus Kristus.

Yesus Kristus yang dipuja saudara-saudara kita yang Kristiani, yang namanya tercantum di dalam Alkitab Perjanjian Baru, adalah sosok dan figur yang sama dengan Isa Almasih yang namanya disebut-sebut di dalam Al Quran.

Salam sejahtera dan salam damai untuk semua.

Repositori: Syariat Nabi Isa Alihissalam


ABSTRAK
Setiap nabi dan rasul yang diutus oleh Allah swt. mengemban misi dan tugas tertentu untuk disampaikan kepada umatnya untuk membimbing mereka kepada jalan yang benar agar manusia memperoleh keselamatan, baik di dunia maupun di akhirat. Setiap nabi yang diutus oleh Allah swt. dalam menyampaikan risalahnya dibekali dengan berbagai mukjizat. Namun, karena sifat manusia yang cenderung berlebihan, ada sebagian yang beriman dan ada pula yang ingkar. 

Nabi Isa as. adalah salahsatu nabi yang diutus kepada Bani Isra’il dengan membawa ajaran syariat agama. Namun, ajarannya telah banyak disimpangsiurkan oleh pengikutnya. Bahkan mereka menempatkan Nabi Isa as. sama dengan kedudukan Tuhan. Ini merupakan sifat yang berlebihan dan penyelewengan terhadap ajaran yang dibawanya. Al-Qur’an menjelaskan kebenaran tentang risalah-risalah keTuhanan yang dibawa oleh para Nabi. Termasuk di dalamnya yang berkaitan dengan agama dan syariat yang dibawa oleh Nabi Isa as.. 

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
  1. Agama apakah yang dibawa oleh Nabi Isa as.dalam al-Qur’an? 
  2. Bagaimanakah syariat agama Nabi Isa as. dalam al-Qur’an?. 
  3. Bagaimana sikap Bani Isra’il terhadap ajaran agama dan syariat yang dibawa oleh Nabi Isa as. dalam al-Qur’an?
    Tujuannya adalah mengetahui secara mendalam tentang agama dan syariat Nabi Isa as. yang terdapat dalam Al-Qur’an sehingga diperoleh petunjuk tentang kebenaran syariatnya yang telah banyak disimpangsiurkan oleh mereka yang mengaku sebagai pengikutnya. 

    Penelitian ini bersifat kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan dan menggunakan metode penelitian tafsir tematik, dan hasil penelitian ini adalah:
    1. Agama yang dibawa oleh Nabi Isa as. adalah agama Islam; 
    2. Syariat agama Nabi Isa as. adalah melanjutkan syariat Taurat, membenarkan ajaran Taurat dan diturunkan pula kepadanya syariat Injil untuk menyempurnakannya; 
    3. Sikap Bani Isra’il terhadap ajaran agama dan syariat Nabi Isa as. terbagi dua, ada yang menerima (yaitu orang-orang Nasrani) dan ada yang menolak (yaitu orang-orang Yahudi). Sungguhpun kajian tentang agama dan syariat Nabi Isa as. telah dipaparkan sedemikian rupa, namun masih banyak celah yang menuntut adanya kajian berikutnya sebagai bentuk pengembangan dengan menggunakan metode dan pendekatan yang berbeda.
      Catatan: Demi menghormati privasi dan hak cipta penulis, paparan ini tidak meampilkan seluruh konten tesis, namun mengingat substansi dan kepentingannya bagi pembaca, maka hanya bagian akhir dari tesis ini; yakni BAB 5 saja yang ditampilkan.



      BAB 5

      PENUTUP


      1. Agama Nabi Isa as.
      Agama yang dibawa oleh Nabi Isa as. adalah agama Islam. Yakni satusatunya agama yang diwahyukan oleh Allah dan diajarkan oleh para nabi-nabiNya. Islam adalah satu-satunya agama yang diridai oleh Allah. Oleh karenanya tidaklah mungkin Nabi Isa as. membawa agama lain selain Islam karena dia adalah salah satu utusan-Nya yang diutus untuk meluruskan kembali pemahaman kaumnya terhadap ajaran agamanya yang telah diselewengkan. Ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan hal ini dapat dijumpai pada QS. Ali Imran (3): 19 dan 85. Adapun ayat yang menjelaskan bahwa Nabi Isa as. adalah salah satu nabi yang diberi syariat untuk menegakkan agama Islam terdapat dalam QS. al-Shura (43): 13.

      2. Syari’at Nabi Isa as.
      Al-Qur’an menjelaskan bahwa syariat yang dibawa oleh Nabi Isa as. adalah melanjutkan syariat nabi sebelumnya, yakni syariat Nabi Musa as.. Nabi Isa as. diutus untuk membenarkan syariat Nabi Musa as. yang telah disimpangsiurkan oleh Bani Isra’il Israil, menghalalkan apa yang diharamkan kepada mereka sebelumnya karena kesalahan mereka sendiri, menjelaskan tentang apa yang mereka perselisihkan serta diberi al-kitab (Injil) sebagai syariat khasnya.

      Sebagaimana para Nabi sebelumnya, dalam bidang aqidah Nabi Isa as. mengajak Bani Isra’il hanya untuk menyembah Allah, satu-satunya Dzat yang wajib disembah. Ia menolak tentang ajaran Trinitas‛ yang dianut oleh siapa saja terutama kaumnya.

      Dalam bidang far’iyah ‘amaliyah Nabi Isa as. juga mengajak manusia untuk sholat, menunaikan zakat, berpuasa, menjalankan hukum Taurat dengan benar, dan lain sebagainya. Kemudian dalam bidang khuluqiyah, Nabi Isa mengajak manusia untuk berbakti kepada orang tua, dan tidak bersikap sombong.

      Namun, yang perlu diketahui disini adalah bahwa syariat Nabi Isa as. adalah menekankan pada ajaran cinta kasih. Syariat Taurat mengikat manusia dengan perkara-perkara yang bersifat wajib, sedangkan ajaran cinta kasih melebihi syariat yang bersifat wajib. Ajaran itu membangkitkan nurani manusia untuk berbuat kebajikan, tanpa menunggu perintah dan tanpa berharap balasan.

      Dengan ajaran cinta kasih, Nabi Isa as. merombak setiap aturan yang bersifat lahiriah-formal. Dengan demikian, ia tidak meninggalkan ajaran Taurat, melainkan menegakkan ajaran Taurat.

      3. Sikap Bani Isra’il terhadap ajaran agama dan syariat Nabi Isa as. 
      Sebagaimana dipaparkan sebelumnya, bahwa Nabi Isa as. diutus kepada Bani Isra’il untuk meluruskan kembali ajaran Taurat Nabi Musa as.. Namun, seperti para nabi yang diutus sebelumnya, kedatangan Nabi Isa as. kepada Bani Israil juga mengalami rintangan-rintangan. Sebagian dari mereka menerima ajarannya dan sebagian mereka menolak bahkan ingin membunuhnya. Kaum Nabi Isa as. yang menerima ajaran mereka adalah kaum Nasrani. Namun, di antara mereka ada yang setia dan adapula yang tidak setia. 

      Pengikutnya yang setia ini oleh Al-Qur’an disebut Al-Hawariyyun, yang jumlah mereka hanyalah sedikit pada waktu itu. Ada yang menyebutkan jumlahnya hanya sekitar 12 orang. Mereka mengakui kenabian Isa as., menerima ajarannya, dan mengakui hanya Allah, Tuhan yang wajib disembah. Mereka menyebut diri mereka sebagai Muslim. Sedangkan pengikutnya yang tidak setia justru menjadi mayoritas keberadaannya. Mereka bersikap berlebih-lebihan dan mengatakan bahwa Tuhan itu tiga (Trinitas). Adapun kaum Nabi Isa as. yang menolak ajaran Nabi Isa as. adalah kaum Yahudi. Mereka menolak ajaran agamanya dan bahkan ingin membunuhnya. Mereka tidak mengakui kenabian Nabi Isa as. dan ajarannya walaupun telah didatangkan kepadanya mukjizat-mukjizat dari Tuhannya.

      Kesimpulan
      Allah menegaskan kepada umat Islam melalui kalamnya, Al-Qur’an, bahwa agama yang benar di dunia hanyalah Islam. Allah tidak pernah mengutus para nabinya dengan membawa agama lain selain Islam, termasuk dalam pengutusan Nabi Isa as..

      Oleh karenanya, sudah seharusnya bagi umat Islam untuk melanjutkan dakwah para Nabi untuk menyeru manusia untuk memeluk Islam dan menegakkan ajarannya.


      DAFTAR PUSTAKA

      • Al-Qur’an al-Karim 
      • AlKitab 
      • Abdullah, Zurkanain, Yahudi dalam al-Qur’an: Teks, Konteks & Diskursus 
      • Pluralisme Agama, Yogyakarta: eLSAQ Press, 2007. 
      • Amini, Ibrahim, Mengapa Nabi Diutus?, terj. M. Ilyas, Jakarta: Al-Huda, 2006. 
      • Amrullah, Haji Abdul Malik Karim, Tafsir al-Azhar, Vol. 3, Jakarta: Pustaka 
      • Panji Mas, 1983. 
      • Andalusi (al), Abu Hayyan, Tafsir al-Bahr al-Muhit, Vol. 7, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1993. 
      • Arifin, Bey, Maria, Yesus dan Muhammad, Surabaya: PT Bina Ilmu, 2009. 
      • Asymawi (al), Muhammad Said, Nalar Kritis Syari’ah, terj. Luthfi Thomafi, 
      • Yogyakarta: LKIS, 2004. 
      • Bukhari (al), Abu Abdullah Muhammad bin Isma‘il, Al-Jami‘ al-Sahih, Vol. 2, alQahirah: al-Mat}ba‘ah al-Salafiyyah, 1403 H. 
      • Bahesyti, Muhammad Husaini dan Jawad Bahonar, Philosophy of Islam, terj. 
      • Ilyas Hasan, Jakarta: Lentera, 2003. 
      • Baidan, Nashruddin, Metodologi Penafsiran al-Qur’an, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000. 
      • Darwazah, M. ‘Izzah, Al-Tafsir al-Hadith Tartib al-Suwar Hasab al-Nuzul, AlQahirah: Dar al-Gharb al-Islami, 2000. 
      • Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: WALI, 2010. 
      • Farmawi (al), ‘Abd al-Hayy, Metode Tafsir Maudhui: Sebuah Pengantar, terj. 
      • Suryan A. Jamrah, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1996). 
      • Fathoohi, Louay The Mystery of Historical Jesus: Sang Mesias menurut alQur’an, 
      • Alkitab, dan Sumber-sumber Sejarah, terj. Yuliani Liputo, 
      • Bandung: Mizan Pustaka, 2007 
      • Ghafur, Waryono Abdul, Tafsir Sosial, Yogyakarta: elSAQ Press, 2005.Ghazali, Syaikh Muhammad Tafsir Tematik dalam al-Qur’an, terj. M. Qodirun 
      • Nur dan Ahmad Musyafiq, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2004. 
      • Halim, Amanullah, Isa Putra Maria dalam Injil dan al-Qur’an, Jakarta: Lentera Hati, 2011. 
      • Halim, Muhammad Abdul, Memahami al-Qur’an: Pendekatan Gaya dan tema,Bandung: Marja’, 2002. 
      • Haroen,Nasrun, ‚Perspektif al-Qur’an tentang Islam‛, dalam Tema-tema Pokok 
      • al-Qur’an tentang Ketuhanan, ed. Abuddin Nata, Bandung: Angkasa, 2008. 
      • Ibn Kathir, Abu al-Fida’, Tafsir Ibn Kathir, vol. 9, terj. Bahrun Abu Bakar, 
      • Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2000. 
      • _________, Qasas al-Anbiya’, diterj. Dudi Rosyadi, Jakarta: al-Kautsar, 2011. 
      • _________, Al-Misbah al-Munir fi Tahdhib Tafsir Ibn Kathir, terj. Ahmad Saikhu, Jakarta: Pustaka Ibn Katsir, 2014. 
      • _________, Terjemah Ringkas Tafsir Ibn Kathi>r, terj. Salim Bahreishy dan Said Bahreishy, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1986. 
      • Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an, Hubungan Antar Umat Beragama dalam afsir al-Qur’an Tematik, Jakarta: Departemen Agama RI, 2008. 
      • _______________________________, Kenabian (Nubuwwah) dalam al-Qur’an dalam Tafsir al-Qur’an Tematik, Jakarta: Lajnah Pestashihan Mushaf alQur’an, 2012. 
      • McElwain,Thomas, Bacalah Bible: Merajut Benang Mereah Tiga Iman, terj. 
      • Muhammad Musaddiq, Jakarta: Citra, 2006. 
      • Mubarakfuri (al), Shaikh Shafiyyurrahman, Al-Misbah al-Munir fi Tahdhib Tafsir Ibn Kathir, Vol.3, terj. Ahmad Saikhu, Jakarta: Pustaka Ibn Katsir, 2014. 
      • Muchlas, Imam, Penafsiran al-Qur’an: Tematis Permasalahan, Malang: Univ. Muhammadiyah 
      • Muchlas, Imam dan Masyhud, Al-Qur’an Berbicara tentang Kristen, Surabaya: Pustaka Dai, 2001. 
      • Muhaimin, dkk, Studi Islam dalam Ragam Dimensi dan Pendekatan, Jakarta: Kencana, 2005. 
      • Muhammad, Ahl al-Kitab: Makna dan Cakupannya, Jakarta: Paramadina, 1998. 
      • Muhammad, Hasyim, Kristologi Qur’an: Telaah Kontekstual Doktrin 
      • Kekristenan dalam al-Qur’an, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005. 
      • Munawwir, Ahmad Warson, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia, Surabaya: ustaka Progressif, 1997. 
      • Muslim, Al-Imam Abi al-Husain bin al-Hajjaj al-Qusairi al-Naisaburi, Sahih Muslim, Vol. 1, al-Riyad: Dar al-‘Alim al-Kutub, 19960 93. 
      • Mustaqim, Abdul Epistemologi Tasfir Kontemporer Yogyakarta: LKIS, 2012. 
      • Qardhawy (al), Yusuf, Anatomi Masyarakat Islam, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2000. 
      • Qiraati, Muhsin, Lesson From al-Qur’an, terj. MJ. Bafaqih dan Dede Azwar, Bogor: Cahaya, 2004. 
      • Qurt}ubi (al), Tafsir al-Qurt}ubi, Vol. 6, terj. Dudi Rosyadi, dkk, Jakarta: Pustaka Azzam, 2008. 
      • Rahardjo, Dawam, Ensiklopedi al-Qur’an: Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep konsep Kunci, Jakarta Selatan: Paramadina, 2002. 
      • Rahman, Taufik, Tauhid Ilmu Kalam, Bandung: Pustaka Setia, 2013. 
      • Roham, Abujamin, Pembicaraan di Sekitar Bible dan Qur’an dalam Segi Isi dan Riwayat Penulisannya, Jakarta: Bulan Bintang, 1984. 
      • S{abuni (al), Muhammad ‘Ali, Qabas min Nur al-Qur’an: Dirasah Tahliliyah 
      • Muwassa’ah ni Ahdaf wa Maqasid al-Suwar al-Karimah, terj. Kathur Suhardi, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2000. 
      • Sader, R., Firman Yesus, terj. Syeikh Al-Hamid, Jakarta: Citra, 2006. 
      • Sayyid ‘Abbas Husayni, Muhammad Legenhausen, dan Muntazir Qa’im, Hadis-hadis ‘Ali tentang ‘Isa dalam Injil‛, AL-Huda, Vol. II, No. 7, (Maret, 2004), 66. 
      • Shafi’i (al), Husain Muh}ammad Fahmi, al-Dalil al-Mufahris li Alfaz}i al-Qur’an al-Karim, al-Qahirah: Dar al-Salam, 2012. 
      • Sharifuddin, Amir, Ushul Fiqh, Vol. 2, Jakarta: Kencana, 2011. 
      • Shihab, M. Quraish, Kaidah Tafsir: Syarat, Ketentuan, dan Aturan yang Patut Anda Ketahui dalam Memahami Ayat-ayat Al-Qur’an, Tangerang: Lentera Hati, 2013. 
      • ________________, Mukjizat al-Qur’an: Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah, dan Pemberitaan Ghaib, Bandung: Mizan, 1998. 
      • ________________, Wawasan al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat, Bandung: Mizan, 2005. 
      • Siddiqi, Mazheruddin, Konsep Qur’an tentang Sejarah, terj. Nur Rachmi, dkk, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2003. 
      • Sirry, Mun’im, Polemik Kitab Suci: Tafsir Reformasi atas Kritik al-Qur’an terhadap Agama Lain, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2012. 
      • Steenbrink, Karel, Nabi Isa dalam al-Qur’an: Sebuah Interpretasi Outsider atas al-Qur’an, terj. Sahiron Syamsuddin dan Fejriyan Yazdajird Iwanebel, Yogyakarta: Suka Press, 2015. 
      • Suma, Muhammad Amin, Ulumul Qur’an, Jakarta: Rajawali Press, 2013. 
      • Suyuti (al), Jalal al-Din Abu ‘Abd al-Rahman, Lubab al-Nuqul fi Asbab al-Nuzul, Beirut: Mu’asasah al-Kutub al-Thaqafiyah, 2002. 
      • Syafe’i, Rachmat Pengantar Ilmu Tafsir, Bandung: Pustaka Setia, 2006. 
      • Syaikh, Abdullah bin muhammad bin ‘Abdurrahman bin Ish{aq Alu, Lubab alTafsir min Ibn Kathir, terj. M. Abdul Ghaffar, t.t: Pustaka Imam Syafi’i, 2006. 
      • T{abari (al), Abu Ja’far Muhammad Ibn Jarir, Tafsir al-Tabari, Vol. 5, terj. Beni Sarbeni, Jakarta: Pustaka Azam, 2008. 
      • Thohir, Muhammad, Ayat-ayat Tauhid: Pencerahan Aqidah Tauhid Berpadu Logika Sains Iptek, Surabaya: Bina Ilmu, 2009. 
      • Usman, Suparman, Hukum Islam: Asas-asas dan Pengantar Studi Hukum Islam dalam Tata Hukum Indonesia, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001. 
      • Usthuri, Ahmad, Qawa’id Tafsir, Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2014. 
      • Wahidi (al), Asbab Nuzul al-Qur’an, Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, 2009.

      Isa Almasih Menurut Misionaris Kristen


      SEINGAT SAYA, daftar tanpa catatan "Tapi ingat, Isa Bukan Tuhan" dalam gambar di atas ini muncul pertama kali di beberapa forum debat lintas iman Kristen-Islam sekitar Bulan September 2011, pasca Idul Fitri 1432 H, dan saya sempat mengarsipkan catatan dari sumber pertama, yaitu om Ghengis Khun yang memuat daftar lebih panjang - setidaknya 5 ayat lebih banyak dari daftar di atas - dalam salahsatu arsip lama GM di sini, kemudian disalin ulang di sini.

      Perhatikan tanggal aplod arsip pada FP Dibawah Panji Panji Islam.
      Di sana tertulis (sesuai catatan timer fb yang uneditable) November 14, 2011 at 6:50 AM.

      Artinya topik ini, jika masih mau dijadikan bahan dolah-dalih juga, sebetulnya sudah lama selesai, paling tidak hampir 7 tahun lalu! Dalam terminologi anak-anak sekolah minggu GMDKK, kasus-kasus seperti ini sudah masuk dalam kategori CENDOL BASI, dan jika masih diulang-ulang juga, maka akan mereka sebut sebagai balada CENDOL BASI dari KASET RUSAK!

      Tapi saya sempat lihat format barunya -- seperti dalam gambar di atas minus catatan "inga-inga" tadi  -- muncul lagi beberapa kali di forum-forum serupa pasca heboh Mantan Gubernur DKI yang apes banget, kesrerimpet kasus penodaan simbol-simbol agama yang berbuntut munculnya protes luar biasa dahsyat sepanjang perjalanan sejarah Republik tercinta ini. Protes yang oleh sebagian kalangan dianggap sukses memaksa pak Gubernur untuk legowo berdiam, sedikitnya selama dua tahun di balik jeruji penjara negara!

      Dunia pun tercengang! Stasiun-stasiun tivi mancanegara ramai-ramai merilei berita-berita terkait kasus tsb yang membuat banyak penduduk negeri-negeri seberang kagum luar biasa menyaksikan sendiri betapa hebatnya kekuatan solidaritas umat Islam Indonesia yang selama ini mereka pikir cuma seperti tumpukan kerupuk terendam kuah baso doang! 

      Tapi sejarah juga mencatat bahwa seperti yang sejak awal sudah saya tebak-tebak manggis, pada gilirannya, beberapa nama pesohor yang kala itu terlihat sangat gigih "mewakili" kepentingan umat Islam dalam aksi protes seri 1, seri 2, dst, ternyata ujung-ujungnya ketahuan juga sebetulnya pengen cawe-cawe untuk bisa ikut menikmati "betapa renyahnya" ranah politik negeri kita ini pasca reformasi! Tapi, ah, sudahlah! Namanya juga politik, tidak ada yang abadi kecuali kepentingan sponsor diblender dengan kepentingan pribadi, bukan?

      Lalu, beberapa hari lalu saya lihat  daftar ini muncul lagi sedikitnya di dua forum debat tempat saya suka nongkrong, malah nyolek nama GM segala, sehingga corat-coret  ini pun kemudian nuzul.

      Jika tanpa catatan "Tapi ingat, Isa bukan Tuhan" yang sudah saya tambahkan di bagian bawah daftar tsb, maka sekilas lihat saja, siapa pun langsung mengerti bahwa daftar yang diterbitkan oleh orang-orang yang mawakili kepentingan kristen itu tentunya dimaksudkan sebagai propaganda untuk mempengaruhi umat Islam agar percaya bahwa Nabi Isa Alaihissalam "lebih hebat" dari nabi manapun, sehingga menjadi lebih patut untuk diikuti ketimbang nabi terakhir Allah; Muhammad Shallallahu 'Alaihiwassalam yang menjadi panutan umat Islam seluruh dunia.
      Sampai di sini sebetulnya tidak ada masalah!

      Tapi kalau pengertian "diikuti" tsb harus diaktualisasi dengan cara murtad dari Islam lalu ikut-ikutan sesat menyembah nabi Isa Alaihissalam sebagai pengganti Allah yang seumur hidup justru beliau sembah, tentu saja jadi masalah!

      Kenapa?
      Karena terlepas mau berapa banyak pun ayat-ayat Al-Quran dan Hadits yang coba digunakan sebagai dalil "pembenaran" doktrin kristen dalam upaya mempengaruhi iman umat Islam agar  beralih dari menyembah Allah Subhananhu wata'ala menjadi menyembah Yesus Kristus yang mereka gambarkan sebagai Nabi Isa Alaihissalam, dipastikan seluruh dalil tsb gugur dengan sendirinya cukup dengan merujuk pada satu firman Allah saja:
      Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam”, padahal Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu”. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun." (QS. Al-Maidah: 72)
      Sudah sangat  jelas bukan? Allah menegaskan bahwa akan menjadi kafirlah siapapun yang mengatakan, apalagi sampai mengimani, Nabi Isa Alaihissalam sebagai Allah. Kelak tidak ada tempat lain bagi orang-orang kuffar ini kecuali neraka, dan sorga menjadi haram baginya untuk selama-lamanya!

      Nah, Muslim mana yang lebih pilih diadzab di dasar neraka selama-lamanya ketimbang tetap bersama saudara-saudara muslimnya yang lain enjoy geboy menikmati betapa menyenangkannya hidup kekal sebagai penghuni sorga yang serba "wah!" itu, coba?

      Tapi supaya pihak-pihak yang berkepentingan tidak menganggap tanggapan umat Islam atas publikasi murahan mereka ini cuma ngomel-ngomel doang, maka mari sama-sama kita kupas lagi daftar tsb secara terpisah -- agar mudah dibagikan kepada yang memerlukan -- dengan menampilkan ayat-ayat dimaksud secara lengkap sbb:

      Isa Almasih Menurut Misionaris Kristen


      CATATAN:
      1. Bagi yang ingin "menanggapi" tanggapan untuk klaim CENDOL BASI Misionaris Kristen di atas, dipersilahkan untuk menggunakan kolom komentar di bagian bawah teks ini. Ada dua alternatif kolom komentar, namun supaya lebih cepat saya respons, dianjurkan untuk menggunakan kolom fesbuk agar dapat tag nama saya.

      2. Misionaris Kristen, atau umat Kristen mana saja yang ingin tahu lebih banyak tentang Yesus Kristus dalam literatur Islam, silahkan simak 303 ucapan Yesus  yang sama dengan ucapan Nabi isa Aalaihissalam yang tidak pernah kalian dengar di sini, atau dalam buku di bawah ini.




      [Gus Mendem | Dari berbagai sumber] 

      Di antara sekian mukjizat Isa Almasih


      Setiap nabi pasti membawa mukjizat. Mukjizat sendiri adalah perkara luar biasa sebagai bukti kenabian. Umumnya mukjizat seorang nabi sesuai dengan keadaan penduduk zaman nabi tersebut diutus. Demikian halnya mukjizat Nabi Isa ‘alaihissalam yang antara lain dapat menyembuhkan penyakit kusta yang dialami masyarakat ketika itu. Selain itu, masih banyak mukjizat lain yang dibawanya, sebagaimana dikisahkan dalam Al-Quran berikut:

      “Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, sesungguhnya aku membuatkan bagimu (sesuatu) dari tanah yang berbentuk seperti burung. Lalu, aku meniupnya sehingga menjadi seekor burung dengan izin Allah. Aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahir dan orang yang berpenyakit buras (belang). Aku menghidupkan orang-orang mati dengan izin Allah. Aku beri tahukan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kerasulanku) bagimu jika kamu orang-orang mukmin,” (QS. Ali Imran: 49) 

      Selain yang disebutkan ayat di atas, mukjizat Nabi Isa ‘alaihisalam juga disebutkan dalam ayat-ayat Al-Quran lainnya. Syekh Ali bin Sa‘id al-Qahthani mencatat tidak kurang dari tujuh mukjizat Nabi Isa ‘alaihis salam yang disebutkan di dalam Al-Quran, yaitu:

      1. Kelahiran tanpa Ayah
      Mengutup Abu Zahrah, Syekh Ali bin Sa‘id menyebutkan, kelahiran Nabi Isa ‘alaihis salam sendiri adalah mukjizat. Hal itu disebutkan dalam Al-Quran saat malaikat Jibril datang menemuinya dan mengabari akan memberikan anugerah seorang anak laki-laki. Maryam pun heran, bagaimana bisa seorang perempuan yang tidak tersentuh laki-laki bisa hamil. Namun, demikianlah ketetapan Allah. Ketika menghendaki sesuatu, maka apa pun dapat terjadi. Informasi tentang mukjizat tersebut terungkap dalam percakapan antara Malaikat Jibril dan Sayyidah Maryam, ibunda nabi Isa Alaihisalam;

      “Sesungguhnya aku hanyalah utusan Tuhanmu untuk memberikan anugerah seorang anak laki-laki yang suci kepadamu.” Dalam kondisi terheran, Maryam bertanya, “Bagaimana (mungkin) aku mempunyai anak laki-laki, padahal tidak pernah ada seorang (laki-laki) pun yang menyentuhku dan aku bukan seorang pezina” (QS. Maryam: 19-20).

      2. Dapat berbicara ketika mash dalam buaian
      Setelah melahirkan, Maryam keluar menemui kaumnya sambil menggendong sang bayi. Sontak hal itu mengundang keheranan mereka. Tak sedikit di antara mereka yang menuduh Sayidah Maryam telah berbuat keji. Meski demikian beliau tidak menjawab. Sebagai gantinya, beliau memberi isyarat agar orang-orang bertanya kepada bayinya.

      “Bagaimana mungkin kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?” tanya mereka. Namun Allah menunjukkan kuasa-Nya. Bayi yang masih dalam buaian itu angkat bicara seraya membantah semua tuduhan yang dialamatkan pada ibunya sekaligus menyatakan bahwa dirinya adalah hamba Allah yang kelak akan menjadi seorang nabi, 

      “Sesungguhnya aku hamba Allah. Dia (akan) memberiku Kitab (Injil) dan menjadikan aku seorang nabi,” (QS. Maryam: 30). -- Mukjizat ini kembali ditegaskan dalam ayat yang lain,

      “Engkau dapat berbicara dengan manusia pada waktu masih dalam buaian dan setelah dewasa,” (QS. al-Maidah: 110).

      3. Menghidupkan burung yang terbuat dari tanah
      Muhammad ibn Ishaq meriwayatkan, Allah menciptakan sejumlah perkara melalui tangan Isa ‘alaihis salam. Hal itu dilakukan untuk menunjukkan kuasa-Nya kepada Bani Israel dalam hal membangkitkan makhluk setelah kematian, serta menciptakan makhluk sesuai dengan kehendak-Nya dari sesuatu yang terlihat maupun yang tidak. Maka melalui tiupan Isa alaihisalam, tanah yang dibentuk menyerupai burung yang ada di tangannya berobah menjadi burung hidup atas izin Allah. Setelah hidup burung itu terbang hingga tidak terlihat lagi. Namun setelah tidak terlihat, burung tersebut mati dan kembali menjadi tanah. Hikmahnya untuk membedakan mana ciptaan Allah dan mana ciptaan makhluk. Mukjizat tsb dikisahkan dalam firman Allah:

      “(Ingatlah) ketika engkau membentuk dari tanah (sesuatu) seperti bentuk burung dengan seizin-Ku, kemudian engkau meniupnya, lalu menjadi seekor burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku,” (QS. Al-Maidah [5]: 110).

      4. Menyembuhkan penderita kusta dan orang buta atas izin Allah
      Nabi Isa ‘alaihisalam juga memiliki mukjizat menyembuhkan orang buta sejak lahir dan menyembuhkan penyakit kusta yang banyak dialami masyarakat di zamannya.

      “(Ingatlah) ketika engkau menyembuhkan orang yang buta sejak lahir dan orang yang berpenyakit kusta dengan seizin-Ku, (QS. Al-Maidah: 110).

      Semua itu dilakukan Nabi Isa ‘alaihisalam di hadapan kaumnya sebagai bukti kebenaran yang atang dari Allah, bahwa ia adalah nabi dan rasul-Nya yang diutus kepada Bani Israil.

      5. Menghidupkan orang mati dan mengeluarkannya dari kubur
      Mukjizat Nabi Isa ‘alaiahisalam berikutnya adalah menghidupkan orang mati dan mengeluarkannya dari kubur sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran:

      “(Ingatlah) ketika engkau mengeluarkan orang mati (dari kubur menjadi hidup) dengan seizin-Ku.” (QS. Al-Maidah: 110).

      Ibnu ‘Abbas meriayatkan, pada suatu ketika orang-orang Hawari berkata kepada Nabi Isa bin Maryam, “Seandainya engkau mampu membangkitkan seorang laki-laki yang pernah menyaksikan bahtera Nabi Nuh, tentu ia bisa bercerita kepada kami tentangnya.” Kemudian Nabi Isa ‘alaihis salam pun pergi bersama mereka hingga sampailah di sebuah gundukan tanah. Kemudian Nabi ‘alaihis salam mengambil segenggam tanah darinya, seraya berkata, “Apakah kalian tahu segenggam tanah ini?” Mereka menjawab, “Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui.” Beliau menerangkan, “Ini adalah Ka‘ab Ham bin Nuh. Sang Nabi lantas memukul gundukan tanah tadi dengan tongkatnya, sambil berkata, “Bangunlah atas izin Allah!” Tiba-tiba Ham bin Nuh bangkit sambil menggoyang-goyangkan tanah yang ada di kepalanya yang sudah beruban. Kemudian Nabi Isa ‘alaihis salam bertanya kepadanya, “Apakah seperti itu keadaanmu saat meninggal?” Ia menjawab, “namun aku mengira sudah tiba saatnya Hari Kiamat yang membuatku ketakutan hingga rambutku sampai beruban” Setelah dihidupkan, Ka’ab Ham bin Nuh bercerita tentang bahtera Nabi Nuh alaihisalam, mulai dari panjang, lebar, tinggi, dan penumpungnya, tak terkecuali tentang kejadian-kejadian yang dialami selama perjalanan dalam bahtera tersebut. Seledai bercerita, Isa Alaihisalam memintanya untuk kembali menjadi tanah. [Lihat: Tafsir ath-Thabari, juz XV, halaman 312].

      6. Mendatangkan Makanan dari Sorga
      Pada suatu ketika, Nabi Isa ‘alaihis salam pernah didesak oleh para pengikutnya untuk menurunkan hidangan dari langit. Demikian permohonan mereka sebagaimana yang dikisahkan dalam Al-Quran,

      “(Ingatlah) ketika para pengikut setia Isa berkata, “Wahai Isa putra Maryam, sanggupkah (bersediakah) Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?” Isa menjawab, “Bertakwalah kepada Allah jika kamu orang-orang beriman,” (QS. Al-Maidah: 112).

      Mereka mengaku ingin hidangan itu agar hati mereka tenteram serta lebih yakin akan kebenaran sang nabi. Kemudian Nabi ‘alaihissalam pun berdoa, seraya memohon sebuah hidangan yang turun langsung dari langit.

      “Ya Allah Tuhan kami, turunkanlah kepada kami hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi orang-orang yang sekarang bersama kami maupun yang datang setelah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan-Mu. Berilah kami rezeki. Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki.” (QS. Al-Maidah:114)

      Allah mengabulkan permohonan itu tapi disertai peringatan sangat keras sebagaimana firman-Nya;

      “Sesungguhnya Aku akan menurunkannya (hidangan itu) kepadamu. Siapa yang kufur di antaramu setelah (turun hidangan) itu, sesungguhnya Aku akan mengazabnya dengan azab yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorang pun di antara (manusia) seluruh alam.” (QS. Al-Maidah:115)

      7. Mengetahui perkara ghaib
      Mukjizat Nabi Isa ‘alaihisalam berikutnya adalah mengetahui makanan para pengikutnya, serta mengetahui makanan apa saja yang tersimpan di rumah-rumah mereka.

      “Aku beritahukan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu,” (QS. Ali Imran: 49).

      Dengan mukjizat ini, Nabi Isa ‘alaihis salam tahu si fulan makan makanan ini dan minum minuman ini. Ia juga tahu si fulan menyimpan makanan apa saja di rumahnya. Meski demikian, masih banyak saja yang kufur dan tidak mengimani kenabiannya. -- 

      [Sumber: Sa’id bin Ali al-Qahthani, Al-Hikmah fid-Da‘wah Ilallah, [al-Mamlakah al-‘Arabiyah: Wizaratus-Syu’un al-Islamiyah], 1423 H, jilid 2, halaman 423; lihat pula: Tafsir Muqatil bin Sulaiman, jilid I, halaman 277].

      Wallahu a’lam.

      Buat Admins Situs "Isa Dan Islam" CS

      Tulisan serupa ini pernah saya sampaikan kepada seorang misionaris Kristen kenalan saya yang amat rajin mengutil terjemah Indonesia, saya ulangi; terjemah Indonesia ayat-ayat Al-Quran, ayat-ayat Hadits, dan kajian-kajian tafsir dari keduanya yang dia maknai sesui selera sendiri dalam upayanya untuk menunjukkan kepada pembaca bahwa doktrin ketuhanan Isa Almasih, atau yang diberi nama Yunani Yesus Kristus oleh para bapa gereja mereka, sejatinya sejalan dan diakui sebagai "ajaran yang benar" oleh Al-Quran dan hadits. 

      Lucu memang!
      Karena terlepas seberapa keraspun usaha para misionaris kristen yang coba mendiskreditkan ajaran Islam dalam upaya mereka menjajakan dogma nyeleneh paganisme Kristen ke tengah-tengah komunitas Islam -- agar umat Islam murtad menjadi kafir; beralih iman dari penyembah Allah SWT semata menjadi menyembah utusan-Nya -- sejak "pada mulanya" sudah sangat jelas tertolak, sebab ajaran Islam tidak akan pernah dapat menerima dalih apapun yang mereka gunakan untuk menjustifikasi klaim ngawur Kristen bahwa nabi Isa Almasih adalah tuhan!

      Perhatikan usaha yang sama, misalnya saja oleh situs-situs web berlabel Isa dan Islam, Isa dan Al-Quran, Isa dan Al-Fatihah dan situs-situs sejenis yang demikian getol memplesetkan ayat-ayat Al-Quran dan Hadits dalam upaya mereka menjajakan "ajaran kasih" yang sebenarnya sangat patut untuk dikasihani ini.

      Berikut ini adalah pesan moral saya khusus untuk para admin situs-situs dimaksud. 

      Adik-adik admins,
      Karena nampaknya kalian masih belum sadar juga bahwa segala upaya kalian selama ini yang sibuk mengutak-atik terjemah Al-Quran sebetulnya cuma pekerjaan yang sia-sia, maka demi ilmu, ada baiknya kubocorkan sedikit rahasia pada kalian.

      Ketahuilah, bahwa setidaknya ada 20 s.d 30 cabang ilmu yang harus dikuasai oleh seseorang bila ia sungguh-sunguh ingin memahami Al-Quran apalagi bila berniat pula untuk menyampaikannya kepada orang lain secara baik dan benar. 

      Catat yang ini dulu: 
      SECARA BAIK DAN BENAR!
      BUKAN secara AMBURADUL DAN SUDAH PASTI SALAH!

      Nah, cabang-cabang ilmu itu antara lain adalah:

      1. Mawathin Al-Nuzul,
      2. Tawarikh Al-Nuzul,
      3. Asbab Al-Nuzul,
      4. Lughat,
      5. Nahwu,
      6. Shorof
      7. Ishtiqaq,
      8. Ma'ani,
      9. Bayaan,
      10. Badi' Balaghah, 
      11. Qira'at & Tajwid
      12. Aqa'id,
      13. Ushul Fiqh,
      14. Fiqh,
      15. Gharib Al-Quran,
      16. I'rabil Qur'an,
      17. Wujuh wa Al-Nazhair,
      18. Ma'rifat Al-Muhkam wa Al-Mutasyabih,
      19. Al-Nasikh wa Al-Mansukh,
      20. Bada'i Al-Quran,
      21. I'daza Al-Quran,
      22. Tanasub Al-Quran,
      23. Aqsam Al-Quran,
      24. Amtsal Al-Quran,
      25. Jidal Al-Quran,
      26. Adab Al-Tilawah Al-Quran.

      Tanpa pemahaman yang cukup tentang cabang-cabang ilmu di atas, maka menjadi mustahil bagi siapapun untuk bicara, apalagi sampai seenak jidat sendiri mengartikan ayat-ayat suci Al-Quran dan menyampaikannya kepada orang lain sambil mengira bahwa semua ocehannya itu benar!

      Artinya, jangan pernah berharap orang lain, khususnya muslim yang faham Adab Al-Tilawah Al-Quran, akan menerima, mengamini, apalagi sampai mengimani segala interpretasi ngawur kalian tentang ayat-ayat suci Al-Quran yang kalian pikir sudah kalian mengerti, sementara bisa dipastikan bahwa sesungguhnya kalian sama sekali tidak tahu apapun tentang ilmu-ilmu di atas! 

      Mau bukti?
      Cuma sebagai indikator saja, coba kalian jawab untuk diri sendiri sajalah dulu; cabang ilmu mana dari yang 26 itu yang kalian pikir sudah kalian fahami? 

      Tak satupun, bukan? 
      Nah, itulah alasan teratas, selain tentunya masih ada sederet alasan lain yang menjadi sebab kenapa semua copasan terjemah hasil comot sana comot sini yang kalian pikir "powerful" untuk bicara lantang tentang ayat-ayat Al-Quran itu langsung kena stempel ANALISIS TELEK! 

      Kenapa?
      Karena "KOSONG" dik!

      Segala kicauan yang kalian pikir benar itu, seluruh kebenarannya cuma ada dalam angan-angan kalian sendiri saja, sedangkan kebenarannya yang hakiki hanya bisa sama-sama kita buktikan bila berpijak pada platform yang haq -- yaitu ilmu -- bukan yang bathil, seperti nafsu masturbasi rohani kalian yang terus berkobar untuk mengajak sebanyak-banyaknya manusia menuju neraka!

      Kalian tahu kenapa nama-nama cabang ilmu itu dilafadzkan dalam bahasa Arab dan apa arti masing-masing sebutanya? 

      Tidak juga, bukan?
      Nah, bertanyalah pada guru atahu ustadz yang lebih paham akan ilmu-ilmu tsb!

      Walau sambil lalu, sebenarnya diam-diam aku juga memperhatikan bagaimana sibuknya kalian meributkan soal "tafsir", 'asbabun nuzul", bahkan secara sembrono berani "menjual" nama-nama muffasir kondang yang kalian kutip terjemah tulisannya seolah-olah cuma kalian saja manusia di dunia ini yang faham betul apa yang mereka tulis.

      Dengan itu pula tiap kali tulisan kalian ditertawai, maka kalian akan menuding muslim manapun yang mentertawainya sedang mentertawai para muffasir yang dimuliakan oleh umumnya umat Islam itu.

      Ketahuilah dik, semua muslim yang ikut baca bisa langsung tahu bahwa justru dengan begitu sebetulnya semakin memperlihatkan bukti bahwa kalian sama sekali tidak tahu apa-apa tentang tafsir, apalagi asbabun nuzul, termasuk tentu saja siapa, latar belakang, dan bagaimana metode tafsir masing-masing muffasir yang meriwayatkan berbagai tafsir Al-Quran yang kalian sebut-sebut namanya itu, selain FAKTA, bahwa gaya sotoy kalian itu tidak banyak berbeda dengan anjing yang lehernya terikat tapi ribut menggonggong setiap orang yang lalu lalang di depan rumah majikannya!

      Berapa kali sudah kalian diberitahu, bahwa tidak ada yang salah dengan tafsir mereka, tapi interpretasi sinting kalian yang coba mempelesetkan tafsir-tafsir mereka sesuai selera doktrin bodoh kristenlah yang salah?! 

      Tahukah kalian apa sebetulnya arti "tafsir" yang kulihat sering ditanyakan oleh para pembaca muslim tapi tak pernah kalian jawab dengan benar? 

      Atau pernahkah kalian berfikir kira-kira serumit apa sebenarnya "ilmu tafsir" yang pada waktu-waktu tertentu biasanya dipelajari dan dikaji secara amat serius di lingkungan terbatas, semisal oleh para santri dan ustadz mereka dengan kiyai sepuh di pondok-pondok pesantren? 

      Tidak juga, bukan?
      Jadi, ketika kalian pikir kalian sedang lebay bicara tentang terjemah ayat-ayat Al-Quran kepada umat islam, maka hal pertama yang harus kalian sadari sepenuhnya adalah bahwa terjemah Al-Quran BUKAN Al-Quran, dik!

      Artinya, jika kalian pikir kalian sedang berbicara tentang Al-Quran apalagi secara maknawi, maka yang sebetulnya terjadi adalah kalian sedang mengigau!
      Terjemah Al-Quran, atau disebut juga Ta'wil, tidak memerlukan ilmu dik!

      Digital robotic modules bernama "google translate" pun mampu melakukannya. Apalagi kafir harbi dengan nafsu masturbasi rohani berkobar-kobar seperti kalian?
      Tapi pernahkah terpikir oleh kalian bahwa jangankan menafsirkan Al-Quran, membaca tafsir Al-Quran pun sebenarnmya memerlukan ilmu. Sedangkan ilmu tafsir Al-Quran bukan hal sederhana yang dapat dikuasai oleh siapa saja cukup dengan copas sana copas sini, terutama oleh kalian yang sejak dulu sudah dikenal cuma sekumpulan salesmen produk kadaluwarsa berlabel "ajaran Kasih" yang sangat patut untuk dikasihani saking menyedihkannya. 

      Kita sama-sama tahu bahwa dalam Kristen tidak ada yang namanya "ilmu tafsir" seperti dan sebaik yang diajarkan dalam Islam, kecuali suka-suka saja mengartikan setiap ayat alkitab sesuai selera sendiri. Sebut saja misalnya situs rujukan utama kalian; "SARAPAN PAGI ROTI JELAI BUNDAR". 

      Walau para admins atau pengasuhnya berlindung di balik istilah-istilah keren semisal eksegesse atau hermeneutika, atau entah istilah keren apa lagi yang mereka gadang-gadang, tetap saja tulisan mereka cuma berbasis pada interpretasi individual, bahkan cenderung ngarang bebas demi pembenaran untuk banyak hal yang tidak benar dalam doktrin kristen! 

      Tidak sedikit tulisan mereka yang bersifat tidak universal sehingga tidak selalu "gathuk" dengan pemahaman individu-individu lain, bahkan di lingkungan kristen sendiri, terutama dengan interpretasi mereka yang berposisi sebagai rohaniawan gereja dari setidaknya 300 denominasi kristen yang tersebar di seluruh Indonesia, apalagi jika disodorkan pada rohaniawan gereja lebih dari 34.000 denominasi kristen yang tersebar di seluruh dunia!
      Makanya perdebatan tentang teologi kristen akan terus berulang seperti KASET RUSAK dengan topik CENDOL BASI yang itu ke itu juga -- dan tidak pernah ada habisnya -- karena untuk SATU PERTANYAAN tentang iman kristen saja misalnya, akan dijawab dengan 10 atau 20 jawaban berbeda dari 10 atau 20 jemaat kristen dari denominasi yang berbeda!

      Tidak demikian halnya dengan 10 atau 20 pertanyaan tentang iman Islam. Mau berapa banyakpun yang menjawab, pada prinsipnya mereka akan memberikan SATU jawaban yang SAMA untuk setiap pertanyaan!
      Nah, kalian lihat sendiri bukan, betapa jauh bedanya doktrin Kristen yang semrawut dan melawan akal dengan ajaran Islam yang logis dan sangat masuk akal sehingga kami selalu punya jawaban yang stereotype untuk semua upaya plesetan kalian terhadap berbagai isu terkait ajaran Islam? 

      Jadi, coba saja kalian pikirkan sendiri baik-baik deh, bagaimana mungkin ajaran tahuhid yang sejatinya berasal dari SATU orang guru bernama Isa Almasih -- setelah diobok-obok oleh manusia yang tidak jelas asal-usulnya tapi kemudian mengaku-ngaku sebagai "rasul" bernama Paulus -- di kemudian hari bisa diinterpretasikan secara suka-suka oleh pengikutnya sampai mencapai RIBUAN cara, bahkan sampai melahirkan RIBUAN sekte yang berbeda-beda dan saling membidatkan pula? 
      Memangnya ada berapa ribu cara bertuhan sih yang diajarkan oleh Isa Almasih yang kalian sebut sebagai Yesus Kristus? Kitab kalian sendiri menjelaskan cuma SATU cara, dik!

      SEMBAHLAH TUHAN ALLAH SAJA. TIDAK ADA TUHAN YANG LAIN KECUALI ALLAH!
      Jadi, analogi sederhananya begini:
      Jika seorang guru, kuulangi; SEORANG GURU, menjadi wali kelas dari 50 orang murid, lalu ketika tiba saatnya ujian akhir ternyata tak seorang muridpun yang menjawab soalan dari sang guru sesuai dengan apa yang diajarkannya, maka kalian pikir apa yang akan terjadi pada ke-50 murid itu? SUDAH PASTI SEMUANYA TIDAK LULUS! 

      Nah, begitulah kalian!
      Sadar atau tidak, sebetulnya kalian mengimani dan mempraktekkan ajaran yang menyimpang jauh dari ajaran asli Yesus akibat bercampurnya ajaran yang haq dengan yang bathil gara-gara ulah Paulus!

      Cilakanya, rata-rata kalian lebih mengimani segala yang diajarkan oleh Paulus dan seluruh kroninya ketimbang ajaran yang berasal dari langit seperti yang diajarkan oleh Yesus Kristus sendiri! 

      Akibatnya, tidak akan jauh berbeda dengan nasib ke-50 murid tadi; kelak saat mati, maka tidak satupun dari kalian yang akan diluluskan oleh Yesus untuk memasuki kerajaan langit! Percayalah!

      Tentang ini dalam kitab kalian sendiri sudah sangat jelas ditegaskan oleh Tuhannya Yesus sejak jaman purbakala dulu!

      Lihat lagi, 
      • [Ulangan 4:35 | 4:39 | 5:7 | 6:4 | 33:26] 
      • [2Samuel 7:22] 
      • [Keluaran 9:14 | 20:5] 
      • [Yesaya 43:11-13 | 46:9 | 48: 12 | 54:5 | 63:8-9] 
      • [Hosea 13:4]. 

      Lalu berbekal amburadulnya konsep, atau memahami ayat-ayat Tuhan dalam bibel yang kalian beri nama alkitab -- yang sudah diobok-obok seperti di atas -- maka dengan cara mengemis, comot sana sini beberapa terjemah tafsir Al-Quran dari para muffasir sohor, kemudian seenak jidat pula mengartikan ayat-ayat tsb sesuai selera kristen, kalian coba menjustifikasi iman ngawur Kristen pada umat Islam bahwa tafsir-tafsir Al-Quran tsb mebenarkan semua doktrin pokok kristen? 

      Duh! Kalau kata siswa Sekolah Minggu GMDKK sih; mimpi kalian terlalu tinggi, dik! 
      Ajaran Islam tidak demikian adik-adik admins!
      Islam adalah ajaran dari langit tentang KETERATURAN. Karenanya jangan heran jika segala sesuatu dalam Islam ada aturannya. Sebut saja misalnya hal yang tidak pernah kalian mengerti; kenapa sampai-sampai untuk pipispun ada aturannya?!

      Apalagi untuk bicara lantang tentang kandungan kitab suci Islam yang menjadi induk dari seluruh peraturan dan hukum-hukum positif yang berlaku dalam peradaban manusia, khususnya islam, sejak jaman Nabi Muhammad saw sampai kiamat nanti?
      Kalian pernah dengar kata "tafsir bil ma’tsur" dan hukum-hukumnya? 
      Atau "tafsir bir Ro’yi" berikut hukum-hukumnya?

      Tidak, bukan?

      Kalian mengerti kenapa ada banyak metode tafsir Al-Quran yang wajib dipelajari oleh para sarjana Al-Quran di lembaga-lembaga Pendidikan Tinggi lslam jaman modern ini sebelum mereka dinyatakan lulus uji, agar selanjutnya tidak diragukan lagi oleh para mentornya untuk bicara tentang hakikat maknawi ayat-ayat Al-Quran kepada orang lain secara baik dan benar? Sebut saja sebagai indikator misalnya metode Tahlili, Ijmali, Muqarran, atau Maudhui.

      Tidak mengerti juga, kan?

      Dengan demikian, maka ini menjadi sangat penting bagi kalian dik! 
      Tahukah kalian metode mana dari semua metode tafsir Al-Quran yang menurut para muffasir itu sendiri dianggap paling baik dan tinggi derajatnya dibandingkan dengan metode-metode lainnya! 

      Tidak tahu juga, bukan?

      Jadi, belajarlah lagi pada siapapun yang selama ini kalian anggap sebagai guru tentang Islam. Tanyakan padanya; kenapa Al-Quran disebut sebagai hudan-linnas dan hudan-lilmuttaqin?

      Sayangnya, kalian memilih menjadi kafir harbi, sehingga dengan sendirinya tidak termasuk dalam kelompok manusia seperti yang dimaksud oleh kalimat "hudan-linnas dan hudan-lilmuttaqin."

      Karena itu aku hanya bisa geleng-geleng kepala saja melihat betapa sibuknya kalian woro-woro di situs-situs web kalian mengklaim bahwa celotehan kalian yang berbasis terjemah Al-Quran dan tafsir dari para muffasir kondang dijawab ringan-ringan saja dalam banyak note yang kuberi judul; AL-QURAN MENJAWAB! 

      Kenapa?
      Catat juga yang satu ini ya?

      Karena kalian terlalu bodoh mengira bahwa setiap penjelasan tentang Al-Quran dari seorang muslim yang seumur hidupnya wajib mempelajari Al-Quran harus berdasarkan tafsir Jalalain, atau Al-Maududi, atau Ibn kathir, atau Katadah, atau Ath-Tabhari atau nama-nama muffasir besar lainnya!

      Jika Allah sudah jelas-jelas befirman dalam Al-Quran bahwa siapapun yang mengatakan, apalagi sampai meyakini -- dan celakanya, menyembah pula -- Nabi Isa Ibn Maryam sebagai Allah adalah KAFIR, maka aku tidak perlu tafsir dari siapapun untuk menyatakan tanpa keraguan sedikitpun bahwa kalian, yang mati-matian cari pembenaran dari literatur Islam bahwa Isa Almasih yang kalian sebut sebagai Yesus dan kalian sembah itu adalah Allah, jelas adalah KAFIR! (lihat QS. 5:72) 

      Jika Allah sudah berfirman dalam Al-Quran bahwa kitab-kitab terdahulu terlanjur dikotori oleh tangan-tangan jahil MANUSIA CELAKA dengan cara menuliskan ayat-ayat palsu yang mereka jadikan seolah-olah adalah firman Allah, maka aku tdak perlu tafsir dari siapapun untuk mengerti bahwa bundel buku tebal yang kalian klaim sebagai kitab-kitab terdahulu, kemudian kalian beri nama "Alkitab" itu sudah tidak asli lagi, dan para pemalsu ayat-ayat Allah di dalamnya adalah MANUSIA-MANUSIA CELAKA! (lihat QS. 2: 75 ; QS. 2: 79 ; QS. 5: 41) 

      Jika Allah sudah berfirman dalam Al-Quran bahwa Al-Quran -- disebut juga Al-Furqan -- diturunkan-NYA antara lain mebenarkan kitab-kitab terdahulu, maka aku tidak perlu tafsir dari siapapun untuk mengerti bahwa kitab-kitab terdahulu memang pernah diturunkan oleh Allah, dan Al-Quran adalah kitab yang datang kemudian untuk mengoreksi, membenarkan -- yang artinya adalah membuat jadi benar -- segala kesalahan, kepalsuan dan berbagai penyelewengan lain yang dilakukan oleh manusia-manusia celaka tadi terhadap ayat-ayat kitab terdahulu. (lihat lagi QS. 2: 75; QS. 2: 79 ; QS. 5: 41  dan  QS 2: 41 ; QS. 89, 97, 101 ; QS. 3: 3, 80 ; QS 4: 47 ; QS. 5: 48 ; QS. 10: 37 ; QS. 12: 111)

      Kenapa aku tidak memerlukan tafsir dari nama-nama muffasir kondang yang selama ini kalian jadikan "tumbal" untuk membenarkan plesetan kalian terhadap ayat-ayat Al-Quran guna membenarkan kesalahan iman kristen menurut Al-Quran?

      Karena Allah sendiri sudah menjelaskannya dengan terang benderang dalam firman-Nya terkait iman kristen kalian di dalam Al-Quran, dik! 

      Tahukah kalian ayat favoritku sejak dulu? 
      Silahkan lihat lagi QS. 10:100

      Allah pasti akan melemparku dan semua umat Islam ke neraka jika kami tidak menggunakan seluruh kemampuan akal secara paripurna untuk belajar dari semua tanda-tanda kebesaran-NYA yang ada disekeliling kita, termasuk tentu saja dari ayat-ayat suci Al-Quran dan hadits-hadits penutup para Nabi dan Rasul-NYA!

      Eloknya, Allah tidak cuma mengancam siapapun yang tidak mau menggunakan akalnya dengan baik, tapi sekaligus memberi manusia "tools" untuk mencerdaskan akalnya guna memahami kebenaran segala firman-NYA -- terutama untuk mereka yang bukan muffasir -- yaitu konsep BERPIKIR yang berpijak pada dalil Naqli dan Aqli.

      Inipun, aku yakin kalian tidak tahu apa-apa tentangnya!
      Nah, bagaimana mungkin kalian bisa demikian sinting menghayal sampai setinggi langit mengira pembaca tulisan-tulisan ngawur kalian akan percaya bahwa kalian lebih mengerti Al-Quran dan berbagai terjemah tafsirnya ketimbang umat Islam sendiri?
      Makanya sudah lumayan lama kuberitahu bahwa sekalipun sudah bertahun-tahun ini kalian mengira diri sebagai misionaris handal -- dan buatku tidak penting-penting amat sebesar apapun nafsu masturbasi rohani kalian untuk memurtadkan umat Islam  -- sebetulnya kelas kalian cuma sebatas level anak-anak asuh poro pinisepuh Sekolah Minggu GMDKK yang baru belajar teotolologi kristen dik!
      Dan pada kenyataannya, terlepas apapun dalih kalian, jangankan dengan menggunakan Al-Quran, menggunakan bibel sekalipun pun sudah terbukti para cantrik ini sangat mampu untuk mematahkan setiap bualan dalam tulisan kalian!

      Lalu apa yang bisa kalian lakukan?
      Tidak banyak kecuali blokir atau tidak meluluskan komentar mereka. 

      Lagipula, dari sananya situs-situs kalian itu terbukti sangat membatasi komentar pembaca, misalnya dengan kuota hanya boleh menulis sekian kata saja, atau menetapkan syarat-syarat yang pada prinsipnya dimaksudkan sebagai usaha preventif dari serangan balik pembaca!

      KUNO dik. 
      BASI BANGET!

      Lihatlah situs ini. Ruang komentar pembaca terbuka selebar-lebarnya bagi siapapun yang ingin mengomentari arsip artikelnya, dan lazimnya, akan ditanggapi bila memang dipandang layak untuk dilayani! 
      Nah, beranikah kalian berdolah-dalih tentang ketuhanan Isa Almasih di sini bersama kami? Mari sama-sama kita buktikan pembenaran yang kalian yakini itu dengan kebenaran hakiki yang berasal dari langit!
      Sampai di sini, karena sudah kusampaikan apa yang perlu kalian ketahui supaya selanjutnya performa kalian sedikit lebih cerdas, maka nasehatku untuk kalian adalah, PELAJARILAH ISLAM DENGAN BENAR, adik-adik admins!

      BELAJARLAH seperti layaknya manusia yang punya akal dan pikiran sehat!
      Tinggalkan segala kebodohan yang cuma pantas dimiliki oleh domba betulan yang tidak akan pernah mampu berpikir seperti manusia!

      Okeh?

      Jika masih tersisa bagian-bagian dari otak kalian yang bisa digunakan untuk berfikir tidak seperti berfikirnya domba betulan, maka kalian akan mengerti kenapa aku lebih memilih membuat blog ini daripada ikut mengomentari tulisan-tulisan di situs-situs web kalian .

      Kenapa?
      Sebab itu sama saja artinya seperti membuang mutiara ke tumpukan kotoran ternak bernama babi dik!

      So, SELAMAT BELAJAR LAGI, adik-adik admins!
      Semoga cepat pinter, lalu sadar!

      [Gus Mendem]