Sejarah Denominasi Kristen

Dalam pengertian Kristen, Denominasi adalah suatu kelompok keagamaan yang dapat diidentifikasikan di bawah satu nama, struktur, dan atau doktrin.

Cabang utama
Denominasi
Pada masa modern, agama Kristen memiliki banyak kelompok yang biasa disebut denominasi. Yang terbesar di antaranya adalah denominasi Protestan, seperti Lutheran, Anglikan, Presbyterian, dan Baptis. Sementara Gereja Katolik dan Gereja Ortodoks Timur tidak menganggap dirinya sebagai denominasi.

Denominasionalisme adalah sebuah ideologi, yang menganggap sejumlah atau semua kelompok Kristen sebagai versi-versi dari suatu kelompok yang sama, tak peduli dengan label-label yang membedakan mereka. Namun tidak semua denominasi mengajarkan hal ini, dan ada sejumlah kelompok yang menganggap semua kelompok yang berbeda dengannya sebagai murtad atau sesat: artinya, bukan versi yang sah dari agama Kristen.

Ada sejumlah denominasi atau kelompok semi-Kristen pada masa lalu yang tidak ada lagi sekarang (misalkan Gnostik (yang percaya akan dualisme esoterik), kaum Ebionit, kaum Arian, kaum Cathar. Perpecahan terbesar dalam agama Kristen pada masa kini adalah antara Gereja-gereja Ortodoks Timur, Katolik Roma, dan berbagai denominasi yang terbentuk pada masa dan sesudah Reformasi Protestan. Di kalangan Gereja Protestan juga terdapat berbagai kesatuan dan perbedaan dalam tingkat yang berbeda-beda.

Perbandingan antara kelompok-kelompok denominasional harus dihampiri dengan hati-hati. Misalnya, dalam sejumlah kelompok, jemaat adalah bagian dari satu organisasi gereja yang monolitik, sementara dalam kelompok-kelompok lainnya, masing-masing jemaat adalah sebuah organisasi yang mandiri dan otonom. Perbandingan dengan angka juga dapat menjadi masalah. Sejumlah kelompok menghitung keanggotaannya berdasarkan jumlah orang percaya yang dewasa dan anak-anak orang percaya yang dibaptiskan, sementara yang lainnya hanya menghitung orang percaya dewasa yang sudah dibaptiskan.

Secara umumnya, denominasi atau mahzab adalah pembagian aliran dalam agama Kristen Protestan yang secara garis besar dibagi menjadi gereja Lutheran, Anglikan, Reformed/Calvinis, dan Anabaptis.

Taksonomi
Rumpun-Rumpun Utama Denominasi Kristen:

Skisma historis dan skema klasifikasi
Sejak abad pertama agama Kristen tidak pernah bersifat monolitik, dan pada masa kini terdapat banyak sekali kelompok yang memiliki sejarah dan tradisi yang sama di dalam dan di luar arus utama. Agama Kristen adalah agama terbesar di dunia (dengan jumlah sekitar sepertiga dari seluruh penduduk dunia); masing-masing kelompok memiliki persamaan atapun perbedaan tradisi, teologi, pemerintahan gereja, doktrin, bahasa, dan lainnya.

Pembagian terbesar dalam banyak skema klasifikasi adalah antara Gereja-Gereja Timur dan Barat. Setelah kedua kelompok besar tersebut muncullah cabang-cabang yang beraneka ragam dari agama Kristen. Kebanyakan skema klasifikasi mendaftarkan enam (sesuai urutan besarnya: Katolik, Protestan, Ortodoks Timur, Anglikan, Ortodoks Oriental, dan Gereja Asiria Timur —yang dahulu merupakan Church of the East). Namun tidak jarang juga Anglikanisme diklasifikasikan ke dalam Protestan mengingat anggapan mereka sebagai "jalan tengah" antara Katolisisme dan Protestanisme.

Tidak seperti yang lain, Protestan adalah suatu gerakan umum tanpa otoritas yang melakukan pengaturan dan pengelolaan secara universal. Dengan demikian, beragam kelompok seperti Adventis, Anabaptis, Anglikan, Baptis, Kongregasionalis, Lutheran, Methodis, Pentakostal, Presbyterian, Gereja Reformasi, dan lainnya (tergantung pada siapa yang menyusun skemanya) merupakan bagian dari keluarga yang sama tetapi memiliki variasi doktrin yang berbeda dalam masing-masing kelompok. Dari situ muncul denominasi-denominasi, yang di Barat, memiliki kemandirian mutlak untuk menetapkan doktrin (misalnya, gereja-gereja nasional di lingkungan Komuni Anglikan atau di lingkungan Lutheranisme).

Gereja Katolik Roma dan Timur, karena struktur hirarkis mereka, dikatakan tidak terdiri dari denominasi-denominasi. Tetapi terdiri atas berbagai macam dewan atau konsili regional, kongregasi, dan lembaga gerejani, di mana sesungguhnya tidak ada perbedaan antara satu dengan lainnya dalam hal doktrin.

Masa awal
Perbedaan-perbedaan mula-mula antara tradisi-tradisi Timur dan Barat berakar pada perbedaan sosial-budaya dan bahasa di dalam dan di antara Kekaisaran Romawi dan Kekaisaran Bizantium. Karena bahasa yang digunakan di Barat (artinya Eropa Barat) lingua franca-nya adalah Latin dan di Timur (Timur Tengah, Asia, dan Afrika utara) umumnya menggunakan bahasa Aramaik dan bahasa Yunani Koine untuk meyebarkan tulisan-tulisan, sehingga perkembangan-perkembangan teologis sulit diterjemahkan dari cabang yang satu kepada yang lainnya. Dalam perjalanan Konsili Ekumenis (pertemuan-pertemuan besar dari para pemimpin Kristen), sebagian kelompok gereja memisahkan diri dari keluarga besar Kekristenan. Banyak kelompok sesat yang punah karena kekurangan pengikut dan/atau tekanan besar dari gereja (seperti misalnya Apolinarian, Montanis, dan Ebionit).

Perpecahan signifikan yang pertama terjadi dalam sejarah Kekristenan dimulai oleh "Gereja dari Timur" (Church of the East), yang memisahkan diri setelah terjadinya pertikaian Kristologis menyangkut Nestorianisme pada tahun 431. Namun pada 11 November 1994 Gereja Asiria Timur, yang adalah bagian "Gereja dari Timur", menerbitkan sebuah pernyataan Kristologis bersama dengan Gereja Katolik Roma dan Gereja Katolik Khaldea.[1] Kini, Gereja Asiria dan Katolik memandang skisma ini lebih kepada permasalahan linguistik, yang disebabkan oleh masalah-masalah dalam menerjemahkan istilah-istilah yang sangat rumit secara persis dari bahasa Latin ke dalam bahasa Aram dan sebaliknya (lihat Konsili Efesus).

Setelah Konsili Khalsedon pada 451, perpecahan besar berikutnya terjadi ketika Gereja-gereja Suriah dan Koptik memisahkan diri, dan Gereja-gereja yang keluar tersebut kini disebut sebagai Gereja Ortodoks Oriental. Pada masa modern, telah ada berbagai usaha untuk 'menyembuhkan' perpecahan yang terjadi; misalnya dengan pernyataan bersama perihal Kristologis yang dibuat oleh Paus Yohanes Paulus II dan Patriark Ignatius Zakka I Iwas, serupa dengan yang dilakukan antara wakil-wakil Gereja Ortodoks Timur dan Gereja Ortodoks Oriental.

Ada klaim yang menyatakan bahwa Kredo Khalsedonian memulihkan Nestorianisme, namun hal tersebut dibantah dengan mempertahankan perbedaan antara kedua kodrat (manusia dan Allah) dari pribadi Yesus Kristus: 2 pribadi 2 kodrat (Nestorian), 1 pribadi 1 kodrat (Monofisit), 1 pribadi 2 kodrat (Ortodoks/Katolik).

Abad pertengahan
Meskipun gereja secara keseluruhan tidak mengalami perpecahan besar selama berabad-abad sesudah itu, Gereja Timur dan Gereja Barat semakin berjauhan hingga pada suatu saat para patriark dari kedua keluarga saling mengekskomunikasi satu sama lain sekitar tahun 1054 —dalam peristiwa yang dikenal sebagai Skisma Besar. Alasan-alasan politik dan teologis dalam skisma ini sangat kompleks, namun satu hal yang dianggap sebagai kontroversi besar adalah dimasukkannya filioque oleh pihak Barat ke dalam Kredo Nicea, di mana oleh pihak Timur dipandang keliru.

Kontroversi lainnya adalah keutamaan kepausan, di mana Gereja Barat menuntut bahwa Paus (sebagai Patriark Roma) memiliki wewenang atas yurisdiksi yang lain di antara kelima patriark (empat lainnya: Alexandria, Antiokia, Konstantinopel, dan Yerusalem); sementara Gereja Timur menganggap bahwa keutamaan Roma bukanlah dalam hal kekuasaan untuk mengatur yang lain, tetapi hanya dalam hal "kehormatan". Berbagai upaya dialog antar kedua Gereja terus diusahakan, dan langkah-langkah signifikan untuk memperbaiki hubungan kedua belah pihak baru mulai tercapai sekitar tahun 1960-an pada masa Paus Paulus VI dan Patriark Athenagoras I.

Dalam Kekristenan Barat, ada segelintir gerakan yang terisolasi secara geografis, yang mendahului semangat Reformasi Protestan. Kaum Kathar adalah suatu gerakan yang sangat kuat di Prancis barat daya pada abad pertengahan, tetapi gerakan ini tidak bertahan hingga masa modern. Di Italia utara dan Prancis tenggara, Peter Waldo mendirikan gerakan Waldensian pada abad ke-12. Gerakan ini umumnya telah diserap oleh kelompok Protestan pada masa modern. Di Bohemia, suatu gerakan pada awal abad ke-15 oleh Jan Hus yang disebut kaum Hussit menolak dogma Katolik Roma dan masih ada hingga sekarang (juga dikenal sebagai kelompok Moravian).

Reformasi Protestan (abad ke-16)
Reformasi Protestan dimulai dengan dikeluarkannya 95 dalil Martin Luther di Sachsen pada 31 Oktober 1517. Mulanya ke-95 dalil tersebut ditulis sebagai rangkaian keluhannya untuk mendorong Gereja Katolik agar memperbarui dirinya, dan bukan untuk memulai sebuah sekte baru. Tulisan-tulisan Luther, ditambah dengan karya teolog Swiss Ulrich Zwingli dan teolog dan politikus Prancis Yohanes Calvin berusaha untuk mereformasi masalah-masalah dalam hal doktrin dan praktiknya. Akibat dari reaksi para pejabat gerejani saat tersebut, Gereja Katolik Roma terpisah dari mereka dan menimbulkan perpecahan dalam Kekristenan Barat —dengan lahirnya Protestanisme.

Di Inggris, Henry VIII dari Inggris menyatakan dirinya sebagai pimpinan tertinggi Gereja Inggris melalui Akta Supremasi pada 1531, di mana peristiwa ini dikenal sebagai Reformasi Inggris. Reformasi tersebut dianggap dimulai oleh Thomas Cranmer sebagai Uskup Agung Canterbury, sebagai suatu kompromi antara Calvinis dan Lutheran.

Ada kelompok kecil, seperti Old Catholic Church yang menolak infalibilitas kepausan saat Konsili Vatikan I, dan memisahkan diri dari Gereja Katolik Roma pada tahun 1870-an. Istilah 'Old Catholic' digunakan sejak tahun 1853 untuk menggambarkan anggota-anggota dari Tahta Utrecht, yang mana tidak berada di bawah otoritas Paus. Selain itu ada juga Anglo-Catholicism yang adalah bagian dari Anglikan yang mempercayai bahwa Anglikanisme adalah suatu kelanjutan dari sejarah Katolisisme dan menggabungkan banyak keyakinan dan praktik Katolik. Gereja Katolik sendiri menyebut dirinya dengan istilah "Katolik" dan "Katolisisme" (yang secara harafiah berarti universal).

Gereja-Gereja Timur
Gereja Ortodoks Timur
Dalam Kekristenan Timur saat ini yang memiliki jumlah umat terbesar adalah Gereja Ortodoks Timur. Gereja ini kadang-kadang secara keliru disebut "Ortodoks Yunani" karena sejak zaman Kristus sampai dengan Kekaisaran Bizantium, Yunani merupakan bahasa yang digunakan secara umum di kalangan mereka. Sebenarnya "Ortodoks Yunani" mengacu kepada Gereja Ortodoks Yunani, yang hanyalah suatu bagian dari keseluruhan Gereja Ortodoks Timur. Gereja-Gereja Ortodoks Timur menganggap bahwa mereka secara spiritual merupakan satu tubuh, yang mana secara administratif dikelompokkan dalam beberapa yurisdiksi otosefalus (juga sering disebut sebagai "Gereja-Gereja", meskipun masing-masing adalah bagian dari satu Gereja). Mereka tidak mengakui kepemimpinan uskup tunggal sebagai pemimpin Gereja universal, melainkan setiap uskup hanya mengatur keuskupannya masing-masing.

Gereja Ortodoks Timur mempercayai bahwa Gereja-nya adalah kelanjutan dari Gereja Kristen yang asli yang didirikan oleh Yesus Kristus, dan para Rasul. Ortodoks Timur dan Katolik Roma telah terpisah sejak abad ke-11, akibat Skisma Besar, di mana masing-masing mengaku sebagai Gereja pra-skisma yang asli. Perbedaan pemahaman mengenai keutamaan kepausan, yaitu mengenai kedudukan Uskup Roma (Patriark Roma) di antara kedua Gereja tersebut, masih menjadi salah satu pokok pembicaraan dalam usaha rekonsiliasi di antara keduanya.

Patriark Konstantinopel (Konstantinopel saat ini adalah Istanbul, Turki), juga dikenal sebagai Patriark Ekumenis, memegang gelar kehormatan di antara para uskup Ortodoks Timur (primus inter pares, atau yang pertama di antara semua yang sederajat). Yang terbesar di antara semua Gereja Ortodoks Timur, dan memiliki jumlah umat terbanyak, adalah Gereja Ortodoks Rusia. Lainnya adalah Patriarkat Konstantinopel, Aleksandria, Antiokhia dan Yerusalem, Georgia, Rumania, Serbia dan Bulgaria, serta beberapa yang lain yang lebih kecil. Banyak dari kelompok-kelompok ini diwakili oleh lembaga-lembaga gerejawi independen di Amerika yang, pada umumnya, masih berada dalam persekutuan penuh satu sama lainnya sebagai satu Gereja.

Gereja Ortodoks Oriental
Kelompok terbesar kedua dalam Kekristenan Timur adalah Gereja Ortodoks Oriental, yang mana penataannya serupa dengan Gereja Ortodoks Timur, dengan 6 kelompok otosefalus (masing-masing memiliki satu kepala atau pemimpin) nasional dan 2 badan otonom, meskipun ada perbedaan internal yang cukup besar dibandingkan dengan Ortodoks Timur (terutama dalam hal keragaman ritus yang digunakan). Di daerah yang berbahasa Aram di Timur Tengah, Gereja Ortodoks Suriah telah lama mendominasi. Meskipun wilayah Ethiopia dan Eritrea sekarang ini mempunyai sejumlah besar pengikut sejak lahirnya agama Kristen, kedua wilayah tersebut baru mendapatkan status otosefalusnya masing-masing pada tahun 1963 dan 1994.

Ortodoks Oriental dibedakan dari Ortodoks Timur terutama karena adanya perbedaan doktrin mengenai persatuan kodrat manusia dan Allah dalam diri Yesus Kristus. Dimana dalam hal tersebut Ortodoks Oriental mempunyai paham miafisit, berbeda dengan Ortodoks Timur dan Gereja Barat (Katolik Roma) yang memiliki kesamaan paham. Ortodoks Oriental memisahkan diri sebagai konsekuensi penolakan mereka atas hasil Konsili Khalsedon pada tahun 451, terutama karena perbedaan doktrin tersebut. Namun sampai saat ini telah ada upaya-upaya dari para pihak yang telah terpisahkan sekian lama untuk rekonsiliasi.

Gereja Asiria Timur
Karena relatif tidak dikenal di Barat, literatur mengenai Gereja-Gereja Timur terkadang memasukkan Gereja Asiria Timur sebagai bagian dari Persekutuan Ortodoks Oriental. Namun Gereja Asiria — setelah mengenal Kekristenan pada abad pertama — sebenarnya telah memelihara kemandirian gerejawi, teologis, dan budaya daripada semua Gereja Kristen lainnya sejak tahun 431.

Gereja Asiria Timur dikelola dengan suatu bentuk hirarkis yang tidak sepenuhnya berbeda dengan Gereja Katolik. Pemimpin Gereja ini adalah Patriark Katolikos dari Gereja Asiria Timur (Patriark Babilonia), di mana pada periode 1976-2015 adalah Patriark Mar Dinkha IV. Karena penindasan, pusat Gereja ini berada di Chicago, Illinois, bukan di tanah air mereka di Asiria (sekarang terletak di bagian utara Irak, timur laut Suriah, tenggara Turki, dan barat laut Iran); meskipun masih ada umatnya yang bertahan di sana.

Sebenarnya Gereja Asiria Timur, bersama dengan Gereja Katolik Khaldea, pada awalnya merupakan bagian "Gereja dari Timur" (Church of the East) sebelum skisma tahun 1552. Dan pada tahun 1960-an, Gereja Asiria Timur sendiri kembali mengalami perpecahan; kelompok yang memisahkan diri tersebut membentuk Ancient Church of the East. Komunitas Asiria internasional telah lama menganjurkan penyatuan kembali, terutama akibat serangan yang dilancarkan terhadap orang-orang Asiria di Irak dan Suriah sepanjang tahun 2014-2015. Sejak saat itu hubungan antara kedua Gereja tersebut membaik pada setiap tingkatan.

Gereja Katolik Timur
Gereja Katolik Timur mengacu kepada Gereja-Gereja partikular yang merupakan rekan-rekan para Gereja Timur yang disebutkan sebelumnya di atas, di mana mereka melestarikan tradisi liturgis dan teologis yang sama dengan yang lainnya. Tetapi mereka berbeda dengan Gereja asal mereka (Ortodoks Timur, Ortodoks Oriental, dan Gereja dari Timur) di mana mereka mengakui Uskup Roma sebagai kepala Gereja universal.

Meskipun para penganut Katolisisme Timur tergabung dalam persekutuan penuh dengan Katolik Roma, umumnya mereka tidak menggunakan istilah "Katolik Roma" untuk menyebut diri mereka, di mana istilah tersebut biasa dikaitkan dengan para pengikut Gereja Latin. Tetapi mereka biasa menggunakan nama dari Gereja mereka masing-masing: Katolik Ukraina, Katolik Koptik, Katolik Khaldea, dan lainnya.

Saat ini Gereja Katolik Timur terdiri dari 23 Gereja partikular dengan 5 ritus liturgi utama (Aleksandria, Antiokhia, Armenia, Suriah Timur, Bizantium), di mana yang terbanyak adalah pengguna Ritus Bizantium: 14 Gereja. Sementara jumlah umat terbanyak, berturut-turut, adalah: Gereja Katolik-Yunani Ukraina, Gereja Katolik Siro-Malabar, Gereja Maronit.

Gereja-Gereja Barat
Gereja Katolik Roma
Gereja Latin, yang adalah gereja partikular sebagai bagian dari Gereja Katolik, dan Protestan merupakan dua bagian utama Kekristenan di dunia Barat (bila Anglikanisme dimasukkan ke dalam kelompok Protestan). Gereja Katolik Roma — yang terkadang dianggap sama dengan Gereja Latin — tidak memandang dirinya sebagai suatu denominasi, tetapi lebih kepada sebagai Gereja Kudus dan Katolik (universal) yang asli; semua cabang yang lain dipandangnya telah memisahkan diri darinya. Baptis, Methodis, dan Lutheran umumnya dianggap sebagai denominasi-denominasi Protestan; meskipun ada anggapan bahwa, dari ketiganya ini, hanya denominasi Lutheran saja yang didirikan sebagai sebuah "protes" resmi terhadap Gereja Katolik Roma.

Satu pokok sentral Katolisisme (yang merupakan hal umum di antara Katolik Roma, Ortodoks, dan beberapa Gereja lainnya) adalah praktik suksesi apostolik. "Rasul" (bahasa Inggris: apostle) berarti "seseorang yang diutus ke luar". Yesus mengutus keduabelas rasul pertama, dan mereka pada gilirannya kemudian menumpangkan tangannya pada para pemimpin Gereja berikutnya untuk menahbiskan (atau mengutus) mereka ke dalam pelayanan (lihat: Sakramen Imamat). Dengan cara ini, Gereja Katolik (dan beberapa Gereja lainnya) dapat menelusuri kembali para imam tertahbis mereka kepada keduabelas rasul pertama. Sehingga mereka meyakini Paus mempunyai kewenangan otoritatif yang dapat ditelusuri balik langsung kepada Rasul Petrus, yang dipandangnya sebagai Paus pertama dan pimpinan Gereja yang asli. Dalam hierarki Gereja Katolik, segala hal mengenai iman dan praktiknya merupakan ranah eksklusif Paus — sebagai pewaris Tahta Petrus — dan semua uskup yang bertindak dalam persatuan dengannya.

Dahulu Gereja Katolik menolak setiap gagasan yang menyatakan bahwa di luar persekutuan dengan mereka dapat dianggap sebagai bagian dari iman Kristen Katolik yang benar. Namun sikap tersebut berubah sejak Konsili Vatikan II, melalui dekret ekumenisme Unitatis Redintegratio, yang menyatakan bahwa semua orang yang telah dibenarkan melalui iman dalam Pembaptisan adalah anggota tubuh Kristus dan mempunyai hak untuk disebut Kristen serta diterima sebagai saudara dari putra-putri Gereja Katolik. Melalui Dewan Kepausan untuk Memajukan Persatuan Kristen, Gereja Katolik saat ini telah menjalin kerja sama yang baik dengan Dewan Gereja-gereja se-Dunia; juga telah menjalin dialog teologis internasional dalam semangat ekumenis dengan berbagai Gereja dan Komunitas Dunia seperti: Gereja Ortodoks Timur, Gereja Ortodoks Oriental, Komuni Anglikan, Federasi Lutheran se-Dunia, Aliansi Gereja-gereja Reformasi se-Dunia, dan lain-lain.

Anglikan
Anglikanisme pada umumnya digolongkan sebagai Protestan, tetapi sejak "Traktarian" atau Gerakan Oxford pada abad ke-19, yang dipimpin oleh John Henry Newman, para penulis Anglikan menekankan pemahaman yang lebih katolik dari gerejanya dan menggambarkannya sebagai suatu tradisi yang tersendiri — suatu via media ("jalan tengah"), antara Protestan dan Katolik. Gereja Episkopal di Amerika Serikat, suatu provinsi Amerika dari Komuni Anglikan, menggambarkan dirinya sebagai suatu gereja via media modern dalam tradisi ini. Jika menggunakan sudut pandang tersebut maka dapat pula dikatakan hal yang sama tentang Lutheranisme mengingat sifat katolik dari dokumen-dokumen pembentukannya (Pengakuan Iman Augsburg dan dokumen-dokumen lainnya yang dikandung dalam Kitab Concord) dan karena keberadaannya sebelum Anglikan, Anabaptis, dan Calvinis, yang dalam satu cara atau lainnya dapat dikatakan sebagai asal mula denominasi Protestan lainnya.

Gerakan Protestan
Berbeda dengan cabang-cabang lainnya (Gereja Katolik, Gereja Ortodoks Timur dan Ortodoks Oriental, Gereja Asiria, dan Anglikan), Protestanisme adalah sebuah gerakan umum yang tidak mempunyai struktur pemerintahanan internal. Oleh karena itu kelompok-kelompok yang sangat berbeda-beda seperti misalnya Adventis, Anabaptis, Anglikan, Baptis, Kongregasionalis, Lutheran, Methodis, Presbyterian, Reformasi, Pentakostal, dan bahkan mungkin pula Restorasionis (tergantung pada skema klasifikasi yang digunakan) semuanya adalah bagian dari keluarga yang sama, dan dengan variasi doktrin yang lebih jauh di dalam masing-masing kelompoknya.

Karena Protestanisme tidak mewakili sebuah kelompok pengikut yang bersatu, melainkan sebuah tradisi iman yang telah terpecah beberapa kali, maka lebih sering dipahami di dalam kelompok denominasional yang besar. Masing-masing gerakan Protestan telah berkembang secara bebas, dan banyak yang terpecah karena masalah-masalah teologis. Misalnya, sejumlah gerakan yang muncul dari kebangunan rohani seperti Methodisme dan Pentakostalisme. Masalah-masalah doktrinal dan hati nurani juga telah memecah-belah kaum Protestan. Tradisi Anabaptis (yang terdiri atas kelompok Amish, Hutterit, dan Mennonit) menolak doktrin Katolik dan Lutheran tentang baptisan anak. Kelompok ini pun terkenal karena keyakinannya akan pasifisme. Banyak yang bersumber pada Restorasionisme menolak dianggap sebagai Protestan, bahkan sebagai suatu denominasi, karena mereka hanya menggunakan Alkitab dan tidak menggunakan Kredo; mereka merancang gereja seperti apa yang dirasakannya sebagai gereja abad pertama yang tercantum di Kitab Suci. Teologi Protestan untuk masing-masing denominasi biasanya dijaga oleh majelis gereja setempat.

Upaya untuk saling menerima di antara berbagai denominasi dan gerakan berbeda-beda, namun langkah ini berkembang terutama karena adanya gerakan ekumenis pada abad ke-20 dan lembaga-lembaga Kristen yang sangat luas seperti misalnya Dewan Gereja-gereja se-Dunia. Beberapa, termasuk sebagian dari Pentakostal, sudah menjalin dialog teologis dengan Gereja Katolik —yang diwakili oleh Dewan Kepausan untuk Memajukan Persatuan Kristen.

Di luar cabang utama
Sementara definisi yang ketat tentang apa yang menjadi ciri dari agama Kristen arus utama sulit diberikan, ada sejumlah kelompok yang berada di luar dari apa yang secara popular dipahami sebagai kelompok Kristen, namun memiliki sejumlah hubungan historis dengan komunitas Kristen yang lebih luas.

Mengingat kepelbagaian ini, tidaklah mungkin kita mendefinisikan apakah agama Kristen itu tanpa menolak semua definisi, atau menerima suatu definisi tertentu dan menganggapnya berwibawa dan dengan demikian menyisihkan yang lain-lainnya. Dalam pengertian tujuan modern definisi yang ilmiah dan obyektif, kedua pilihan itu dianggap bermasalah.

Agama Kristen, bahkan pada tahap awalnya sebagai sebuah sekte Yahudi, menolak definisi etnis. Agama ini dilahirkan dan berkembang sebagai suatu agama internasional dengan ambisi-ambisi global, dan berkembang dengan cepat dari Yudea kepada bangsa-bangsa di seluruh dunia. Doktrin, dan bukan etnisitas yang mendefinisikan dasar-dasar agama Kristen – bahkan ketika kelompok-kelompok etnis telah menjadi Kristen selama beberapa generasi. Banyaknya komunitas iman mungkin merupakan sebagian penjelasan bagi definisi agama Kristen menurut pokok-pokok yang spesifik dari doktrin yang mau tidak mau harus ada. Penyangkalan pokok-pokok doktrin itu yang memisahkan para penyesat, atau orang-orang murtad dan menempatkan mereka di luar "Gereja". Dalam dan itu mungkin ia akan diterima oleh "Gereja" lain yang memegang doktrin yang cocok dengan imannya.

Pokok-pokok doktrin yang berbeda mungkin sedikit jumlahnya dalam bentuk proposisi-proposisi kecil, atau sangat banyak dan sulit dijelaskan, tergantung pada kelompoknya. Sebagian kelompok didefinisikan relatif statis, dan yang lain-lainnya telah mengubah definisinya secara dramatis setelah beberapa lama. Sebagai contoh, sebagai Pencerahan, para guru Kristen yang menyangkal doktrin Tritunggal Mahakudus (sebuah doktrin yang dipegang luas mengenai hakikat Allah Bapa, Yesus Anak, dan Roh Kudus yang dirumuskan dari nas-nas Perjanjian Baru pada 325), akan dikeluarkan dari gereja-gereja mereka, dan kadang-kadang dibuang atau kehilangan perlindungan hukumnya. Di kemudian hari, beberapa butir dari doktrin tradisional tentang Tritunggal dianggap sebagai doktrin keliru menurut kelompok-kelompok seperti misalnya Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Akhir Zaman, Iglesia ni Cristo, dan Saksi Yehuwa (yang keseluruhan pengikutnya mencapai puluhan juta). Misalnya, Gereja Mormon mengajarkan bahwa Allah Bapa, Anak-Nya, Yesus Kristus, dan Roh Kudus tiga pribadi yang terpisah.

Gerakan-gerakan lain yang bersatu untuk membentuk apa yang kini dikenal sebagai Unitarian Universalisme, yang jemaat-jemaat anggotanya mengakui dalam tingkat yang berbeda-beda dan cara yang berlainan asal usul Kristen mereka. Kaum Unitarian dan Universalis secara historis tidak mempunyai kredo dan jemaat-jemaatnya mempunyai pemerintahan sendiri, sehingga ketika denominasi itu dikonsolidasikan pada 1961, beberapa jemaat dan pribadi Unitarian Universalis tetap mengidentifikasikan diri mereka secara luas sebagai Kristen, bahkan lebih sebagai "pengikut-pengikut Yesus."

Kelompok-kelompok Kristen dengan akar Yahudi
Sebuah kelompok yang mempertahankan identitas Yahudinya bersama-sama dengan penerimaan Yesus sebagai Mesias dan mengakui kewibawaan Perjanjian Baru adalah orang-orang Yahudi Mesianik, yang juga disebut sebagai orang-orang Kristen Ibrani. Sejak didirikannya Gereja, telah ada unsur-unsur keyahudian yang dipertahankan oleh kelompok-kelompok tertentu yang ingin mempertahankan warisan nasional mereka bersama-sama dengan berita Injil. Malah, konsili pertama diselenggarakan di Yerusalem justru untuk membahas masalah-masalah ini, dan pandangan yang menentukan ditulis oleh saudara Kristus Yakobus yang Adil, uskup pertama Yerusalem dan tokoh yang penting dalam gerakan Kristen. Kelompok yang paling terkenal dari orang-orang Yahudi Mesianik di Amerika sekarang adalah Yahudi untuk Yesus, dan karena sejarah yang sama sekali berbeda dari gerakan-gerakan dan kelompok-kelompok lain, mereka sama sekali tidak dapat dimasukkan ke dalam skema klasifikasi yang sederhana.

Tidak terkategori
Beberapa denominasi yang muncul bersamaan dengan munculnya tradisi Kristen Barat menganggap diri mereka Kristen, tetapi bukan Katolik ataupun sepenuhnya Protestan, seperti misalnya Perhimpunan Keagamaan para Sahabat, atau Quaker. Quakerisme dimulai sebagai sebuah gerakan mistis dan Injili Kristen pada abad ke-17 di Inggris. Mereka menolak para pendeta dan semua sakramen resmi Anglikan atau Katolik dalam ibadah mereka, termasuk banyak praktik yang masih bertahan dalam kelompok-kelompok yang jelas-jelas Protestan Puritan seperti misalnya baptisan air. Seperti kaum Mennonit, Quaker biasanya tidak mau terlibat di dalam perang.

Gerakan-gerakan Mesianik
Tradisi-tradisi iman lainnya mengklaim dirinya bukan sebagai turunan dari kelompok-kelompok manapun yang disebutkan di atas. Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, misalnya, sering kali dikelompokkan bersama gereja-gereja Protestan, tetapi mereka tidak menyebut dirinya sebagai Protestan. Gereja ini muncul pada masa Kebangunan Besar Kedua sejajar dengan pendirian berbagai agama pribumi Amerika lainnya, khususnya di distrik yang Terbakar di negara bagian New York sebelah barat, dan di wilayah-wilayah barat Amerika Serikat, termasuk gerakan Adventis dan Gerakan Restorasi (kadang-kadang disebut "Campbellis" atau " gereja-gereja Stone-Campbell", yang termasuk Gereja Kristen (Murid-murid Kristus) dan Gereja Kristus). Masing-masing dari kelompok ini, yang didirikan dalam selingan waktu lima puluh tahun dari yang lainnya, mula-mula mengklaim dirinya sebagai gerakan yang sama sekali baru, dan belakangan sebagai pemulihan (restorasi) dari Gereja Kristen primitif.

Pemikiran baru
Sebuah keluarga gereja-gereja (semi-)Kristen dikelompokkan bersama-sama di bawah nama gereja-gereja "Pemikiran Baru". Meskipun istilahnya tidak akurat, gereja-gereja ini sama-sama memiliki kecenderungan metafisis atau mistis dan pemahaman tentang Alkitab. Salah satu dari kelompok metafisis Kristen yang tertua adalah kaum Swedenborgian, yang didirikan berdasarkan ajaran-ajaran Emanuel Swedenborg pada 1787. Pada akhir abad ke-19 didirikan pula Spiritisme oleh Allan Kardec. Akhirnya, unsur-unsur mistis dari Yoruba, sebuah tradisi animistis Afrika digabungkan dengan ajaran Katolik Roma melalui para budak Afro-Kuba, membentuk LukumĂ­ (yang dikenal di Amerika melalui cabangnya, Santeria).

Mandean
Sebuah kelompok merupakan kelompok Gnostik terakhir yang ada. Kaum Mandean ditemukan tersembunyi di pantai Irak dan Iran modern oleh para misionaris Portugis pada abad ke-14. Para misionaris itu menyebut mereka sebagai "orang-orang Kristen pengikut Yohanes Pembaptis", tetapi sama sekali menolak Yesus Kristus dan menganggapnya sebagai seorang nabi palsu. Mereka mengikuti ajaran-ajaran esoterik yang mereka klaim berasal dari Yohanes Pembaptis sendiri. Sebuah kelompok Gnostik kecil lainnya yang menyebut dirinya sebagai cabang "Buddhis dari agama Kristen yang asli" adalah orang-orang Essene. Kelompok sinkretis ini sama sekali tidak terkait dengan sekte Yahudi kuno dengan nama yang sama.

Gerakan-gerakan yang terkait dengan kekristenan
Dua gerakan yang sama sekali tidak terkait pendiriannya memiliki suatu unsure bersama dari Mesias tambahan atau penjelmaan Kristus: Gereja Unifikasi dan Gerakan Rastafari. Kedua kelompok ini juga berada di luar taksonomi tradisional dari kelompok Kristen.

Ada pula sejumlah orang Kristen yang menolak agama yang terorganisasi sama sekali. Anarkis Kristen percaya bahwa ajaran-ajaran mula-mula Yesus telah dirusakkan oleh Yudaisme dan pemerintahan Romawi, dan bahwa otoritas duniawi seperti misalnya pemerintahan, atau bahkan gereja yang mapan, tidak dan tidak boleh memilki kuasa atas mereka. Dengan mengikuti "Aturan Emas", mereka menentang penggunaan kekerasan fisik dalam keadaan apapun, dan menganjurkan anti kekerasan. Pangeran Leo Tolstoy dari Rusia, yang menulis Kerajaan Allah ada di dalam Dirimu, Diarsipkan 2012-02-05 di Wayback Machine. adalah seorang anarkis Kristen.

Komunitas Kristen (bahasa Jerman: Die Christengemeinschaft) adalah sebuah gerakan di seluruh dunia untuk pembaharuan keagamaan. Gerakan ini didirikan pada 1922 di Swiss oleh teolog dan pendeta Lutheran Rittlemeyer, yang diilhami oleh Rudolf Steiner, seorang mistikus Austria dan pendiri Antroposofi.


[Sumber:wikipedia]

Posting Komentar