Pandangan Non-Trinitianisme Terhadap Tionitas

Nontrinitarianisme

Nontrinitarianisme (atau antitrinitarianisme) mengacu pada sistem keyakinan Kristiani yang menolak doktrin Trinitas dengan alasan tidak berdasar pada kitab suci. Pandangan-pandangan nontrinitaris sangat beragam berkenaan dengan kodrat Allah, Yesus, dan Roh Kudus. Beberapa pandangan nontrinitaris, seperti AdopsionismeMonarkianisme, dan Arianisme, telah ada sebelum definisi resmi doktrin Trinitas pada Konsili Nicea (325), Konsili Konstantinopel I (381), dan Konsili Efesus (431). Setelah kemenangan akhir ortodoksi Kekristenan di Konstantinopel pada tahun 381, Arianisme tersingkir dari Kekaisaran dan mempertahankan kedudukannya di antara suku-suku Teutonik. Namun, ketika suku Franka menganut Katolisisme pada tahun 496, paham tersebut menghilang secara bertahap. Nontrinitarianisme di kemudian hari diperbaharui dalam Gnostisisme yang dianut kaum Katar pada abad ke-11 sampai abad ke-13, pada Abad Pencerahan abad ke-18, dan dalam beberapa kolompok yang timbul selama Gerakan Kebangunan Rohani Kedua abad ke-19.

Pandangan Islam

Islam memandang Yesus sebagai salah seorang nabi, tetapi tidak ilahi, dan Allah harus benar-benar tak terbagi (suatu konsep yang disebut tauhid). Beberapa ayat dari Al-Qur'an digunakan untuk memandang bahwa doktrin Trinitas adalah penghujatan.

Katakanlah, "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa; Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu; Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan; dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia."  — Al-Qur'an, surah 112 (Al-Ikhlas), ayat 1–4

Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan, "Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih. — Al-Qur'an, surah 5 (Al-Ma’idah), ayat 73

Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman, "Hai Isa putra Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia, "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?" Isa menjawab, "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang gaib-gaib."  — Al-Qur'an, surah 5 (Al-Ma’idah), ayat 116
Terdapat beragam interpretasi atas ayat-ayat tersebut oleh para akademisi modern. Ayat 5:73 diinterpretasikan sebagai suatu kritik yang mungkin ditujukan pada literatur Siria yang menyebut Yesus sebagai "yang ketiga dari yang tiga" ("the third of the three" menurut terjemahan Inggris atas Surah 5:73) dan dengan demikian menolak pandangan bahwa Yesus adalah ilahi.
Edward Hulmes menuliskan:
Penafsiran Al-Qur'an tentang ortodoksi trinitaris sebagai keyakinan di dalam Bapa, Putra, dan Perawan Maria, kemungkinan lebih karena suatu pengenalan akan peran yang diberikan oleh umat Kristen setempat (lih. Koliridianisme) kepada Maria sebagai ibu dalam arti khusus daripada suatu kesalahpahaman akan Perjanjian Baru itu sendiri.
Terdapat juga perbedaan pendapat mengenai apakah ayat tersebut seharusnya diartikan secara harfiah.[125] Sebagai contoh, Thomas menyatakan bahwa ayat 5:116 tidak untuk dilihat sebagai uraian keyakinan sesungguhnya yang diakukan, tetapi lebih kepada memberikan contoh syirik (mengklaim keilahian atas sesuatu selain Allah) dan suatu "peringatan terhadap devosi berlebihan kepada Yesus dan penghormatan akan Maria yang melampaui batas, suatu pengingat yang terkait dengan tema sentral Al-Qur'an bahwa hanya ada satu Allah dan Dia saja yang harus disembah." Ketika dibaca dalam pengertian ini, maka dapat dipahami sebagai suatu teguran, "Terhadap pengilahian Yesus yang diberikan di bagian lain di dalam Al-Qur'an dan suatu peringatan terhadap pengilahian Maria secara virtual dalam konsili-konsili gereja abad kelima bahwa ia adalah 'pembawa-Allah'."


[Single source: Wikipedia]

Posting Komentar