Al-Quran, Seputar Tuduhan Terhadap Islam, Al-Quran, Hadits, Dan Urusan Contek Menyontek

Publised om Facebook September 5, 2014 at 4:46 PM
Ini bacaan khusus bagi mereka yang mau menggunakan akalnya secara paripurna saja.

Kenapa ditemui kemiripan, bahkan kesamaan ajaran Nabi Muhammad saw dengan ajaran nabi-nabi terdahulu? 

Umat Islam meyakini dengan sebenar-benar keyakinan bahwa Allah SWT Maha Adil. Oleh karena itu umat islam yakin sepenuhnya Allah SWT tidak akan mendzalimi hamba-Nya. Umat Islam juga yakin seyakin-yakinnya bahwa Allah SWT bukan hanya Tuhan bagi Bani Israil dan bangsa Arab saja, bukan milik keturunan Ibrahim ‘alaihissalaam saja, tetapi Allah SWT adalah Tuhan bagi seluruh umat manusia.

Pada masa kenabian Ibrahim As, sudah ada umat manusia selain umat beliau yang hidup di belahan lain bumi ini. Saat Bani Israil lahir, di belahan bumi lainnya juga sudah ada umat manusia lain, bahkan jumlahnya jauh melebihi jumlah bani Israel sendiri. Begitulah seterusnya dari generasi nabi yang satu ke generasi nabi yang lainnya.

Tentang ini Allah SWT Saw berfirman:

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ۖ فَمِنْهُم مَّنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُم مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ ۚ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ

"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah SWT (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah SWT dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)." (QS. Al-Nahl [16]:36);

ثُمَّ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا تَتْرَىٰ ۖ كُلَّ مَا جَاءَ أُمَّةً رَّسُولُهَا كَذَّبُوهُ ۚ فَأَتْبَعْنَا بَعْضَهُم بَعْضًا وَجَعَلْنَاهُمْ أَحَادِيثَ ۚ فَبُعْدًا لِّقَوْمٍ لَّا يُؤْمِنُونَ 

"Kemudian Kami utus (kepada umat-umat itu) rasul-rasul Kami berturut-turut. Tiap-tiap seorang rasul datang kepada umatnya, umat itu mendustakannya, maka Kami susulkan sebagian mereka dengan sebagian yang lain. Dan Kami jadikan mereka buah tutur (manusia), maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang tidak beriman." (QS. Al-Mukminun [23]:44) . 

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّن قَبْلِكَ مِنْهُم مَّن قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُم مَّن لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ

“Dan Sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu.” (QS. Ghafir[40]: 78)

إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ بِالْحَقِّ بَشِيرًا وَنَذِيرًا ۚ وَإِن مِّنْ أُمَّةٍ إِلَّا خَلَا فِيهَا نَذِيرٌ

"Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan." (QS. Al-Fathir [35]:24)

Di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban didalam shahihnya dari Abu Dzar al Ghifary beliau berkata, ”Aku bertanya kepada Rasulullah Saw berapakah jumlah para nabi?” beliau Saw bersabda,”124.000.” lalu aku bertanya berapa jumlah para rasul?” maka beliau bersabda,”313.” 

Dengan demikian, adalah sangat keliru jika ada yang mengklaim bahwa Tuhan hanya untuk Bani Israil saja, atau Tuhan hanya untuk keturunan Ibrahim saja. Sebab, bagaimana jadinya dengan nasib umat lain yang juga hidup pada masa itu di tempat lain, tapi bukan keturunan Bani Israil ataupun keturunan Ibrahim? Bagimana dengan keselamatan mereka? Apakah hanya bani Israil atau keturunan Ibrahim saja yang selamat, sementara umat lainnya harus masuk neraka karena tidak mengenal Allah SWT, padahal jumlah mereka sangat banyak, bahkan jauh melebihi jumlah Bani Israil dan keturunan Ibrahim sendiri?

Pertanyaan ini dijawab dengan sangat tegas oleh Allah SWT Saw dalam firman-Nya:

مَّنِ ٱهْتَدَىٰ فَإِنَّمَا يَهْتَدِى لِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَن ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا ۚ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ ۗ وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّىٰ نَبْعَثَ رَسُولًا

"Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah SWT), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul." (QS. Al-'Isra' [17]: 15).

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَىٰ وَالصَّابِئِينَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

"Sesungguhnya orang-orang mu'min, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah SWT , hari kemudian dan beramal saleh , mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (QS. Al-Baqarah[2]:62).

Penjelasan di atas rasanya sudah lebih dari cukup untuk menjawab sendiri bahwa sejak nabi pertama; Adam As, hingga nabi terakhir, Muhammad Saw, maka untuk setiap kaum atau bangsa-bangsa selain keturunan Ibrahim di seluruh muka bumi ini, sesungguhnya Allah SWT telah mengutus para nabi dan rasul-Nya sebagai pemberi peringatan dan membimbing ke jalan yang lurus! Namun Al-Qur'an juga menjelaskan bahwa para Nabi dan Rasul sebelum Muhammad Saw tsb diutus terbatas hanya pada kaumnya sendiri, misalnya Nabi Isa As. Beliau diutus hanya sebagai penyeru bagi Bani Israil saja.

Allah SWT menegaskan:

[QS 43:59] "Isa tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya nikmat (kenabian) dan Kami jadikan dia sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah SWT) untuk Bani lsrail."

[QS 61:6] "Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah SWT kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: “Ini adalah sihir yang nyata.”

Atau keterangan dalam Injil:

[Matius 15:24] Jawab Yesus: “Aku diutus HANYA kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.”

Ini dikuatkan pula oleh ucapan Yesus sendiri,

[Matius 10:5-6] Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan beliau berpesan kepada mereka: “Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.

Jadi, para utusan Allah SWT sebelum Nabi Muhammad Saw masing-masing diutus hanya untuk kaumnya saja. Konsekuensi logis dari bentuk keadilan Tuhan ini adalah, Allah SWT pasti mengirim juga utusan-Nya bagi umat selain Bani Israil atau keturunan Ibrahim yang lain seperti diisyaratkan melalui firman-firman-Nya di atas. 
Hanya setelah Nabi Muhammad Saw, tidak ada lagi utusan Allah SWT, sebab beliau adalah nabi dan rasul Allah SWT terakhir yang diutus untuk MENYEMPURNAKAN SELURUH AJARAN PARA NABI DAN RASUL TERDAHULU BAGI SELURUH UMAT MANUSIA!
Tentang ini, Allah SWT berfirman:

[QS. 34: 28] "Dan Kami tidak mengutusmu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya, sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui." 

[QS. 7: 158] "Katakanlah: “Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah SWT kepadamu semua, yaitu Allah SWT yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan yang mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah SWT dan RasulNya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah SWT dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk."

[QS. 33:40] "Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan PENUTUP NABI-NABI. Dan adalah Allah SWT Maha Mengetahui segala sesuatu." 

Rasulullah Saw bersabda:

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أُعْطِيتُ خَمْسًا لَمْ يُعْطَهُنَّ أَحَدٌ قَبْلِي نُصِرْتُ بِالرُّعْبِ مَسِيرَةَ شَهْرٍ وَجُعِلَتْ لِي الْأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُورًا فَأَيُّمَا رَجُلٍ مِنْ أُمَّتِي أَدْرَكَتْهُ الصَّلَاةُ فَلْيُصَلِّ وَأُحِلَّتْ لِي الْمَغَانِمُ وَلَمْ تَحِلَّ لِأَحَدٍ قَبْلِي وَأُعْطِيتُ الشَّفَاعَةَ وَكَانَ النَّبِيُّ يُبْعَثُ إِلَى قَوْمِهِ خَاصَّةً وَبُعِثْتُ إِلَى النَّاسِ عَامَّةً


Dari Jabir bin Abdullah, bahwa Nabi Muhammad bersabda: “Aku diberi (oleh Allah SWT) lima perkara, yang itu semua tidak diberikan kepada seorang-pun sebelumku. Aku ditolong (oleh Allah SWT) dengan kegentaran (musuh sebelum kedata-nganku) sejauh perjalanan sebulan; Bumi (tanah) dijadikan untukku sebagai masjid (tempat sholat) dan alat bersuci (untuk tayammum-pen). Maka siapa saja dari umatku yang (waktu) sholat menemuinya, hendaklah dia sholat. Ghonimah (harta rampasan perang) dihalalkan untukku, dan itu tidaklah halal untuk seorangpun sebelumku. Aku diberi syafa’at (oleh Allah SWT). Dan Nabi-Nabi dahulu (sebelum-ku) diutus khusus kepada kaumnya, sedangkan aku diutus kepada manusia semuanya. [HR. Bukhari, no: 335]

Artinya, sekali lagi, sebelum Nabi Muhammad Saw, tidak pernah ada nabi Allah SWT yang diutus untuk seluruh umat manusia kecuali sebatas untuk kaumnya masig-masing. 

Lalu, bagaimana Al-Quran berbicara mengenai keadilan Tuhan bagi umat selain Bani Israil dan keturunan Ibrahim?

Mari kita simak bagaimana Al-Quran menjelaskan hal ini.

[QS 35:24] "Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan."

[QS 10:47] "Tiap-tiap umat mempunyai rasul; maka apabila telah datang rasul mereka, diberikanlah keputusan antara mereka dengan adil dan mereka (sedikitpun) tidak dianiaya."

Kesimpulannya, kepada setiap umat di seluruh muka bumi ini sudah sangat jelas Allah SWT mengutus seorang (atau lebih) nabi sebagai pemberi peringatan. Ini sangat jelas menyiratkan bahwa para nabi Allah SWT bukan hanya untuk Bani israil maupun keturunan Nabi Ibrahim ‘alaihissalaam saja. 

Lantas, bagaimana pula penjelasannya?
Misalnya saja, bagaimana dengan umat manusia di India atau di Tiongkok? Mengingat demikian besarnya jumlah manusia yang hidup di sana, dan mereka berhak untuk mendapatkan keselamatan dari tuhan, tentunya harus ada Nabi untuk mereka juga, bukan? 

Merujuk pada firman-firman Allah SWT di atas dan meyakini bahwa Allah SWT Maha Adil serta sangat menyayangi seluruh hamba-Nya tanpa pandang bulu, maka umat Islam meyakini sepenuhnya bahwa jawabnya adalah, PASTI ADA! 

Sampai di sini, dengan bersandar pada Al-Qur'an dan Hadits Rasulullah Saw serta ajaran Islam, maka wajar saja bila kemudian orang-orang (dan di antara mereka ada kelompok-kelompok yang dibutakan oleh nafsu besar untuk "menunjukkan kesalahan" ajaran Islam) yang mempertanyakan misalnya, siapa saja nama para nabi dan rasul tsb? Kepada bangsa atau kaum mana saja mereka diutus? Atau, ini yang terdengar lumayan lucu; apa saja nama kitab-kitab suci mereka?

Saya sebut lucu karena dari pertanyaan lucu tadi, orang-orang ini (khusunya mereka yang dipenuhi oleh nafsu untuk mencari-cari kesalahan ajaran Islam tadi) tanpa ilmu dan pengetahuan yang cukup telah BERANI MALU membuat pernyatan-pernyataan lucu, di antaranya secara amat lucu menuduh Rasulullah Saw -- atas nama Allah SWT -- telah MENYONTEK ayat-ayat dari kitab-kitab suci umat lain ke dalam Al-Qur'an dan hadits-hadits beliau!

Mereka tidak menyadari bahwa muslim abangan sekalipun mengerti bahwa sejak nabi Adam As hingga Nabi Muhammad Saw, atau dalam kurun waktu yang sama panjangnya dengan usia bumi ini, 124.000 orang nabi dan 313 rasul yang diutus oleh Allah SWT ke seluruh muka bumi PASTI mengajarkan hal yang sama, atau paling tidak, pararel antara satu sama lain yang bermuara pada ajaran TAUHID, yakni menyembah Allah SWT, satu-satunya Tuhan semesta alam!

Dalam alkitab yang oleh umat kristen diklaim sebagai kompilasi kitab-kitab Taurat, Mazmur, dan Injil sekalipun kita masih dapat menemukan ajaran pokok para Nabi dan Rasul Allah SWT yang berbasis TAUHID seperti di antaranya dalam Ulangan 4:35, Ulangan 6:4, 2Samuel 7:22, Mazmur 86:8, 1Raja-Raja 8:23, Yesaya 43:11, Yesaya 44:6, Markus 12:29, Ulangan 4:39, Yohanes 17:3, dan pernyataan-pernyataan tegas lainnya yang bersumber dari Allah SWT sendiri seperti dalam Ulangan 5:7, Ulangan 4:35, Ulangan 4:39, Ulangan 5:7, Ulangan 33:26, Keluaran 9:14, Keluaran 20:1-5, Yesaya 43:11, Hosea 13:4, Yesaya 43:12-13, Yesaya 45:5, Yesaya 45:21, Yesaya 46:9, Yesaya 48:12, Yesaya 49:26, Yesaya 54:5, Yesaya 60:16, Yesaya 63:8-9.

Lantas, siapa saja Nabi-Nabi dan Rasul Allah SWT tsb? Kepada bangsa atau kaum mana mereka diutus, dan apa saja nama kitab suci mereka? 

Allah SWT tidak mewajibkan umat Muhammad Saw untuk mengetahui, termasuk mengimaninya, kecuali hanya 25 nabi dan rasul di antara mereka, dan 4 kitab wahyu (dari entah berapa banyak kitab-kitab wahyu Allah SWT lainnya) saja, yakni Taurat, Zabur, dan Injil yang kemudian ditutup oleh Al-Qur'an sebagai kitab wahyu terakhir.

Jadi, jika ada orang yang secara sembrono menuduh Nabi Muhammad saw telah menyontek ayat-ayat kitab-kitab suci lain -- apa pun nama kitab itu -- atau Nabi-Nabi terdahulu untuk dituliskan ke dalam Al-Qur'an dan hadits-hadit beliau, maka tuduhan tsb jelas keliru! 

Kenapa?
Perhatikan sekali lagi firman Allah SWT ini:

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّن قَبْلِكَ مِنْهُم مَّن قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُم مَّن لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ

“Dan Sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu.” (QS. Ghafir[40]: 78)

Ini menunjukkan bahwa ajaran Tauhid dan segala bentuk informasi yang berhubungan dengannya telah lebih dulu diajarkan oleh Allah SWT melalui nabi-nabi terdahulu, bahkan dituliskan ke dalam kitab-kitab wahyu warisan mereka. Dengan demikian, ajaran atau kitab-kitab mana pun yang ditunjuk sebagai sumber-sumber "contekan" nabi Muhammad SAW ke dalam Al-Qur'an dan hadits, sepanjang TIDAK BERTENTANGAN dengan ajaran Al-Qur'an, maka umat Islam meyakininya sebagai ajaran yang sejatinya berasal dari sumber yang sama, yaitu Allah SWT!
Adanya persamaan ayat-ayat antara Al-Qur'an dengan ketiga kitab pendahulunya, atau kitab-kitab lain misalnya, tentu saja tidak dapat diartikan sebagai bukti bahwa Al-Qur'an mencontek kitab-kitab tsb. Tetapi sebaliknya, justru MERUPAKAN BUKTI KEBENARAN ILAHIAH bahwa ayat-ayat dimaksud berasal dari sumber yang sama, yaitu Allah SWT.
Dengan demikian, tentu semakin jelas pula bahwa yang tertulis di dalam Al-Qur'an adalah firman Allah SWT yang sebenarnya, yang tidak pernah (berhasil) diubah oleh siapa pun, termasuk oleh umat Yahudi yang diam-diam telah melakukan hal tsb pada tiga kitab wahyu sebelumnya.
Dengan kata lain, Al-Qur'an adalah kitab Perjanjian Terakhir Allah SWT dengan umat manusia (yang pernah diwahyukan) kepada para nabi terdahulu, yang kemudian (sebagian di antaranya) diwahyukan kembali oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw. 
Karenanya, segala keterangan menyangkut kitab-kitab terdahulu itu pun dengan sendirinya dianggap telah termaktub dalam Al-Qur'an.
Akan tetapi perlu dicatat, bahwa yang dimaksud dengan Taurat, Zabur dan Injil di sini tentu saja bukan Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama dalam Alkitab milik umat Kristen seperti sekarang ini. Alkitab yang ada dewasa ini sudah tidak asli lagi karena sudah dikotori oleh tangan-tangan jahil manusia yang menuliskan buah pikirannya sendiri tetapi mengaku bahwa apa yang ditulisnya itu berasal dari Allah SWT.
Itulah sebabnya tentang kitab Taurat, Zabur dan Injil ini, Rasulullah berpesan agar umatnya jangan percaya, atau menolak keseluruhan isinya. Wasiat beliau ini mengisyaratkan bahwa kitab-kitab tsb masih mengandung kebenaran ilahiah, walau pun hanya sedikit.

Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT:

يَا أَهْلَ الْكِتَابِ قَدْ جَاءَكُمْ رَسُولُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ كَثِيرًا مِّمَّا كُنتُمْ تُخْفُونَ مِنَ الْكِتَابِ وَيَعْفُو عَن كَثِيرٍ ۚ قَدْ جَاءَكُم مِّنَ اللَّهِ نُورٌ وَكِتَابٌ مُّبِينٌ

"Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan." (QS. Al-Maidah[5]:15)

Sampai di sini, bagi anda yang mengira Al-Qur'an dan Hadits banyak mencontek ayat-ayat dari kitab-kitab suci lain, silahkan kumpulkan semua bukti-bukti yang anda punya, dan mari kita bahas tuduhan anda tsb satu demi satu!

Salam bagi umat yamg mengikuti petunjuk!



[Gus Mendem] 




Posting Komentar